Berita Tabanan
Delapan SD di Tabanan Diregrouping, Ini Alasannya
Delapan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tabanan diregrouping, Bantuan Operasioanal Siswa tidak ada pengaruhnya
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Delapan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tabanan, Bali akan dilakukan regrouping (pengelompokan ulang) menjadi empat sekolahan.
Hal itu dilakukan Dinas Pendidikan Tabanan untuk efektivitas dan efisiensi pendidikan, sebelum tahun ajaran baru 2022/2023 mulai dilaksanakan bulan Juli 2022 ini.
Proses itu pun sudah berjalan, hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Tabanan, I Made Sukanitera, Kamis 30 Juni 2022.
Sukanitera menjelaskan, selain sudah berjalan, pihaknya juga sudah melalui tahap koordinasi ke bagian hukum dan pemerintah kabupaten.
Baca juga: Siswi Curi Sesari di Gianyar Dipastikan Tak Dikeluarkan dari Sekolah, Ini Kata KPPAD Bali
Dan nantinya akan menunggu SK Bupati Tabanan untuk pengesahan pengelompokan ulang SD tersebut.
Namun, dirinya tidak menyebut dengan detail delapan sekolah yang diregrouping menjadi empat sekolah itu. Atau karena sedang dalam proses.
“Kami lakukan dengan alasan jumlah siswa yang minim, sarana dan prasarana juga. Dan juga karena tenaga pendidik (sedikit),” ucapnya.
Menurut Sukanitera, ketika tidak dilakukan regrouping, maka yang terjadi nantinya ialah tidak efektifnya bantuan pemerintah ke sekolah.
Misalnya saja, menyangkut dana alokasi khusus (DAK).
Karena ketika menyangkut pemanfaatan DAK, maka akan melihat Data Pokok Pendidik (Dapodik).
Sebab, saat pemanfaatan DAK sedikit karena jumlah siswa sedikit, bisa jadi tidak diberikan DAK dari pusat.
“Hal itulah yang kami antisipasi dari awal,” ungkapnya.
Terkait dana Bantuan Operasioanal Siswa (BOS), sambung dia, memang tidak ada pengaruhnya atas regrouping.
Akan tetapi, pihaknya tidak mau mengambil resiko, sehingga hal antisipasi berupa pengelompokan ulang itu dilakukan.
Terkait dana BOS sendiri, saat ini sistemnya ialah berubah.
Dari yang sebelumnya dalam pemberian diberikan ke 60 siswa, walaupun siswanya hanya 40 orang, kondisi saat ini ialah dihitung secara real.
Dan besarannya ialah sekitar Rp 1,1 juta per tahun untuk satu siswa.
“Kami khawatir dan antisipasi, bila saja nantinya ada Permendagri turun soal dana BOS. Bisa saja, nantinya aturan siswa dengan jumlah sedikit tidak mendapat dana bos. Maka akan menjadi masalah. Walaupun, saat ini aturannya masih dana bos sesuai jumlah siswa yang real," ungkapnya.
Sukanitera pun memastikan bahwasan SK regrouping 8 sekolah SD menjadi 4 SD bakal turun sebelum tahun ajaran baru digelar.
Dan memang wajib turun SK-nya penggabungan. Akan menjadi persoalan ketika di tengah tahun ajaran baru.
“Jadi juga supaya tidak krodit, kalau di tengah tahun ajaran baru. Dan pasti kalau di tengah tidak dapat BOS dan DAK,” bebernya.
Dari data yang dihimpun, untuk lulusan TK ke SD sendiri pada tahun ajaran 2022-2023 ini tersedia sebanyak 8.932 kursi untuk daya tampung siswa dengan 319 ruang kelas.
Sedangkan lulusan siswa SD ada sebanyak 5.555 siswa.
Sehingga masih ada sebanyak 3.377 kursi kosong di seluruh SD di Tabanan.
Sedangkan untuk setiap rombel pada tingkat SD adalah 28 siswa. (*).
Kumpulan Artikel Tabanan