Berita Klungkung
Ditemukan Tak Bernyawa di Pantai Atuh Nusa Penida, Made Rajeng Sempat Hilang Saat Cari Rumput
Jenazah Made Rajeng (77), asal Banjar Pelilit, Desa Pejukutan, Nusa Penida, Klungkung, Bali, akhirnya bisa dievakuasi, Senin 9 Mei 2022.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Jenazah Made Rajeng (77), asal Banjar Pelilit, Desa Pejukutan, Nusa Penida, Klungkung, Bali, akhirnya bisa dievakuasi, Senin 9 Mei 2022.
Pihak keluarga mengatakan, pria yang kesehariannya bekerja sebagai petani itu hilang sejak, Jumat 6 Mei 2022 lalu.
Kasi Humas Polres Klungkung, Iptu Agus Widiono mengungkapkan, Jenazah Made Rajeng sempat dibawa ke RS Gema Santi setelah melalui proses evakuasi yang sulit.
Pihak keluarga memberikan keterangan, jika Made Rajeng sudah hilang sejak, Jumat 6 Mei 2022 lalu.
Baca juga: Rata-Rata 20 Wisatawan Asing Kunjungi Goa Lawah Klungkung Per Hari
" Informasi keluarga, korban (Made Rajeng) itu hilang saat mencari rumput untuk pakan ternak sapi," ujar Kasi Humas Polres Klungkung, Iptu Agus Widiono, Senin 9 Mei 2022.
Lokasi kebun dimana korban mencari rumput, memang tidak jauh dari Pantai Atuh.
Pihak keluarga pun menerima kejadian ini sebagai musibah.
Jenazah Made Rajeng lalu dibawa oleh pihak keluarga untuk dilakukan upacara pemakaman.
" Informasi dari keluarganya, jenazah rencananya akan dimakamkan hari ini," jelas Widiono.
Diberitakan sebelumnya, Made Rajeng (77), pria asal Banjar Pelilit, Desa Pejukutan, Nusa Penida ditemukan mengapung di sekitar Pantai Atuh, Nusa Penida.
Kondisi medan yang terjal, membuat tim SAR gabungan kesulitan untuk mengevakuasi korban.
Jenazah Made Rajeng sebenarnya sudah diketahui oleh warga, Minggu 8 Mei 2022 sekitar pukul 17.00 Wita.
Mendapatkan laporan warga, Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) menerjunkan 4 personelnya untuk lakukan evakuasi menggunakan Rigid Inflatable Boat.
Baca juga: 948 Meter Tanggul Pantai di Suana Klungkung Ditarget Rampung November 2022
" Saksi melihat dari atas tebing ke arah pantai, ada jenazah kurang lebih jam 5 sore, " ungkap Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada, Senin 9 Mei 2022.
Tim SAR bersama dengan nelayan setempat berusaha melakukan evakuasi hingga malam hari.
Namun jarak pandang yang terbatas, membuat evakuasi harus dihentikan.
Proses evakuasi lalu dilanjutkan, Senin 9 Mei 2022 pagi.
Sekitar pukul 06.00 Wita, jenazah Made Rajeng saat itu sudah bergeser dan ditemukan terdampar di sekitar Pantai Suwehan, Desa Tanglad,Nusa Penida, Klungkung, Bali.
Ketika itu tubuh jenazah sudah membengkak.
Tim SAR gabungan berencana mengevakuasi jenazah menuju Pantai Karang Sari, Desa Suana menggunakan jukung nelayan.
Medan yang terjal di Pantai Suwehan mengakibatkan jenazah tidak bisa dievakuasi melalui darat, sehingga jenazah dinaikkan ke jukung.
Jenazah harus dievakuasi melalui laut dengan jukung nelayan, itupun tidak bisa berlabuh di bibir pantai.
"Jukung tidak bisa berlabuh, lalu 3 orang personel tim SAR harus berenang menuju posisi jenazah di bibir pantai. Selanjutnya personel kembali berenang dengan membawa jenazah menuju jukung untuk dievakuasi?" ungkapnya.
Jenazah baru bisa dievakuasi ke Pantai Karang Sari sekitar pukul 10.50 Wita. Jenazah lalu dibawa menuju ke Rumah Sakit Gema Santi menggunakan ambulans.
Selama operasi SAR berlangsung, turut melibatkan unsur SAR dari Basarnas Bali (unit siaga SAR Nusa Penida), Polsek Nusa Penida, BPBD Klungkung, Polair Polres Nusa Penida, Persatuan Nelayan Nusa Penida serta masyarakat setempat. (*)
Berita lainnya di Berita Klungkung