Berita Denpasar

Sembahyang Pagerwesi di Pura Jagatnatha, Didominasi Warga Buleleng yang Tinggal di Denpasar

Pura Jagatnatha Denpasar pun menjadi salah satu tempat pelaksanaan persembahyangan di Denpasar, Bali

Tribun Bali/Putu Supartika
Pelaksanaan persembahyangan Pagerwesi di Pura Jagatnatha Denpasar - Sembahyang Pagerwesi di Pura Jagatnatha, Didominasi Warga Buleleng yang Tinggal di Denpasar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Rabu 30 Maret 2022, umat Hindu Bali merayakan Hari Raya Pagerwesi.

Pura Jagatnatha Denpasar pun menjadi salah satu tempat pelaksanaan persembahyangan di Denpasar, Bali.

Umat Hindu silih berganti untuk melakukan persembahyangan di pura ini.

Salah seorang pemedek, Nyoman Yoga mengatakan, dirinya bersembahyang ke Pura Jagatnatha usai bersembahyang di rumah.

Baca juga: Tak Ada Pembatasan Persembahyangan Saraswati di Pura Jagatnatha Denpasar, Pemedek Wajib Prokes

“Ini adalah agenda rutin setiap Pagerwesi. Setelah sembahyang di rumah kami bersembahyang ke pura salah satunya Pura Jagatnatha ini bersama keluarga,” katanya.

Sementara itu, Pemangku Janbanggul Pura Jagatnatha, Ida Bagus Saskara mengatakan, pengayah mempersiapkan pelaksanaan persembahyangan mulai pukul 07.00 Wita.

“Karena jam 7 pagi sudah ada pemedek yang datang nanti sampai jam 1 siang. Setelah itu agak berkurang dan malamnya jam 7 mulai ramai lagi,” katanya.

Ia mengatakan, pemedek yang datang saat pagi hingga siang hari adalah rombongan keluarga.

Sementara saat malam hari didominasi oleh muda-mudi.

Untuk persembahyangan ini biasanya dilaksanakan hingga pukul 22.00 Wita.

Dirinya mengatakan, kebanyakan umat yang bersembahyang di Jagatnatha saat Pagerwesi adalah masyarakat Buleleng yang tinggal di Denpasar.

“Meskipun demikian, namun semua masyarakat Hindu Dresta Bali merayakan Pagerwesi ini,” katanya.

Dirinya menambahkan, untuk pengayah dan pemangku di Pura Jagatnatha ini sudah menjalani vaksinasi hingga dosis ketiga.

Baca juga: Dapat BKK Pemprov, Pembangunan Krematorium dan Rehab Pura Jagatnatha di Jembrana Dianggarkan Rp 18 M

Selain itu juga wajib menerapkan protokol kesehatan.

Sementara untuk proses persembahyangannya dilakukan dengan sistem sembahyang mandiri.

“Kami tidak berlakukan shift karena akan menimbulkan antrean di luar pura dan membuat kerumunan. Namun mengalir seperti air, sehingga tidak ada pembatasan. Karena begitu masuk pura langsung sembahyang langsung pulang tanpa menunggu giliran,” katanya.(*).

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved