Berita Badung

Dinas Koprasi UMK dan Perdagangan Badung Tanggapi Perihal Video di Pasar Kedonganan

Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan setempat akan berkoordinasi

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Karsiani Putri
istimewa
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Made Widiana 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan setempat akan berkoordinasi langsung dengan pengelola pasar Kedonganan.

Hal itu dilakukan setelah ramai vidio beredar terkait adanya penjualan seafood dengan harga yang tidak wajar.

Hal itu dilakukan untuk memastikan kabar yang beredar tersebut.

Mengingat, dengan adanya kemajuan teknologi apapun bisa dilakukan, baik itu akan berdampak positif ataupun negatif.

Baca juga: Wisman Asal Australia Dominasi Kunjungan WNA ke Bali Saat Ini

Baca juga: DPRD Kabupaten Badung Godok Raperda Penyelenggaraan Pelayanan Ketenagakerjaan

Kepala Dinas Koperasi UMK dan Perdagangan Badung Made Widiana yang dikonfirmasi Rabu, 11 Mei 2022 mengakui beredar vidio yang memperlihatkan harga seafood yang mahal.

Hanya saja pihaknya tidak mau menyalahkan penjual maupun pembeli.

Diakui harga seafood di Pasar Kedonganan sesuai dengan kehendak pasar.

Bahkan pihaknya di pemerintah Kabupaten Badung tidak bisa melakukan intervensi terkait dengan kasus tersebut.

"Hal itu bisa terjadi karena banyak faktor. Misalnya pada bulan purnama, petani tidak bisa melaut dan tidak ada ikan, sehingga harganya bisa naik. Begitu juga adanya pemintaan yang banyak dengan jumlah barang yang tersedia sedikit," jelasnya.

Maka dari itu, harga ikan baik seafood di Pasar Kedonganan bergantung pada mekanisme pasar sendiri.

Sehingga harga seafood bisa saja berubah-ubah.

"Misalkan kalau ada pemasaran dengan menunjukkan ada promo, itu kan sah-sah saja. Namun kami juga minta, jangan sampai tidak sesuai dengan apa yang di pasarkan atau di promokan," pintanya.

Kendati demikian, menyikapi vidio yang beredar, pihaknya mengaku akan langsung berkoordinasi dengan pengelola pasar kedonganan.

Hal itu dilakukan untuk memberi imbauan dan memberi pembinaan kepada para-para pedagang.

"Jadi kita tidak bisa menjastis permasalahan ini, karena kemajuan teknologi, bisa saja untuk menjatuhkan kawasan tersebut, dan bisa pula infomasi itu benar, atau bisa saja sengaja dibuat -buat. Kita pemerintah hanya melakukan pemantauan, jika pun benar kita hanya melakukan pembinaan," jelasnya.

Dalam waktu dekat ini, pihaknya pun akan bersurat kepada pengelola untuk melakukan pembinaan di pasar kedonganan.

Sehingga kasus serupa tidak terulang lagi, yang sangat menjatuhkan kawasan tersebut sebagai wisata kuliner.

"Kami akan bersurat secepatnya. Termasuk nanti turun langsung melakukan pembinaan ke semua pedagang. Sehingga kita akan tetap jaga kawasan tersebut," ucapnya.

Kendati demikian jika harga mahal dan penukaran ikan terjadi saat pembeli membakar ikan, maka yang rugi itu adalah penjualnya sendiri.

Pasalnya jika wisatawan tersebut datang ke Bali sudah dipastikan tidak akan kembali ke warung itu.

"Semestinya, kita tetap memberikan pelayanan yang baik kepada pembeli. Karena kita bekerja kan tidak hanya untuk sekarang, namun juga untuk kedepannya. Hal itu akan berpengaruh pada kesinambungan pada usaha mereka sendiri," bebernya.

Lebih lanjut Made Widiana pun sempat menanyakan kasus tersebut pada Bendesa Adat Kedonganan.

Diakui permasalahan tersebut muncul karena saat lebaran kemarin, memang konsumen membludak, sementara supply ikan berkurang karena tidak Ada kirimkan dari Jawa mengingat nelayan pulang semua.

"Jadi Pengelola Cafe sendiri kehabisan Stok, sehingga orang berebut cari ikan, sehingga harga jadi naik," jelasnya.

Termasuk juga adanya penukaran ikan saat dipanggang karena konsumen yang beli ikan di pasar sangat banyak.

Kondisi itu pun membuat cafe kewalahan sehingga secara tidak sadar barangnya tertukar.

"Bisa jadi ketukar diantara mereka, jadi bukan pengelola Cafe yang nukar barangnya," ujarnya sembari mengatakan ini informasi dari bendesa setempat.

Seperti diketahui, sempat beredar vidio viral terkait pengalaman pengunjung dan pembeli ikan di pasar di salah satu kawasan Bali. 

Tepatnya di Pasar Kedonganan, Jimbaran Bali.

Dalam vidio tersebut memperlihatkan bagaimana si pembeli yakni Alfano Tsany melakukan experience membeli seafood sendiri.

Yang kemudian, ia juga menggunakan jasa bakaran dari pihak pedagang lokal di Pasar Kedonganan. 

Dalam vidio tersebut, memperlihatkan tidak adanya landmark pasar, dan pemerataan harga untuk seafood yang dijual. 

Perkilonya dibanderol Rp 350 Ribu - 450 Ribu.

Sontak, membuat beberapa pembeli kaget akan harga yang ditawarkan termasuk Alfano.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved