Berita Badung
SAH! Gua The Cave Bukan Cagar Budaya, Ini Hasil Kajian Teknis Disbud Badung
Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, menyatakan bahwa gua yang berada di areal Hotel The Edge, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan bukan cagar budaya.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, menyatakan bahwa gua yang berada di areal Hotel The Edge, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan.
Yang difungsikan sebagai sarana wisata, berupa restoran The Cave, bukan merupakan objek yang diduga cagar budaya (ODCB).
Bahkan Kepala Disbud Badung, I Gd Eka Sudharwita, mengungkapkan, berdasarkan kajian teknis gua tersebut awalnya merupakan rongga yang ada di dalam tanah.
Kajian itu pun, kata dia, juga sudah berdasarkan kajian teknis dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali bersama tim dari Program Studi Arkeologi Fakultas IImu Budaya Universitas Udayana, dan Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komda Bali-NTB-NTT.
Baca juga: GUA THE CAVE Kemungkinan Akan Beroperasi Lagi Sebab Bukan Cagar Budaya
Baca juga: GUA THE CAVE Tawarkan Paket Makanan Seharga Rp 1,3 Juta Per Orang

"Ketika ada aktivitas pengeboran ternyata jebol.
Jadi tidak ada jejak-jejak kegiatan manusia.
Kemudian relief-relief di dinding gua, juga tidak ditemukan dan peninggalan-peninggalan purbakala ditemukan.
Jadi itu bukan gua, kalau gua kan ada mulutnya," ujar I Gd Eka Sudharwita, saat membeberkan kajian teknis yang dilakukan di Gedung Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, pada Senin 25 Juli 2022.
Menurut Eka Sudharwita, rongga-rongga tersebut diperkirakan sudah berusia ribuan tahun.
Karena jika diteliti, pembentukan 1 Cm alur-alur yang ada di dinding gua yang membentuk stalaktit, stalagmite, membutuhkan waktu puluhan tahun.
Bahkan saat ditinjau turun, beberapa hari kemarin dinding tersebut sudah menjadi pilar.
Jika dilihat memang menyerupai gua.

"Jadi kemungkinan itu sudah ada ribuan tahun umurnya.
Sehingga kita pastikan itu buka ODCB," ungkapnya, didampingi Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali Komang Anik Purniti.
Pihaknya pun, mempersilakan jika seluruh regulasinya sudah lengkap gua tersebut bisa digunakan kembali.
Selebihnya tanah tersebut, juga merupakan tanah hak milik.
Namun pihaknya selaku pemerintah, mengingatkan agar penggunaan gua tersebut harus aman bagi pengunjung dan aman bagi lingkungan sekitar.
"Intinya harus tetap memerhatikan aspek keamanannya.
Pemanfaatannya carrying capacity, memelihara keamanan, agar tidak longsor termasuk kearifan lokal.
Sebab apabila sudah di dalam tanah, ada nilai-nilai tradisi yang perlu dijaga," katanya.
Baca juga: GUA THE CAVE Tawarkan Paket Makanan Seharga Rp 1,3 Juta Per Orang
Baca juga: GUA THE CAVE Tawarkan Paket Makanan Seharga Rp 1,3 Juta Per Orang

Disinggung mengenai tindak lanjut ke depan, pihaknya mengaku akan memberikan kajian tersebut kepada instansi terkait.
Salah satunya Dinas Perizinan Badung.
Mengingat pemanfaatan gua, juga harua ada izinnya, meski sudah dipastikan gua itu bukan cagar budaya.
"Jadi nanti hasil kajiannya akan kami berikan ke instansi terkait.
Untuk ditindaklanjuti dan digunakan pedoman untuk penggunaan selanjutnya," jelasnya.
Sementara, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali, Komang Anik Purniti, mengatakan pihaknya telah menggandeng akademisi dari Universitas Udayana untuk melakukan observasi terhadap gua di restoran The Cave.
Pada saat dilakukan observasi, dilihat kondisi permukaan gua, apakah ada peninggalan arkeologi atau indikasi jejak manusia masa lalu (purba).

"Kami langsung turun keesokan harinya.
Untuk melakukan kajian terhadap gua tersebut," jelasnya.
Setelah dilakukan observasi, ternyata gua tersebut tidak termasuk dalam cagar budaya.
"Kami melihat kondisi permukaan, apakah ada bekas aktivitas manusia jadi itu yang menjadi observasi kami waktu itu," ujarnya.
Pihaknya pun, tidak bisa menegaskan apa saja yang menjadi tolak ukur bahwa itu tidak pernah dihuni manusia.
Pasalnya kajian-kajian teraebut dilakukan Arkeologi Udayana.
"Jadi yang memastikan tidak ada mulut goa.
Pintu masuknya saat ini hanya dari atas yang menurut informasi, tanahnya jebos saat ingin membangun villa," imbuhnya. (*)