Berita Bali

Ubud Kebagian 15 Persen Wisman, Sebagian Besar ke Nusa Dua dan Canggu, Hotel Mulai Terisi

Kunjungan wisatawan luar negeri yang datang ke Bali berangsur membaik. Hotel dan restoran di Ubud, Gianyar, kecipratan

TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
KIAN RAMAI - Penumpang saat antre di Pelabuhan Sanur, Minggu 17 April 2022. Mereka hendak menyeberang menuju Nusa Penida. Di sisi lain, wisatawan mancanegara juga mulai ramai datang Bali seiring syarat kedatangan yang dipermudah. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kunjungan wisatawan luar negeri yang datang ke Bali berangsur membaik.

Hotel dan restoran di Ubud, Gianyar, kecipratan.

Rata-rata dari seribuan wisatawan yang datang ke Bali, hanya sekitar 15 persen yang ke Ubud.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gianyar, Adit Pande, mengaku senang dengan langkah pemerintah yang telah mempermudah wisman saat di Bali.

Baca juga: Hotel dan Restoran di Ubud Mulai Menggeliat, PHRI Gianyar Sebut Tingkat Okupansi 40 Persen

Wisatawan yang membawa hasil PCR negatif Covid-19 dari negaranya, tidak lagi wajib PCR di Bali.

Kata dia, kondisi ini juga didukung oleh negara-negara asal wisatawan yang tidak lagi memperlakukan persyaratan berlebihan untuk warganya yang berlibur keluar negeri.

Selain itu, sejak mulai banyaknya maskapai yang kembali membuka rute penerbangan ke Bali, menyebabkan jumlah kunjungan terus mengalami peningkatan.

"Kunjungan wisatawan sudah banyak ke Bali, dan sejak dua pekan ini kunjungan per harinya rata-rata 1.000 orang, dan sejak tiga hari terakhir ini sudah naik ke angka 2.000 lebih. Ini berkat kemudahan wisatawan saat masuk Bali," ujarnya, Minggu 17 April 2022.

"Ditambah lagi di negara mereka juga tidak seketat dulu dan hal terpenting, banyak maskapai yang kembali melayani penerbangan ke Bali. Seperti Qatar Airways, nanti di bulan Mei ada Emirate Airlines, Turkis, hingga Thai Airways," sambung Adit.

Dari seribuan wisman yang masuk Bali setiap harinya, Adit mengatakan sebagian besar masih memilih tinggal di Badung, seperti Nusa Dua dan Canggu.

Sementara Ubud hanya kebagian sekitar 10-15 persen.

Meskipun demikian, stakeholder pariwisata Ubud tetap bersyukur.

Sebab saat ini suasana Ubud sudah mulai terlihat ke arah positif.

"Dulu Jalan Monkey Forest sangat sepi, restoran banyak yang tutup, dan yang buka pun, pukul 18.00 Wita sudah sepi. Tapi sekarang, sudah terlihat ada tamu jalan-jalan saat malam hari," ungkapnya.

Sementara untuk tingkat okupansi hotel di Ubud atau Kabupaten Gianyar secara umum, kata dia, rata-rata sekitar 30-40 persen.

Keterisian ini, tak terlepas dari liburan Paskah yang banyak dilakukan oleh wisatawan Australia.

"Yang signifikan datang mungkin karena liburan Paskah, tamu Australia yang banyak datang. Rata-rata okupansi saat ini 30-40 persen. Tapi itu rata-ratanya, kemungkinan ada yang di atas 40 persen juga, tapi tak banyak," ujarnya.

Berdasarkan tren okupansi sebelum pandemi, kata Adit, April merupakan bulan awal peningkatan okupansi, dan lonjakan kedatangan terus terjadi setiap bulan, hingga high season di bulan Juli dan Agustus.

"Kalau tren yang kami punya dari zaman dulu, sebelum pandemi, April ini adalah start dari peningkatan okupansi. Sebab liburan Paskah. Lalu Mei, Juni itu biasanya kurvanya selalu meningkat dan high season-nya di bulan Juli-Agustus," ujarnya.

Meskipun kondisi saat ini telah mengarah ke positif, namun Adit mengungkapkan masih terdapat akomodasi wisata anggota PHRI Gianyar yang belum beroperasi. Ia memprediksi mereka masih menunggu kurva kunjungan Mei nanti.

Baca juga: PHRI Badung Sebut Kunjungan Wisatawan Domestik di Bulan Ramadhan Turun 50 Persen

"Tentu semua merespons kondisi sekarang ini dengan positif. Banyak restoran dan hotel yang sudah kembali buka. Tapi masih ada yang tidak, kemungkinan masih melihat situasi hingga Mei ini," ujarnya.

Adit berharap, regulasi kedatangan wisatawan ke Bali tetap seperti ini.

Kata dia, yang terpenting, tetap terjaganya konektivitas penerbangan yang baik.

Sebab konektivitas penerbangan adalah hal yang paling penting.

Ia mengibaratkan penerbangan sebagai keran air. Meski airnya banyak, namun kerannya dibuka kecil, maka air yang keluar akan sedikit.

"Astungkara semua akan meningkat. Semoga di Juli nanti kita bisa kembali seperti sebelum pandemi. Biasanya sebelum pandemi rata-rata okupansi pada April 60 persen," ucapnya.

Penyeberangan Naik

Libur panjang Paskah membuat penyeberangan di Pelabuhan Sanur Denpasar menuju Nusa Penida maupun Lembongan meningkat.

Peningkatan ini terjadi mencapai 20 persen dibandingkan hari biasa sejak pandemi Covid-19.

Kawilker Sanur Kantor Pusat KSOP Kelas II Benoa, Ketut Suratnata mengatakan, saat liburan ini, per harinya rata-rata jumlah penumpang sebanyak 1.000 orang.

Baca juga: Tingkatkan Okupansi Hotel, PHRI Badung Sebut Banyak Promo Hotel Hingga Kisaran 50 Persen

“Kalau hari biasa sejak pandemi rata-rata 800 orang, jadinya ada peningkatan sebanyak 20 persen,” kata Suratnata.

Suratnata mengatakan, kenaikan penumpang ini sudah terjadi sejak tiga hari jelang liburan panjang.

Adapun penyeberangan ini didominasi oleh wisatawan domestik.

Selain itu, beberapa penumpang juga merupakan umat Hindu yang bersembahyang ke Nusa Penida. (weg/sup)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved