Berita Denpasar
Tumpek Landep Pembawa Berkah bagi Jasa Cuci Motor, Sehari Widana Dapat Cuci hingga 50 Motor
Tumpek Landep Pembawa Berkah Jasa Cuci Motor, Sehari Widana Dapat Cuci hingga 50 Motor
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Widyartha Suryawan
Disebutkan dalam Kakawin Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa, Arjuna merupakan salah satu sosok yang paling pandai dalam hal menggunakan senjata panah.
Hal ini dimulai ketika Bhagawan Drona mengajak Panca Pandawa dan Kurawa latihan memanah.
Di sebuah pohon bertenggerlah seekor burung lalu mereka diminta untuk memanah burung tersebut oleh Drona. Giliran pertama adalah Bima.
Sebelum memanah Drona bertanya kepada Bima: apa yang ananda lihat, Bima mengatakan bahwa dirinya melihat langit, pohon, dan burung.
"Jangan memanah taruh panahnya," kata Drona kepada Bima.
Termasuk Satus Korawa juga tidak diberikan memanah. Bahkan Drona tidak mengijinkannya untuk melepaskan anak panah.
Yudistira sekalipun ketika ditanya apa yang dilihat, ia menjawab uang dilihat adalah Guru Drona dan sudah pasti tidak diizinkan melepaskan anak panahnya.
Hingga tiba pada gilirannya Arjuna ditanya apa yang dilihat, dan ia bilang biji mata burung. Maka diizinkanlah Arjuna untuk melepas anak panah dan kenalah burung itu.
Dari uraian tersebut, menurut Guna pentinglah mengasah ketajaman intelektual yang bersumber dari pikiran agar perhitungan tepat.
Andaikan saja Arjuna tidak memiliki perhitungan tajam dan tepat, pasti ia tidak akan bisa menembak burung tersebut dengan anak panahnya.
Karena hal itulah, Arjuna sering digunakan sebagai figur landeping idep atau pikirannya yang tajam. Lalu pertanyaannya, bagaimana cara mempertajam pikiran?
Guna menambahkan, belajar pada Arjuna saat bertapa di Gunung Indrakila untuk mendapatkan anugerah panah pasupati sastra.
Karena dari keteguhan tapanya Arjuna juga disebut sebagai 'wiku wita raga' oleh Dewi Supraba.
Ketika Arjuna bertapa di Gunung Indrakila, Bhatara Indara mengutus tujuh bidadari untuk menggoda tapanya.
Bidadari tersebut dipimpin oleh Dewi Tila Utama dan Dewi Supraba. Tilotama dan Supraba ini bukan bidadari biasa.