PMI Sakit di Turki

NASIB GUSTI AYU VIRA Sakit di Turki, Sang Ibu Menantinya Pulang ke Bali

Setelah PMI sakit di Turki, dan tidak punya biaya. Gusti Ayu Vira kini ditunggu oleh sang ibu di Bali. Kemenlu dan dinas terkait masih memeriksa.

TRIBUN-BALI.COM / Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Gusti Ayu Wistari (46) selaku ibu dari I Gusti Ayu Vira Wijayantari seorang PMI asal Bali yang kehabisan uang dan sakit di Turki ketika ditemui dikediamannya. Setelah PMI sakit di Turki, dan tidak punya biaya. Gusti Ayu Vira kini ditunggu oleh sang ibu di Bali. Kemenlu dan dinas terkait masih memeriksa. 

TRIBUN-BALI.COM - Setelah surat terbuka dari salah satu PMI asal Bali, Gusti Ayu Vira, ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

Setelah PMI sakit di Turki, dan tidak punya biaya.

Akhirnya mendapatkan atensi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Sang ibunda pun kini, sedang menunggu kepulangan Gusti Ayu Vira

Kesedihan dan kegundahan tampak diraut wajah, Gusti Ayu Wistari, selaku ibu dari I Gusti Ayu Vira Wijayantari seorang PMI asal Bali yang kehabisan uang dan sakit di Turki.

Ketika ditemui di kediamannya yang berlokasi di Jalan Akasia XVI, Gang Jagung, Denpasar.

Wistari mengatakan, terakhir berkomunikasi malam kemarin dengan buah hatinya tersebut.

"Dari kemarin dia tidak ada balas chat handphone (HP) nya juga sudah tidak aktif.

Awal tahunya ya sama seperti yang dia buat disurat itu," katanya pada, Selasa 16 Agustus 2022.

Baca juga: KISAH PILU GUSTI AYU, PMI Asal Bangli Sakit di Turki, Jarang Makan dan Gaji Tidak Sesuai Janji

Baca juga: KISAH PILU GUSTI AYU, PMI Asal Bangli Sakit di Turki, Jarang Makan dan Gaji Tidak Sesuai Janji

Setelah surat terbuka dari salah satu PMI asal Bali, Gusti Ayu Vira, ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

Setelah PMI sakit di Turki, dan tidak punya biaya.

Akhirnya mendapatkan atensi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Sang ibunda pun kini, sedang menunggu kepulangan Gusti Ayu Vira. 

Kesedihan dan kegundahan tampak diraut wajah, Gusti Ayu Wistari, selaku ibu dari I Gusti Ayu Vira Wijayantari seorang PMI asal Bali yang kehabisan uang dan sakit di Turki.

Ketika ditemui di kediamannya yang berlokasi di Jalan Akasia XVI, Gang Jagung, Denpasar.

Wistari mengatakan, terakhir berkomunikasi malam kemarin dengan buah hatinya tersebut.
Setelah surat terbuka dari salah satu PMI asal Bali, Gusti Ayu Vira, ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. Setelah PMI sakit di Turki, dan tidak punya biaya. Akhirnya mendapatkan atensi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Sang ibunda pun kini, sedang menunggu kepulangan Gusti Ayu Vira.  Kesedihan dan kegundahan tampak diraut wajah, Gusti Ayu Wistari, selaku ibu dari I Gusti Ayu Vira Wijayantari seorang PMI asal Bali yang kehabisan uang dan sakit di Turki. Ketika ditemui di kediamannya yang berlokasi di Jalan Akasia XVI, Gang Jagung, Denpasar. Wistari mengatakan, terakhir berkomunikasi malam kemarin dengan buah hatinya tersebut. "Dari kemarin dia tidak ada balas chat handphone (HP) nya juga sudah tidak aktif. Awal tahunya ya sama seperti yang dia buat disurat itu," katanya pada, Selasa 16 Agustus 2022. (TRIBUN-BALI.COM / Ni Luh Putu Wahyuni Sari)

 

Gusti Ayu Vira sendiri sering menelepon ibunya, ketika tertimpa masalah tersebut di Turki.

Hanya saja ia tak berdaya, dan tidak memiliki biaya untuk memulangkan Gusti Ayu Vira.

