Berita Denpasar

Tersebar Isu Cuaca Ekstrem Dingin Akibat Fenomena Aphelion, BMKG Beber Fakta, Ternyata Ini

Kabar munculnya fenomena aphelion kini tengah beredar di masyarakat. Kabar itu menyebar melalui platform media sosial bahkan sudah diteruskan

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Marianus Seran
Pixabay/Keli Black
Hujan lebat disertai angin kencang dan petir. BMKG merilis peringatan dini cuaca di Bali dan wilayah lainnya di Indonesia, Senin 4 Januarariar 20221. 


Sifat fenomena ini tidak periodik dan hanya terjadi saat waktu yang sudah diperkirakan saja.


Terkait dengan cuaca, Abraham juga menegaskan tidak ada hubungannya dengan fenomena aphelion.

Baca juga: 10 Siswa Konvoi Kelulusan Terjaring Polisi, Motor Kembali jika Penuhi Syarat ini di Polres Tabanan 


Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait dengan dampak dari adanya fenomena ini.


“Fenomena ini tidak bisa dilihat secara langsung dan secara keseharian juga akan berlangsung seperti biasa


Tidak ada hal-hal yang signifikan karena ini hanya pergerakan matahari yang mencapai jarak terjatuhnya dengan bumi.


Tidak ada pengaruh fenomena ini dengan cuaca di Indonesia bahkan di seluruh belahan dunia,” ujar Abraham.


Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari Agus Mahendra, Prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar.


Abraham berharap, masyarakat tak perlu khawatir dengan munculnya fenomena ini.


Hal ini dikarenakan fenomena ini memang terjadi setiap tahun dan tidak berdampak pada cuaca dan kondisi kesehatan.


Cuaca dingin yang saat ini sedang terjadi memang dikarenakan Indonesia sedang memasuki musim pancaroba.


Tidak seperti fenomena mohon bolos atau blur kios, aphelion tidak bisa dilihat dengan mata telanjang maupun dengan alat bantu.


Fenomena aphelion sendiri adalah kondisi jarak antara bumi dan matahari berada pada titik terjauh.


Aphelion hanya terjadi satu kali dalam setiap tahunnya. 


Jarak bumi dan matahari pada saat ini bisa mencapai  94.509.598 mil atau setara dengan 152.065.943,182 km.


Sedangkan jarak rata-rata bumi ke matahari adalah 149.597.870,7 km atau 1 AU (Astronomi Unit).


Masyarakat juga dapat ikut serta memantau terjadinya fenomena ini dengan mengunduh aplikasi Stellarium.


Aplikasi ini sudah tersedia di AppStore dan PalyStore. (*) 

 

 


 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved