Tabrakan Maut Baturiti
SOPIR Bus Pariwisata TABRAKAN Maut Baturiti Berusaha Keras Agar Tidak Ada Korban Jiwa
Sopir bus pariwisata tabrakan maut, yang menyebabkan kecelakan beruntun di Banjar Pacung, Kecamatan Baturiti. Agus Supriyanto akhirnya dipenjara.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kasus tabrakan maut di Baturiti, Tabanan, Bali.
Yang menyebabkan korban meninggal dunia, dan kecelakaan beruntun terus ditelusuri pihak kepolisian.
Polres Tabanan akhirnya menetapkan sang sopir bus pariwisata sebagai tersangka.
Kejadian kecelakaan beruntun ini, terjadi di Banjar Pacung, Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali.
Baca juga: TABRAKAN MAUT Baturiti, Polisi Segera Panggil PERUSAHAAN Bus Pariwisata Untuk Tanggung Jawab
Baca juga: KISAH SOSOK Mendiang Wayan Wandani, Ibu Tiga Anak Bantu Suami Seorang Petani
Baca juga: SUAMI Wayan Wandani Masih Terpukul, Keluarga Harapkan Ada Pertanggungjawaban Perusahaan Bus

Agus Supriyanto, sopir bus pariwisata, asal Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi tersangka utama dalam kecelakaan beruntun itu.
Pria berusia 30 tahun ini, bertindak sebagai sopir bus pariwisata.
Agus Supriyanto pun mengakui kesalahannya.
Walau sejatinya, sang sopir berusaha sekuat tenaga supaya dalam peristiwa itu tidak ada banyak korban jiwa.
Kepada awak media, Agus Supriyanto mengaku bahwa pada menyetir bus pariwisata turun dari Singaraja.
Dirinya sudah mengecek, baik untuk rem dan gas atau segala hal teknis dari keadaan kendaraan yang dikemudikannya.
Nah, saat itu tiba-tiba saja, sesaat sebelum di TKP.
Kemudian bus pariwisata yang dikendarainya, mengalami rem blong.
Baca juga: TABRAKAN MAUT Baturiti, Polisi Segera Panggil PERUSAHAAN Bus Pariwisata Untuk Tanggung Jawab
Baca juga: KISAH SOSOK Mendiang Wayan Wandani, Ibu Tiga Anak Bantu Suami Seorang Petani
Baca juga: SUAMI Wayan Wandani Masih Terpukul, Keluarga Harapkan Ada Pertanggungjawaban Perusahaan Bus

Agus Supriyanto kemudian mengendarai bus pariwisata itu dengan zig-zag.
Ia melakukan manuver itu, berusaha untuk menghentikan bus pariwisata dengan rem blong tersebut.
Namun, di saat upaya itu dilakukan.
Ternyata jalur yang ia lewati, adalah jalan turunan.
Kondisi rem blong, bersamaan dengan jalan turunan di Banjar Pacung, Baturiti, Tabanan.
Sehingga bus pariwisata susah dikendalikannya.
“Saya tidak pernah sengaja.
Dan saya sudah memeriksa semuanya.
Dan memang ini tidak saya sengaja,” ucapnya lagi.
Baca juga: TABRAKAN MAUT Baturiti, Polisi Segera Panggil PERUSAHAAN Bus Pariwisata Untuk Tanggung Jawab
Baca juga: TABRAKAN MAUT Baturiti, Polisi Segera Panggil PERUSAHAAN Bus Pariwisata Untuk Tanggung Jawab
Baca juga: KISAH SOSOK Mendiang Wayan Wandani, Ibu Tiga Anak Bantu Suami Seorang Petani

Agus mengaku, keputusan berjalan zig-zag itu yang akhirnya membuat bus pariwisata menyerempet kendaraan.
Dan dirinya tidak memilih membanting setir ke sisi kiri karena prediksinya.
Presdiksinya, jika banting setir ke kiri maka akan lebih banyak memakan korban.
Pada dasarnya, ia berusaha supaya bus pariwisata itu berhenti.
“Karena kalau sampai membuang setir ke kiri, pasti akan menimbulkan banyak korban.
Waktu itu kecepatan 30 Km/Jam.
Saya benar-benar tidak sengaja,” akunya.
Baca juga: TABRAKAN MAUT Baturiti, Polisi Segera Panggil PERUSAHAAN Bus Pariwisata Untuk Tanggung Jawab
Baca juga: KISAH SOSOK Mendiang Wayan Wandani, Ibu Tiga Anak Bantu Suami Seorang Petani
Baca juga: SUAMI Wayan Wandani Masih Terpukul, Keluarga Harapkan Ada Pertanggungjawaban Perusahaan Bus

Sementara itu, Kapolres Tabanan, AKBP Renfli Dian Candra, melanjutkan bahwa usai tabrakan maut terjadi.
Pihaknya berusaha untuk mengamankan jalur, karena merupakan jalan nasional.
Apalagi jalanan itu juga sangat dekat dengan lokasi wisata.
Karena itu, di sana langsung diupayakan evakuasi supaya tidak menganggu pengguna jalan lainnya.
Dan untuk kendaraan yang rusak, sudah ditempatkan di salah satu lahan kosong.
“Dalam peristiwa ini, ada satu korban meninggal dunia bernama Ni Wayan Wandani.
Korban Wayan Wandani celaka, setelah beribadah pada hari raya Kuningan.
Ia kemudian mengajak anak sulungnya, Octa ngelungsur ke merajan gede.
Dan untuk Korban luka-luka ada delapan.
Tinggal dua yang masih dirawat, dan yang sudah sembuh enam orang.
Saksi ada tujuh saksi termasuk tersangka.
Pengemudi bus B 7134 WGA, Agus Supriyanto berusia 30 tahun dan kini sudah ditahan.
“Kerugian materiil dari kejadian ini, kami taksir sekitar Rp 300 juta untuk semua kendaraan,” jelasnya. (*).