Setiap menelfon ibunya, Gusti Ayu Vira selalu merintih setiap hari.

Bahkan ibunya minta pertolongan, seperti meminjam uang untuk membantu Gusti Ayu Vira di sana.

Sebelum menjadi tenaga terapis di Turki, Gusti Ayu Vira tidak memiliki riwayat sakit.

"Saya terakhir komunikasi semalam, tidak ada cerita dia tidak mau banyak ngomong juga.

Sakit pastinya tidak ngerti, pastinya lambung sih karena diendeskopi.

Dia juga ngirim video endeskopi juga dapat opname 3 kali, sekarang tinggal dengan teman-temannya," imbuhnya.

Gusti Ayu Vira sendiri sebelumnya sudah sempat bertahan, agar tetap dapat mengumpulkan pundi-pundi uang di Turki.

Namun karena sakit yang dideritanya cukup parah, ia terpaksa meminta pulang ke Bali.

"Kalau sebelumnya dia memang masih pengen selalu bantu orangtua.

Iya bertahan, biaya pulang juga tidak ada jadi bertahan disitu dari 17 Juli 2022 dia ngerasa gak kuat pengen pulang saja.

Sampai minta tolong dicarikan dana untuk pulang," paparnya.

Baca juga: KISAH PILU GUSTI AYU, PMI Asal Bangli Sakit di Turki, Jarang Makan dan Gaji Tidak Sesuai Janji

Baca juga: KISAH PILU GUSTI AYU, PMI Asal Bangli Sakit di Turki, Jarang Makan dan Gaji Tidak Sesuai Janji

Sakit pastinya tidak ngerti, pastinya lambung sih karena diendeskopi.

Dia juga ngirim video endeskopi juga dapat opname 3 kali, sekarang tinggal dengan teman-temannya,
Sakit pastinya tidak ngerti, pastinya lambung sih karena diendeskopi. Dia juga ngirim video endeskopi juga dapat opname 3 kali, sekarang tinggal dengan teman-temannya," imbuhnya. Gusti Ayu Vira sendiri sebelumnya sudah sempat bertahan, agar tetap dapat mengumpulkan pundi-pundi uang di Turki. Namun karena sakit yang dideritanya cukup parah, ia terpaksa meminta pulang ke Bali. "Kalau sebelumnya dia memang masih pengen selalu bantu orangtua. Iya bertahan, biaya pulang juga tidak ada jadi bertahan disitu dari 17 Juli 2022 dia ngerasa gak kuat pengen pulang saja. Sampai minta tolong dicarikan dana untuk pulang," paparnya. (mer)

 

Bahkan banyak yang Gusti Ayu Vira, tutupi dari ibunya agar ibunya tidak terlalu banyak berfikir.

Hingga saat ini ibu Gusti Ayu Vira belum menerima kabar kapan anaknya akan kembali pulang ke Bali.

Bekerja di Turki ini merupakan hal yang pertama kali Gusti Ayu Vira lakukan dan selama bekerja di Turki.

Gusti Ayu Vira belum pernah pulang ke Bali sekalipun.

"Keberangkatan ke sana diurus sama Bu Agung nantinya dikembalikan dengan dipotong gaji.

Setelah kejadian ini saya tidak ada komunikasi dengan Bu Gung," tandasnya.

Ketika berangkat kerja ke Turki, Gusti Ayu Wistari mengatakan tidak ada rasa terpaksa dari raut wajah putrinya.

Ia melihat Gusti Ayu Vira, sangat bersemangat untuk bekerja di Turki karena mengetahui keadaan keluarganya di Bali.

Hutang Gusti Ayu Vira pada Bu Agung, tidak diketahui pasti nominalnya.

Gusti Ayu Wistari hanya mengatakan kurang lebih sejumlah Rp 15 juta, di mana merupakan hutang keberangkatan Gusti Ayu Vira ke Turki.

Awal mula ia mengenal Bu Agung tersebut yakni dari adik Gusti Ayu Vira yang berpacaran dengan anak Bu Agung.

Bahkan setelah Gusti Ayu Vira pergi ke Turki, Gusti Ayu Wistari sama sekali tidak dapat berkomunikasi dan bertemu dengan Bu Agung.

