Serba Serbi

Pemacekan Agung, Momen Mengembalikan Sang Bhuta Galungan dan Pengikutnya, Persembahkan Ini

Lima hari setelah Hari Raya Galungan atau lima hari sebelum Hari Raya Kuningan disebut dengan Pemacekan Agung

Tribun Bali/Putu Supartika
Ilustrasi sembahyang - Pemacekan Agung, Momen Mengembalikan Sang Bhuta Galungan dan Pengikutnya, Persembahkan Ini 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Lima hari setelah Hari Raya Galungan atau lima hari sebelum Hari Raya Kuningan disebut dengan Pemacekan Agung.

Pemacekan Agung diperingati setiap Soma (Senin) Kliwon wuku Kuningan yang pada saat ini dirayakan pada Senin 13 Juni 2022.

Saat Pemacekan Agung ini merupakan pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi dengan manifestasinya sebagai Sang Hyang Parameswara dengan jalan menghaturkan upakara untuk memohon keselamatan.

Baca juga: Sedikit Meningkat, 1.500 Orang Kunjungi Objek Wisata Sangeh Saat Libur Hari Raya Galungan

Dalam Lontar Sundarigama terkait Pemacekan Agung ini disebutkan:

Soma Kliwon, pemancekan agung ngaran, masegeh agung ring dengen, mesambleh ayam samalulung, pakenania. Ngunduraken sarwa buta kabeh.

Artinya yaitu:

Soma Kliwon (Kuningan) disebut dengan Pemacekan Agung. Pada sore harinya, umat Hindu patut mempersembahkan segehan agung di depan pintu keluar rumah yang dilengkapi sambleh ayam semalulung yang disuguhkan kepada Sang Bhuta Galungan beserta pengiringnya agar kembali ke tempatnya.

Selain itu, di dalam teks lontar Dharma Kahuripan disebutkan:

Pamacekan Agung nga, panincepan ikang angga sarira maka sadhanang tapasya ring Sanghyang Dharma.

Ini berarti Pemacekan Agung juga merupakan pemusatan diri dengan sarana tapa kepada Sang Hyang Dharma.

Selain itu, Pemacekan ini memiliki arti menancapkan sesuatu dan agung berarti mulia.

Sehingga Pemacekan Agung ini merupakan hari untuk menancapkan kemuliaan atau dharma yang telah diperoleh saat 'pertempuran' melawan adharma agar umat manusia senantiasa terbebas dari nafsu atau indria yang membelenggunya.

Sementara dalam keputusan Seminar Kesatuan Tafsir terhadap Aspek-aspek Agama Hindu disebutkan saat Pemacekan Agung umat melaksanakan pesegehan agung ring dengen, dengan penyambleh ayam samalulung.

Adapun tujuan upacara ini yaitu mengembalikan Sang Bhuta Galungan beserta pengikutnya.

Pada saat ini juga merupakan tonggak batas antara permulaan dan berakhirnya kegiatan Galungan (30 hari kemuka dan 30 hari kebelakang), yang dimulai dari Tumpek Wariga dan berlaku sampai Budha Keliwon Pahang. (*).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved