Human Interest Story

Inspirasi dari Buleleng: Punya Penyakit Step dan Disabilitas, Sulaka Tetap Semangat Cari Uang

pria asal Banjar Dinas Tabang, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini sejatinya tidak ingin hanya berpangku tangan, mengharapkan bantuan orang

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Harun Ar Rasyid
Tribun Bali/Ratu Ayu
Gede Sulaka bersama neneknya, Senin (25/7). 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Gede Sulaka (38) patut diacungi jempol.

Di tengah keterbatasan fisiknya, pria asal Banjar Dinas Tabang, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini sejatinya tidak ingin hanya berpangku tangan, mengharapkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Ia tetap semangat bekerja mencari uang.

Sulaka merupakan seorang disabilitas. Kaki dan tangannya cacat sejak lahir. Akibat keterbatasan fisiknya itu, Sulaka sulit untuk berjalan dan beraktifitas.

Gede Sulaka bersama neneknya, Senin (25/7).
Gede Sulaka bersama neneknya, Senin (25/7). (Tribun Bali/Ratu Ayu)

Bahkan, saat usianya masih enam bulan, ia mengalami sakit step atau kejang-kejang. Hingga saat ini, penyakitnya itu masih sering kumat.

Sekitar 10 tahun yang lalu, Sulaka sempat bekerja mencari daun kelapa kering.

Ia tidak peduli dengan keterbatasan fisik yang dimiliki. Perlahan-lahan ia berjalan, atau bahkan menyeret tubuhnya, menuju kebun milik tetangganya.

Hal ini dilakukan oleh Sulaka sebab ia tidak ingin membebani neneknya, Nyoman Rai (86).

Di kebun tersebut, Sulaka mencari daun kelapa kering yang jatuh dari pohonnya.

Agar mudah dibawa, daun kelapa itu kemudian diikat dipinggangnya, lalu dijual kepada seorang pedagang babi guling.

Hasil penjualan daun kelapa kering sebenarnya tidak terlalu banyak.

Hanya cukup untuk membeli nasi bugkus, atau kue untuk teman minum kopi.

Akibat memaksakan diri mencari daun kelapa kering, jari-jari kakinya sering terluka.

Bahkan, saat berada di kebun tetangga, penyakit stepnya itu pernah kumat, hingga keluarganya sempat kelimpungan mencari.

Sejak saat itu, keluarganya pun kini melarang Sulaka mencari daun kelapa kering.

Dahulu, Sulaka tinggal bersama nenek dan seorang kakak tirinya.

Ayahnya bernama Ketut Suwirsa (58) pergi merantau ke Palu, Sulawesi Tengah, untuk bekerja di sebuah kebun jagung dan coklat.

Sementara ibunya, telah pulang ke rumah bajang (cerai) sejak Sulaka masih berusia 1 tahun.

Namun saat gempa dan tsunami terjadi di Palu pada 2018 lalu, Suwirsa memutuskan untuk pulang ke Buleleng. Sejak pulang ke Buleleng, Suwirsa lah yang kini menjadi tulang punggung keluarga.

Ia bekerja sebagai buruh bangunan, dengan penghasilan yang tidak menentu.

"Anak saya memang cacat sejak lahir. Dia juga punya penyakit step. Padahal dia orangnya rajin sekali. Setiap melihat pohon kelapa, kepingin saja ngambil daunnya yang kering. Liat buah juga begitu. Pikirannya selalu kepingin mencari uang. Tapi Sulaka sekarang tidak boleh lagi keluar jauh-jauh. Biar saya yang kerja nyari uang. Kasian, kalau jalan ke aspal, kakinya pasti luka karena tidak bisa pakai sandal" ucap Suwirsa saat ditemui, Senin 25 Juli 2022. 

Suwirsa menyebut, anak sejatinya pernah mendapatkan bantuan kursi roda. Namun tidak dapat digunakan, karena kondisi rumahnya tidak dirancang untuk lintasan kursi roda.

"Kalau ke kamar mandi bisa sendirian. Saya sudah bikinkan pancoran, karena dia tidak bisa memegang gayung. Kalau makan kadang disuap, kadang bisa makan sendiri asal pakai sendok. Piringnya juga harus berat, biar tidak bergeser," terangnya.

Sementara Kepala Dusun Tabang, Made Sawita mengatakan, Sulaka dan keluarganya memang tergolong kurang mampu.

Namun pemerintah desa telah memasukan keluarganya dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), agar bisa menerima bantuan dari Pemkab maupun Kemensos.

"Kalau Sulaka, dapat bantuan khusus penyandang disabilitas. Kalau neneknya, dapat bantuan PKH. Semua keluarganya juga sudah diberi bantuan KIS PBI APBN," katanya. (rtu)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved