Berita Denpasar
Jumlah Angkot di Denpasar Terus Menyusut Sejak Tahun 2017, Dari 599 Kini Hanya Tersisa 26 Unit
Jumlah Angkot di Denpasar Terus Menyusut Sejak Tahun 2017, Dari 599 Kini Hanya Tersisa 26 Unit
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jumlah Angkot di Denpasar Terus Menyusut Sejak Tahun 2017, Dari 599 Kini Hanya Tersisa 26 Unit.
Keberadaan angkutan kota (angkot) di Kota Denpasar terus mengalami penyusutan sejak lima tahun terakhir.
Bahkan, pada tahun 2022 jumlah angkot yang masih beroperasi di Kota Denpasar hanya 26 unit.
Padahal tahun 2017 lalu, terdata ada sebanyak 599 unit angkot di Kota Denpasar.
Namun perlahan jumlahnya semakin menyusut hingga hanya tersisa puluhan.
Tahun 2018, penyusutan angkot terjadi sebanyak 314 unit menjadi 285 unit.
Jumlah ini bertahan selama tiga tahun hingga 2020.
Namun tahun 2021 kembali terjadi penyusutan tajam sebanyak 248 unit sehingga yang tersisa hanya 37 unit.
Dan pada tahun 2022 ini kembali terjadi penyusutan sebanyak 11 unit sehingga menjadi 26 unit.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar I Ketut Sriawan mengatakan penurunan jumlah angkot ini dikarenakan adanya pembatasan usia kendaraan.
“Penyusutan ini dikarenakan adanya pembatasan usia kendaraan yang boleh beroperasi. Ini sesuai dengan Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan pada pasal 19,” kata Sriawan, Selasa, 26 April 2022.
Dimana, batas usia kendaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek yang beroperasi di jalan paling lama 25 tahun.
Sementara itu, sebagian besar kendaraan angkot yang beroperasi di Denpasar diproduksi tahun 1995.
Terkait dengan berkurangnya angkot di Kota Denpasar, pihaknya mengaku sudah menyiapkan angkutan umum yakni dengan adanya Trans Metro Dewata.
“Ada amanat bahwa pemerintah wajib siapkan angkutan umum, oleh karena itu sudah disiapkan angkutan umum dengan melakukan MoU antara Pemkot Denpasar, Pemprov Bali dan pemerintah pusat dengan adanya Trans Metro Dewata,” katanya.
Pihaknya menambahkan saat ini sudah dibangun pula transportasi berkelanjutan dan terintegrasi di Kota Denpasar.
Trans Metro Dewata menurutnya menghubungkan penumpang dari moda transportasi udara, darat hingga laut.
“Ada jalurnya dari Bandara Ngurah Rai menuju Denpasar, bahkan sampai ke pelabuhan pengumpan lokal Sanur. Jadi terintegrasi antara udara, darat dan laut,” katanya.
Selain itu, dengan adanya kendaraan umum ini bisa mengurangi polusi udara dan diharapkan pula bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi pada jalur-jalur yang dilewati Trans Metro Dewata.
(*)