Berita Gianyar

VIRAL Video Diduga Hina Pementasan Calonarang di Pura Samuantiga, Bikin Klarifikasi Sambil Nangis

VIRAL Video Diduga Hina Pementasan Calonarang di Pura Samuantiga, Bikin Klarifikasi Sambil Nangis

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Widyartha Suryawan
Tangkapan layar.
VIRAL Video Diduga Hina Pementasan Calonarang di Pura Samuantiga, Bikin Klarifikasi Sambil Nangis 

Buat Klarifikasi Sambil Nangis

Penelusuran Tribun Bali, tak lama setelah video nyeleneh tersebut viral, sang pengunggah video kemudian membuat klarifikasi.

Dalam video klarifikasi tersebut, remaja pria yang diketahui berasal dari Tabanan itu meminta maaf sembari menangis.

Meski meminta maaf, ia berkilah bahwa postingan tersebut dibuat oleh temannya.

"Saya mau mengklarifikasi tentangvideo saya itu. Itu bukan saya bermaksud berbuat yang aneh-aneh," kata remaja pengunggah video viral tersebut.

"Tidak tahu bakal seperti ini... Saya tahu saya salah, tapi saya mohon maaf sebesar-besarnya," imbuhnya kemudian menangis.

Menanggapi klarifikasi itu, Kades Bedulu, Ariawan menegaskan klarifikasi lewat video tersebut belum cukup.

"Dia sudah minta maaf di medsos. Tapi kami tak ingin hanya seperti itu. Harus bertemu dengan saya dan prajuru adat dan prajuru Pura Samuantiga. Perlu diketahui bahwa Pura Samuantiga diempon oleh lima desa adat dan 12 banjar adat," ujarnya. 

Perbekel Bedulu, I Putu Ariawan
Perbekel Bedulu, I Putu Ariawan (Tribun Bali/Eri Gunarta)

Ariawan  menegaskan, perbuatan yang bersangkutan harus dipertanggungjawabkan secara sekala dan niskala.

Secara sekala, kata Ariawan, ia wajib meminta maaf di hadapan prajuru.  Sedangkan secara niskala, yang bersangkutan wajib menghaturkan guru piduka di Pura Dalem Puri dan Pura Samuantiga.

Jika yang bersangkutan tidak mau melakukannya, Ariawan menyebut tak menutup kemungkinan akan dibawa ke jalur hukum.

"Kalau yang bersangkutan tidak datang, kita beri waktu paling lambat tiga hari. Kalau tak datang, maka kami akan limpahkan ke penegak hukum karena kelakuannya sudah termasuk penistaan agama," tandasnya.

Dia melanjutkan, postingan tersebut tidak bisa dianggap remeh. Sebab, akan berdampak negatif terhadap kelangsungan adat dan kebudayaan di Bali.

"Kami hanya ingin memberikan efek jera pada anak muda yang menghalalkan segala cara untuk konten. Adat dan budaya tak boleh dipakai ajang main-main.

Pesan saya terhadap seluruh masyarakat, bijaklah kita menggunakan medsos. Zaman sekarang, hitungan  detik, ribuan mata yang melihat," tandasnya.  (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved