Berita Buleleng
Santap Nasi di Acara Kelulusan SMPN Satap 2 Kubutambahan Buleleng, 111 Siswa Keracunan Makanan
Ratusan siswa SMP Negeri Satu Atap (Satap) 2 Kubutambahan keracunan, Sabtu 4 Juni 2022.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Mendapat informasi itu, Rupada pun bergegas mendatangi klinik tersebut.
Namun dalam perjalanannya, Rupada kembali menerima kabar bahwa ada 12 siswanya yang juga dilarikan ke RS Pratama Giri Emas.
"Saya langsung ke RS Giri Emas, sampai di sana rupanya jumlah siswa yang dilarikan ke rumah sakit semakin bertambah. Karena RS Giri Emas penuh, sebagian dibawa ke RSUD Buleleng," ucapnya.
Hingga berita ini ditulis, tercatat ada 92 siswa yang dilarikan ke IGD RSUD Buleleng, 12 siswa dirawat di RS Pratama Giri Emas, dan 7 siswa dirawat di salah satu klinik yang ada di Kecamatan Kubutambahan.
Baca juga: BREAKING NEWS, Ratusan Siswa SMPN Satap 2 Kubutambahan Keracunan, RS Kewalahan, Tambah Bed Darurat
"Untuk guru, saya belum tahu apakah ada yang keracunan juga atau tidak. Kalau saya, ikut mengonsumsi nasi itu, tapi astungkara sampai saat ini tidak ada keluhan," terangnya.
Rupada menyebutkan, sekolah sejatinya sering memesan nasi di warung tersebut.
Setiap ada tamu yang berkunjung ke sekolah, pihaknya menyajikan nasi yang dibeli di warung itu.
"Kalau ada tamu, kelulusan dan kenaikan kelas, kami sering beli nasi di warung itu. Tapi kejadian keracunan ini baru pertama kali terjadi," katanya.
Para siswa yang mengalami keracunan rata-rata mengeluh mual dan muntah.
Bahkan sekitar 15 hingga 20 siswa terpaksa menjalani rawat inap karena mengalami gejala sedang hingga berat.
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha mengatakan, dari 84 siswa yang diterima di IGD, sekitar 15 hingga 20 orang mengalami gejala sedang hingga berat berupa mual dan mengeluarkan muntah dengan jumlah yang banyak, dehidrasi dan lemas.
Sementara siswa lainnya hanya mengalami gejala ringan berupa mual dan mengeluarkan muntah dengan jumlah yang tidak terlalu banyak.
Bagi yang mengalami gejala sedang hingga berat, pihaknya memutuskan agar siswa tersebut menjalani rawat inap selama dua atau tiga hari.
Sementara yang gejala ringan, hanya diobservasi selama 3 hingga 4 jam.
"Yang gejala ringan kami treatment dengan meminum air. Jika kondisinya sudah membaik, pasien dapat dipulangkan. Sementara yang gejala sedang hingga berat harus rawat inap, diberikan cairan infus," katanya.