Berita Bali
Penjor dan Silsilah Menegakkan Dharma
Salah satu ciri khas Galungan di Bali adalah dengan pendirian penjor, berikut ini makna penjor dan silsilah menegakkan dharma
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Dengan simbol itu, diharapkan umat Hindu membangkitkan semangat Dharma untuk mampu mengalahkan sifat-sifat Adharma.
Sehingga disimbolkan dengan menancapkan penjor ke tanah, sebagai kebangkitan Dharma melawan Adharma, dan mampu memperoleh kemenangan Dharma.
Selain itu, penjor dihias dengan janur, plawa (campuran dari daun cemara, daun endong, pakis aji, dan lain sebagainya).
Selain itu, sebagai wujud syukur dan terima kasih atas kemurahan limpahan kesejahteraan dan kesuburan, dipersembahkan juga berupa hasil bumi.
Berupa pala gantung dan pala bungkah seperti buah jagung, mentimun, kelapa, pisang, jaje begina, jaje uli, umbi-umbian seperti umbi ketela, keladi, dan lainnya.
"Penjor Galungan dikatakan sakral, karena berfilosofi sebagai lambang keagungan dan kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa beserta prabhawaNya. Sehingga umat Hindu di Bali mengekspresikan rasa syukur dan rasa terima kasih serta mengagungkan kebesaran Tuhan, pada saat Hari Suci Galungan dengan salah satunya membuat penjor," ucap Pemangku Pura Campuhan Windhu Segara.
Pemasangan penjor Galungan dimulai pada hari penampahan Galungan, sebagai simbol mulai para umat Hindu membangkitkan pikiran, tingkah laku, dan kata-kata menuju kebenaran (Dharma).
Sehingga memulai membangkitkan dan memegang teguh prinsip Dharma untuk melawan Adharma.
Selain itu, penjor dipasang di depan rumah tempat keluar (lebuh) sebelah kanan sebagai simbol pemegang dan pelaksana kebenaran (Dharma).
Posisi ini tergantung pada lokasi rumah, yaitu jika rumah menghadap ke timur berarti pemasangan penjor di sebelah selatan menghadap ke jalan, begitu seterusnya yang penting di sebelah janan pintu keluar rumah.
Baca juga: Makna Pemasangan Penjor di Lebuh Serta Makna Kelengkapan Penjor
Pencabutan penjor Hari Suci Galungan yaitu 35 hari dari saat Anggara Dungulan (hari penampahan Galungan) sampai pada hari Pegatwakan atau Hari Suci Buda Kliwon Pahang.
"Yang tidak kalah pentingnya, diketahui bahwa penjor Galungan juga dikatakan perwujudan Naga Basuki dan Naga Anata Boga sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan," sebutnya.
Untuk itulah, penjor di depan di pasang sanggah cucuk melengkung sebagai simbol Ardha Candra dan juga dilambangkan kepala naga.
(*)