PMI Telantar di Turki
BREAKING NEWS - PMI Asal Bali Telantar di Turki, Kondisi Sakit dan Uang Habis untuk Berobat
I Gusti Ayu Vira Wijayantari seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali telantar di Turki, ia kini dalam kondisi sakit
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Namun sesampainya di Turki, ia bekerja dengan bosnya yang bernama Abdulrahman, dimana jam berangkat bekerjanya pukul 06.00-21.00.
Ia juga mengatakantidak ada waktu untuk istirahat selama jam kerja tersebut. Waktu makan hanya 15 menit.
Terkadang ia hanya dapat makan sehari sekali dengan alasan karena ramai tamu, kadang ia juga curi- curi waktu untuk menaruh nasi dan lauk di kertas tisu, dan dimasukan ke kantong.
Biasanya nasi itu ia makan pada saat sedang mengambil tamu karena jika tidak demikian maka ia tidak bisa makan seharian. Dan tentunya tidak ada energi untuk bekerja, ia juga mengatakan libur hanya sekali dalam sebulan, itupun sangat sangat sulit untuk mendapatkan libur.
"Sebelum keberangkatan dari Bali menuju Turki, saya dan kakak saya mengurus surat surat dan menandatangani kontrak yang mana dikontrak tersebut tertuliskan bahwa gaji 7,155 lira yang pada saat itu harga liranya 1 lira = Rp1,700 total gaji sekitar Rp12 juta tapi kenyataanya saya digaji 300 dollar atau Rp4,2 juta dan bulan berikutnya 500 dollar atau Rp7,1 Juta dan gajinya pun sering terlambat," ungkapnya.
Karena gaji dan jam kerja yang tidak sesuai dengan kontrak ia pun kabur dari tempat bekerja pertamanya dan mencoba peruntungan bekerja SPA di tempat yang baru.
Namun bukan mengubah nasibnya, ternyata semakin membuatnya tertekan hingga ia mengalami muntah darah dan sakit pada bagian perutnya.
Di tempat terakhir ia bekerja ini, untungnya majikannya masih bersedia memberikan tempat untuknya tinggal sambil berobat dan kini ia tidak dapat bekerja kembali karena sakitnya.
Uangnya sudah habis untuk berobat, makan pun ia dapat dari teman-temannya yang kebetulan berasal dari Bali yang juga bekerja di Turki.
Besar harapan Vira kembali lagi ke Bali untuk berobat dan kini ia sudah berkoordinasi dengan KBRI setempat untuk pemulangannya. (*)