Berita Denpasar
Tjok Bagus Optimis Turis Australia Tetap Ramai ke Bali meski Ada Warning dari Hanson
Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sebelumnya sempat merebak di Bali tak berpengaruh pada kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), termasuk dar
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sebelumnya sempat merebak di Bali tak berpengaruh pada kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), termasuk dari Australia, ke Bali.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, Sabtu 6 Agustus 2022.
Apalagi dengan adanya penurunan kasus PMK bahkan sudah nol kasus saat ini, Tjok Bagus makin optimistis bahwa wabah PMK sama-sekali tak berdampak terhadap pariwisata Bali.
"Saya tidak mau berkomentar terkait statement dari Senator Australia tersebut. Yang jelas Pemerintah Provinsi Bali bersama para pemangku kepentingan yang terkait, termasuk para peternak, sudah melakukan langkah-langkah atasi PMK seperti vaksinasi pada sapi, juga pasar-pasar hewan ditutup sementara. Lalu pergerakan hewan ternak keluar Bali juga sudah dicermati," jelas Tjok Bagus.
Langkah-langkah antisipasi PMK tersebut sudah Tjok Bagus sampaikan kepada rekan-rekannya di Australia. Bahkan ia yakin warga Australia tetap datang ke Bali, karena memang menganggap Bali sebagai second home atau rumah kedua mereka.
"Sampai saat ini wisatawan Australia masih nomor satu datang ke Bali. Berarti belum ada korelasi (kasus PMK) dengan kunjungan wisata. Saya berharap wisatawan Australia tetap datang ke Bali," imbuhnya.
Sebelumnya, dalam pidatonya dalam rapat di Parlemen Australia pada Kamis (4/8), Pauline Hanson yang juga Ketua Partai One Nation, mengatakan bahwa wabah PMK merupakan ancaman serius bagi keamanan hayati Australia.
Menurut Hanson, turis Australia rawan membawa wabah PMK sepulang dari Bali.
“Bali benar-benar beda dari negara-negara lain. karena sapi bebas berjalan di mana-mana (di Bali), kotoran sapi bertebaran, dan orang menginjaknya, dan terbawa di pakaiannya, dan orang itu kembali ke negara ini [Australia],” kata Hanson saat mengomentari wabah PMK seperti dikutip Tribun-Bali.com dari kanal YouTube Pauline Hanson's Please Explain pada Sabtu 6 Agustus 2022.
Lebih lanjut, dalam rapat di parlemen yang dihadiri Menteri Pertanian Australia itu, Hanson meminta kepada kepada Pemerintah Australia untuk menutup sementara pintu masuk dari Australia ke Bali.
“Jika kita bisa menutup pintu masuk untuk Covid, kenapa tidak untuk penyakit ini sampai berhasil diberantas?” jelasnya.
Menurutnya, virus PMK dapat dibawa pelancong melalui lubang hidung mereka untuk waktu sekitar 26 hingga 28 jam.
“Sebenarnya wisatawan bisa membawanya (PMK) di hidung mereka, di lubang hidung untuk periode 26 sampai 28 jam. Apa permasalahnnya jika menutup penebangan untuk Covid kita sangat gampang, tetapi untuk ini (PMK) tidak bisa? Hingga PMK terkontrol di Indonesia,” tandas Hanson.
Pariwisata, menurut, Cok memang rentan dengan berbagai isu, sehingga Pemprov Bali telah melakukan langkah-langkah antisipasi terkait PMK.
"Saya berharap wisatawan Australia datang ke Bali karena memang Bali aman untuk dikunjungi. Kita juga tetap lakukan protokol kesehatan," ucap Tjok Bagus.(sar)
• Gus Agung Gak Ambil Pusing Ejekan Senator Australia soal Bali, Sebut Kotoran Sapi Bertebaran di Bali
