Berita Badung
Semakin Langka, Pemuda Desa Munggu Badung Kesulitan Cari Kayu Pulet untuk Mekotek
Pemuda Desa Munggu, Mengwi, Badung, Bali yang mengikuti tradisi Mekotek wajib membawa kayu Pulet.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pemuda Desa Munggu, Mengwi, Badung, Bali yang mengikuti tradisi Mekotek wajib membawa kayu Pulet.
Bentuk dari kayu Pulet ini panjang dengan ujung kayu kecil dan menyerupai dahan pepohonan.
Namun keberadaan kayu Pulet kini mulai langka dan membuat pemuda Desa Munggu mencarinya hingga keluar Desa.
Made Rai Yasa selaku warga asli di Desa Munggu mengatakan, keberadaan kayu Pulet saat ini mulai susah dicari.
Baca juga: Potret Tradisi Mekotek di Desa Munggu Badung Bali Saat Hari Raya Kuningan 2021
"Kalau kedepannya yang mulai sulit didapatkan kayunya. Karena kayu ini kayu Pulet yang khusus dan teksturnya alot sulit diperoleh semakin langka. Jadi anak-anak muda mencari sampai keluar Mengwi. Hampir semua pemuda punya kayu ini untuk mekotek. Tingginya 4 meter lebih. Bahkan kalau anak-anak muda sekarang ada yang tinggi kayunya capai 6 meter," katanya, Sabtu 18 Juni 2022.
Biasanya para pemuda Desa Munggu mencari kayu Pulet hingga ke Tabanan seperti daerah Kerambitan dan Selemadeg.
Kendati demikian, hal tersebut tidak menyurutkan pemuda Desa Munggu untuk tetap mengikuti tradisi Mekotek.
Baca juga: Tradisi Mekotek di Desa Adat Munggu Dilaksanakan dengan Protokol Kesehatan Ketat & Peserta Dibatasi
"Kalau saya dari umur 16 tahun sudah ikut Mekotek. Jadi sekarang sudah berumur mendekati 50 tahun hanya ingin menjaga tradisi mendorong anak-anak muda agar terus melanjutkan tradisi kita. Masyarakat masih tetap antusias melestarikan budaya ini," tambahnya.
Menurutnya, pada saat kasus Covid-19 sedang melonjak di Bali dan kegiatan Mekotek wajib menggunakan masker membuat tidak nyaman.
Hal tersebut karena rangkaian dari Mekotek mengharuskan pesertanya banyak melakukan gerak. (*).



Kumpulan Artikel Badung