Baca juga: KISAH PILU GUSTI AYU, PMI Asal Bangli Sakit di Turki, Jarang Makan dan Gaji Tidak Sesuai Janji

Baca juga: Tak Dapat Berbuat Banyak, Wistari Ibu I Gusti Ayu Vira Menanti Putrinya Untuk Pulang ke Bali

Ketika berangkat kerja ke Turki, Gusti Ayu Wistari mengatakan tidak ada rasa terpaksa dari raut wajah putrinya.

Ia melihat Gusti Ayu Vira, sangat bersemangat untuk bekerja di Turki karena mengetahui keadaan keluarganya di Bali.

Hutang Gusti Ayu Vira pada Bu Agung, tidak diketahui pasti nominalnya.

Gusti Ayu Wistari hanya mengatakan kurang lebih sejumlah Rp 15 juta, di mana merupakan hutang keberangkatan Gusti Ayu Vira ke Turki.

Awal mula ia mengenal Bu Agung tersebut yakni dari adik Gusti Ayu Vira yang berpacaran dengan anak Bu Agung.

Bahkan setelah Gusti Ayu Vira pergi ke Turki, Gusti Ayu Wistari sama sekali tidak dapat berkomunikasi dan bertemu dengan Bu Agung.
Ketika berangkat kerja ke Turki, Gusti Ayu Wistari mengatakan tidak ada rasa terpaksa dari raut wajah putrinya. Ia melihat Gusti Ayu Vira, sangat bersemangat untuk bekerja di Turki karena mengetahui keadaan keluarganya di Bali. Hutang Gusti Ayu Vira pada Bu Agung, tidak diketahui pasti nominalnya. Gusti Ayu Wistari hanya mengatakan kurang lebih sejumlah Rp 15 juta, di mana merupakan hutang keberangkatan Gusti Ayu Vira ke Turki. Awal mula ia mengenal Bu Agung tersebut yakni dari adik Gusti Ayu Vira yang berpacaran dengan anak Bu Agung. Bahkan setelah Gusti Ayu Vira pergi ke Turki, Gusti Ayu Wistari sama sekali tidak dapat berkomunikasi dan bertemu dengan Bu Agung. (TRIBUN-BALI.COM / Ni Luh Putu Wahyuni Sari)

 

"Kan pernah geknya (Gusti Ayu Vira) sakit Bu Gung bilang jangan dipikirin katanya sudah ada yang ngurus dan berwenang.

Kalau hubungan saudara sih dari jauh karena gung kaknya gek (kakek Gusti Ayu Vira) masih sepupu jauh.

Waktu masih pacaran sama adeknya Gusti Ayu Vira sering kesini bu Gungnya," ujarnya.

"Dari awalnya gek (Gusti Ayu Vira) berangkat belum gajian, sudah ditanya dengan anaknya bu Gung 'apa ibu sudah dikirim uang sama geknya' terus saya katakan Gusti Ayu Vira sedang sakit dan belum mengirimkan uang lalu anaknya bilang 'Jung gak mau tau dia sakit intinya sudah kirim uang belum' lalu saya suruh tanyakan ke ibunya saja (bu Gung)," tandasnya.

Sebelumnya Gusti Ayu Vira bekerja di toko yang menjual alat tulis untuk Kampus.

Sebelumnya ia tidak memiliki basic untuk terapis spa.

Gusti Ayu Vira sempat kuliah hingga semester 5 di Undiknas, Denpasar jurusan Telekomunikasi.

Namun harus terputus karena bekerja.

Di mata keluarga Gusti Ayu Vira merupakan anak yang mandiri sejak kecil.

Ia sempat tinggal di Bangli sampai umur 5 tahun lalu bersekolah di Denpasar.

Ketika SMA dia sempat ngojek atau antar jemput temannya untuk membantu biaya sekolah.

Selama bekerja di Turki, ibu Gusti Ayu Vira mengatakan anaknya, tidak setiap bulan mengirimkan uang.

Sebab sering sakit, sang ibu pun berharap agar Gusti Ayu Vira dapat kembali pulang ke Bali agar mendapatkan perawatan lebih lanjut terkait sakitnya. 

