Berita Bali
Pemprov Bali Tunggu Revisi SE No 5 Tahun 2022, Pasar Hewan Dibuka Pekan Depan
Kasus PMK di Bali, pengiriman ternak babi keluar pulau boleh beroperasi, dibukanya kembali pasar hewan akan segera dilakukan
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Dalam sekali pasaran rata-rata penerimaan daerah yang hilang dari Pasar Hewan Kayuambua mencapai Rp 1.960.000. Kalau ditotal seluruhnya, potensi pendapatan daerah yang hilang mencapai Rp 33.320.000," sebutnya, Kamis.
Dirgayusa mengatakan, alasan belum dibukanya pasar hewan Kayuambua karena masih menunggu rekomendasi dari Satgas Provinsi Bali.
Adapun soal statement Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali soal dibukanya kembali pasar Hewan mulai minggu depan, Dirgayusa mengaku belum tahu hal tersebut.
"Kami belum menerima informasinya. Begitu pun dari Dinas PKP Bangli juga belum menginformasikan pada kami soal pembukaan pasar hewan Kayuambua," ungkap dia.
Pihaknya tidak memungkiri, selain berdampak pada pendapatan daerah, ditutupnya pasar hewan Kayuambua juga berdampak pada masyarakat.
Sebab, lanjutnya, harga jual ternak warga yang terpapar PMK menjadi jeblok.
"Untuk taksiran kerugian di masyarakat juga cukup banyak. Karena ada pengurangan harga terhadap pembelian sapi di delapan kasus yang terpapar PMK untuk dilakukan pemotongan," jelas Dirgayusa.
Tindak lanjut dari itu, Satgas PMK Bangli sampai saat ini masih terus menggencarkan vaksinasi PMK di kabupaten Bangli.
Di mana, vaksin dosis I telah menyasar 22.172 sapi dan vaksin dosis 2 sebanyak 6.699 sapi.
Mantan Camat Kintamani ini menambahkan, kegiatan vaksinasi juga menyasar desa-desa yang memiliki jumlah populasi sapi tinggi, di luar radius 3 km dari desa terpapar PMK, yakni Desa Pengiyangan dan Desa Tiga, Kecamatan Susut.
Sementara bagi desa lainnya, untuk sementara waktu program vaksinasi baru akan dilakukan jika ada pengaduan dari masyarakat.
"Kita berharap pasar hewan bisa segera dibuka. Sebab sektor peternakan menjadi pencaharian yang sangat membantu ekonomi saat ini, sehingga para peternak bisa mendapatkan penghasilan yang diharapkan kembali," tandasnya.
Pengawasan Masih Lemah
PENGAWASAN lalulalang mobil pengangkut hewan sapi di Kabupaten Badung sepertinya cukup lemah.
Pasalnya beberapa kali mobil mengangkut sapi di Badung tanpa dilakukan pemeriksaan.