Berita Denpasar
Gelar Apel Gelar Kesiapsiagaan Bencana, FPRB Siap Dukung GPDRR 2022
Sebanyak 20 lembaga atau organisasi dari anggota Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Provinsi Bali menerjunkan personilnya mengikuti apel
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi Bali menyelenggarakan Apel Gelar Kesiapsiagaan Bencana dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana, Selasa, 26 April 2022.
Terpantau dari wartawan Tribun Bali, apel sudah disiapkan dan peserta sudah ramai berdatangan sejak pukul 06.00 wita di lapangan Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Bali.
Sebanyak 20 lembaga atau organisasi dari anggota Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Provinsi Bali menerjunkan personilnya untuk mengikuti apel.
Selain memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana, apel ini juga merupakan bentuk dukungan seluruh pegiat bencana di Provinsi Bali terhadap pelaksanaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) Tahun 2022 di Provinsi Bali.
Hal ini dibuktikan dengan pembacaan deklarasi dukungan oleh Ketua Forum Relawan Penanggulangan Bencana, I Putu Suta Wijaya.
Baca juga: Rangkaian GPDRR 2022, BNPB Gelar Simulasi Gempa-tsunami SMPN 3 Kuta Selatan
Baca juga: Ribuan Delegasi Bertandang ke Bali, Pengamanan GPDRR 2022 Dibagi Tiga Zona
"Deklarasi dukungan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) Tahun 2022. Segenap pegiat bencana di Provinsi Bali dengan ini menyatakan :
1. Mendukung dilaksanakannya GPDRR di Bali
2. Mendukung hasil-hasil GPDRR yang dapat diterapkan dengan mudah di tingkat masyarakat
3. Mendukung pelaksanaan GPDRR yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal yang ada di Bali
4. Mendukung pelaksanaan GPDRR yang memberi peluang bagi segenap pelaku UMKM di Bali," ucap I Putu Suta Wijaya dengan lantang saat pelaksanaan apel.
Dalam kesempatan ini Gubernur Provinsi Bali, I Wayan Koster sangat mengapresiasi pelaksanaan Apel Gelar Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2022.
Ia juga mengapresiasi terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi Bali yang sudah dapat merangkul semua unsur pentahelix dan aliansi.
"Saya apresiasi FPRB Provinsi Bali yang sudah merangkul pemerintah, akademisi, media massa, dan masyarakat.
Hal ini artinya penanggulangan bencana disadari sudah menjadi urusan bersama dan bukan hanya urusan pemerintah.
Tentu ini akan sangat membantu mendorong, mengkritisi, mengkoordinasi, dan mensinergikan upaya mengurangi risiko bencana di Provinsi Bali," ujar Gubernur Bali yang juga mengambil peran sebagai inspektur apel.
Gubernur yang juga menambahkan momen pergelaran GPDRR di bulan Mei mendatang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Tujuannya agar Bali kembali mendapatkan kepercayaan internasional dan memberi dukungan dunia pariwisata dan kebangkitan perekonomian Bali.
"Sepatutnya GPDRR ini dijadikan momentum untuk menunjukan praktik terbaik upaya pengurangan risiko bencana di Bali dan penerapan nilai lokal di Bali.
Kita mendukung acara internaisonal agar mendapatkan kepercayaan internasional.
Baca juga: Pemerintah Berupaya Hadirkan Sekjen PBB Dalam Pertemuan GPDRR 2022 di Bali
Baca juga: Menko PMK Pastikan Kesiapan Bandara Ngurah Rai Jelang Kegiatan Internasional G20 dan GPDRR 2022
Dengan demikian, maka akan ada citra positif terhadap dunia dalam rangka mendukung pariwisata dan perekonomian Bali," ungkapnya.
Ia berharap, deklarasi dukungan pelaksanaan pertemuan pengurangan risiko bencana harus ditunjukan dengan kerja serius dan penuh rasa tanggung jawab.
Semua kerja keras tersebut juga perlu mengedepankan upaya menjaga kesucian area Bali beserta isinya.
Ini sesuai dengan visi pembangunan Bali, Nangun Sad Kerthi Loka Bali, pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru.
HKB yang dilaksanakan setiap 26 April ini juga menampilkan display alat-alat pendukung bencana yang dimiliki oleh setiap organisasi.
Terlihat juga Gubernur Bali melihat-lihat dan berbincang dengan organisasi-organisasi yang ada.
Drs. Brama Budianto, S.H selaku ketua panitia mengatakan Bali memang termasuk salah satu daerah rentan dan memiliki risiko tinggi terhadap bencana.
Oleh karena itu kesadaran akan ancaman dan kesiapsiagaan bencana penting untuk dibangun sebagai upaya mitigasi.
Baca juga: Menko PMK Pastikan Kesiapan Bandara Ngurah Rai Jelang Kegiatan Internasional G20 dan GPDRR 2022
Baca juga: GPDRR 2022 Akan Digelar di Bali, Menko PMK : Diharapkan Dapat Memberikan Dampak Positif
"Kami membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana yang memiliki relawan dari berbagai macam organisasi.
Organisasi tersebut kadang kala memiliki kearifan dan rasa egonya masing-masing.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membentuk kerja sama antar relawan dengan menghilangkan rasa ego tersebut dan menyatukan semuanya.
Karena kita penggiat sosial dan juga bergerak dalam bidang kebencanaan khususnya, hal yang utama adalah kesatuan dan kemanusiaan," ujar Drs. Brama Budianto, S.H saat ditemui usai pergelaran apel.
Saat ini FPRB tetap berusaha untuk membantu pemerintah dan juga masyarakat untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana.
Hal ini sesuai dengan tema utama Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun ini yaitu, "Siap Untuk Selamat" dan sub temanya "Keluarga Tangguh Bencana Pilar Bangsa Menghadapi Bencana".
Artinya, kesiapsiagaan ini harus dibangun sejak dini di lingkungan terkecil, yaitu keluarga sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
Laki-laki yang akrab disapa Bram ini juga menambahkan peringatan HKB yang dilaksanakan setiap 26 April ini akan dilanjutkan marathon dengan diskusi terbuka.
Diskusi ini akan dilaksanakan pada 27 April dan melibatkan seluruh relawan FPRB. (yun)