Gusti Ayu Vira sempat kuliah hingga semester 5 di Undiknas, Denpasar jurusan Telekomunikasi.

Namun harus terputus karena bekerja.

Di mata keluarga Gusti Ayu Vira merupakan anak yang mandiri sejak kecil.

Ia sempat tinggal di Bangli sampai umur 5 tahun lalu bersekolah di Denpasar.

Ketika SMA dia sempat ngojek atau antar jemput temannya untuk membantu biaya sekolah.

Selama bekerja di Turki, ibu Gusti Ayu Vira mengatakan anaknya, tidak setiap bulan mengirimkan uang.

Sebab sering sakit, sang ibu pun berharap agar Gusti Ayu Vira dapat kembali pulang ke Bali agar mendapatkan perawatan lebih lanjut terkait sakitnya. 
Gusti Ayu Vira sempat kuliah hingga semester 5 di Undiknas, Denpasar jurusan Telekomunikasi. Namun harus terputus karena bekerja. Di mata keluarga Gusti Ayu Vira merupakan anak yang mandiri sejak kecil. Ia sempat tinggal di Bangli sampai umur 5 tahun lalu bersekolah di Denpasar. Ketika SMA dia sempat ngojek atau antar jemput temannya untuk membantu biaya sekolah. Selama bekerja di Turki, ibu Gusti Ayu Vira mengatakan anaknya, tidak setiap bulan mengirimkan uang. Sebab sering sakit, sang ibu pun berharap agar Gusti Ayu Vira dapat kembali pulang ke Bali agar mendapatkan perawatan lebih lanjut terkait sakitnya.  (Istimewa)

 

Hati-Hati Janji PMI ke Luar Negeri 

Viral Gusti Ayu Vira, sebagai PMI sakit di Turki setelah ia mengirim surat ke Presiden Joko Widodo.  

Nasib pilu Gusti Ayu Vira, bekerja di Turki mengenai kontrak kerja yang tak sesuai.

Dinas Ketenagakerjaan Bali dan Kota Denpasar, melakukan pengecekan ke Lembaga Pelatih Kerja (LPK) yang membantu keberangkatan Gusti Ayu Vira.

Ketika ditemui, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Arda, mengatakan setelah dilakukan pengecekan, LPK tersebut resmi dan memiliki izin dari Walikota Denpasar pada tahun 2017 lalu.

"Jadi dia hanya hanya sebatas membantu pengurusan administrasi sehingga terbit Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKNL) yang diterbitkan BP2MI.

Kemudian kalau kita baca suratnya dia berangkat resmi tanpa melalui perusahaan penempatan tapi secara personal atau mandiri.

Itu memang dibolehkan sesuai aturan.

Jadi, dia mengantongi KTKNL kemudian ada kontrak kerja dan visa kerja," kata, Arda pada, Selasa 16 Agustus 2022.

Lebih lanjutnya ia mengatakan, yang jelas kewenangan dari LPK adalah melatih sementara untuk penempatan yang berwenang adalah P3MPI (Perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia).

"Makanya saya minta sering, sampai kalau ada oknum yang mengaku bisa menempatkan ke luar negeri ya tolong dicek keberadaanya, bisa ditanya ke dinas kabupaten/kota, ke dinasker, atau BP2MI," imbuhnya.

Sementara jika dia terbukti memberangkatkan orang secara mandiri, maka izinnya akan dipertimbangkan kembali.

Untuk sanksi yang diberikan yakni sanksi administrasi dimana terdapat tahapan.

Ketika disinggung masalah penyogokan pembuatan KTKNL.

Arda mengatakan KTKNL yang menerbitkan adalah BP2MI dan dapat bertanya langsung ke pihak yang bersangkutan.

"Makanya seperti yang saya sampaikan hati-hati.

Apalagi menerima imingi-imingi gaji yang besar. Tolong konfirmasi ke kami," tandasnya.

Secara administrasi LPK boleh-boleh saja membantu PMI untuk berangkat secara mandiri.

Namun tidak dapag terlibat dalam proses keberangkatan tersebut. Karena hal tersebut merupakan kewenangan dari P3MPI.

Kalau membantu memberikan informasi ada perusahaan mungkin bisa kerja sama antar LPK dengan perusahaan penempatan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved