Berita Jembrana
Gigitan Anjing Rabies di Jembrana Capai 100 Kasus, Dosis VAR Belum Mencukupi
Kasus gigitan anjing positif rabies di Jembrana mencapai 100 kasus. Sementara stok untuk Vaksinasi Antirabies (VAR) belum sepenuhnya aman.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Kalau berbicara aman, maka perlu 500 dosis per bulan, baru bisa berkata aman. Kalau tidak memang solusi ialah vaksinasi dan eliminasi anjing,” tegasnya.
Atas hal di atas, sambungnya, bahwa Pemkab Jembrana saat ini sedang mengupayakan ke pusat untuk bantuan VAR.
Baca juga: Kecelakaan di Jembrana, Kendaraan Jatuh ke Bawah Jembatan, Toni Meninggal dengan Luka Bakar di Tubuh
Apalagi, yang 390 itu sebagian sudah terpakai, salah satunya ialah untuk keluarga korban yang meninggal karena kena muntahan tiga orang.
Kemudian juga ada di Bading kayu ada kasus gigitan tiga orang.
Dan untuk yang SAR (Serum Antirabies) hingga saat ini belum ada lagi.
Terakhir ada dua serum, sudah digunakan untuk yang digigit pada bagian muka.
Sementara saat ini untuk serum masih kosong.
“Kita masih upayakan serum. Tapi memang SAR sulit, paling ada di Siloam. Mudah-mudahan tidak ada yang digigit daerah leher."
"Sekitar dua Minggu lalu ada kasus gigitan yang butuh serum sehingga itu diberikan,” jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa memang Jembrana menjadi salah satu kabupaten dengan Kasus Luar Biasa (KLB) yang masuk dalam penanganan provinsi sejak 2008 lalu.
Dua kabupaten lain ialah di Karangasem dan Buleleng.
Saat ini, kasus gigitan Jembrana paling tinggi.
Pihaknya mengusulkan akan meminta dinas terkait untuk melakukan eliminasi anjing liar, yang memang tidak memiliki pemilik.
“Kita upayakan untuk meminta sana sini untuk vaksin. Segera nantinya akan ada pergeseran anggaran untuk penanganan rabies. Vaksin dan VAR, mendahului anggaran perubahan."
"Terakhir rapat dengan bupati, masih upayakan. Selain puskesmas juga rumah sakit akan membantu,” bebernya. (*)
Berita lainnya di Berita Jembrana