Berita Badung
MACET Kawasan Canggu dan Tibubeneng Disoroti DPRD Badung, Pariwisata Tak Dibarengi Infrastruktur
Kawasan Desa Tibubeneng dan Canggu kian berkembang dari sisi pariwisata. Namun sayang kini kemacetan melanda. DPRD Badung pun menyoroti hal ini.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kawasan Desa Tibubeneng dan Canggu, di Kecamatan Kuta Utara, Badung, kini sedang berkembang khususnya dari segi pariwisata.
Namun dengan berkembangnya pariwisata di sana, malah membuat sejumlah jalan mengalami kemacetan.
Kondisi itu pun dikeluhkan masyarakat, mengingat wilayah tersebut kerap terjadi kemacetan parah sampai berjam-jam.
Bahkan kondisi itu juga dikeluhkan ketua Komisi III DPRD Badung, I Wayan Sandra.
Menurut Wayan Sandra, dengan berkembangnya pariwisata di Canggu dan Tibubeneng serta sekitarnya.
Lalu lintas menjadi sangat padat, sehingga terjadi kemacetan total.
Terlebih sebuah akomodasi pariwisata, yang digadang terbesar di Asia berdiri di kawasan tersebut.
Baca juga: TERNYATA GUA THE CAVE Tidak Kantongi Izin, Ini Penjelasan DPMPTSP Pemkab Badung
Baca juga: HOLYWINGS BALI Sudah MULAI Beroperasi, Simak Fasilitas Kelas DUNIA

Wayan Sandra mengakui, kemacetan terjadi karena salah satu indikasi berkembangnya pariwisata yang tidak dibarengi dengan infrastruktur yang baik.
Ia pun menyoroti desa yang memiliki garis pantai itu, kurang tersentuh pembangunan oleh pemerintah daerah, baik kabupaten maupun Provinsi Bali.
“Saat ini sangat macet, bukan macet bergerak, tapi macet tidak bergerak.
Itu kondisi ada di sekitar Tibubeneng, Canggu, Pererenan ke barat.
Apalagi jalan provinsi yang tidak pernah diperbaiki,” kata Wayan Sandra dalam rapat Banggar DPRD Badung, bersama Tim Anggaran pemerintah daerah (TAPD) di gedung Dewan Badung, Selasa 2 Agustus 2022.
Pihaknya mengaku kondisi itu pun, perlu menjadi perhatian pemerintah.
Bahkan politisi asal Tibubeneng itu, mengaku anggaran untuk perbaikan infrastruktur menjadi hal yang wajib.
“Setiap tahun agar ada perbaikan, mulai dari trotoarnya gorong-gorong dan yang lainnya,” katanya.
Baca juga: SAH! Gua The Cave Bukan Cagar Budaya, Ini Hasil Kajian Teknis Disbud Badung
Baca juga: KOMISI I DPRD Provinsi Bali Sidak Atlas Beach Fest, Cek Soal Perizinan

Wayan Sandra mengakui, jika akomodasi pariwisata berupa hotel mulai tumbuh di desa tersebut, khususnya Berawa – Tibubeneng dan Canggu.
Termasuk di kawasan Cemagi kecamatan Mengwi.
Selain macet, wilayah tersebut juga menjadi langganan banjir ketika musim hujan.
“Saat hujan deras, bukan sekadar genangan yang dalam hitungan jam akan hilang.
Namun banjir bisa terjadi sampai berhari-hari,” jelasnya.
Pihaknya menyebutkan, kondisi tersebut jangan sampai menjadi bahan tertawaan.
Sebab jika banjir sampai tiga hari, air tersebut datang dari Dalung menuju Tibubeneng.
“Di Dalung trotoarnya dan gotnya baik.
Begitu airnya masuk Tibubeneng, jalan dan got sudah sama atau rata dengan air.
Ini jelas karena got tidak pernah diperbaiki,” tegasnya.
Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin wilayah tersebut akan menjadi sorotan nasional karena infrastruktur yang buruk.
Sebab kata politisi Senior PDI Perjuangan itu, wilayah berawa dan Canggu juga menjadi kawasan favorit para artis ibu kota.

“Kalau itu mereka (para artis-red) ngomong ini akan berdampak bagi kelangsungan daerah pariwisata kita,” kata Wayan Sandra.
Untuk itu, Wayan Sandra meminta pemerintah memberikan perhatian lebih.
Menyikapi hal tersebut, Ketua TAPD Badung yang juga Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa memberikan jawaban normatif.
Diakuinya, dua kawasan di Kuta Utara itu berkontribusi banyak bagi pendapatan Kabupaten Badung.
“Sangat realistis penataan infrastruktur harus sejalan dengan peningkatan pendapatannya.
Tentu akan dipertimbangkan,” kata Adi Arnawa.
Meski begitu, Adi Arnawa tidak tak banyak memberikan komentar agara perbaikan yang diminta bisa direalisasikan tahun anggaran 2023.
“Mungkin tahun 2023 di anggaran perubahan kita lakukan sesuatu di Kuta Utara itu,” imbuhnya. (*)