Berita Tabanan
Excavator dan Loader LH Rusak, TPA Mandung Tiga Hari Tak Operasi, Ini Kondisi Sampah di Tabanan
elama tiga hari terkahir Escavator di TPA Mandung rusak. Hal itu berpengaruh pada pengangkutan sampah terutama dari Bank Sampah di daerah kawasan kot
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Selama tiga hari terkahir Excavator di TPA Mandung rusak.
Hal itu berpengaruh pada pengangkutan sampah terutama dari Bank Sampah di daerah kawasan kota.
Sampah menumpuk dan tidak dapat diangkut oleh truk sampah untuk diurai di TPA.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas LH, I Gusti Putu Ekayana, Senin 29 Agustus 2022.
Ekayana mengatakan, bahwa selama tiga hari memang mengalami kerusakan. Dimulai dari hari Kamis hingga Sabtu, dan baru Minggu sore selesai untuk diperbaiki dan beroperasi.
Hanya saja karena tiga hari itu tidak beroperasi maka terjadi penumpukan di TPS.
Terutama persoalan pengangkutan untuk daerah kota Tabanan, sedangkan di pedesaan tidak mengalami hal tersebut.
“Awalnya escavator di bagian selang oli rusak, dan Kamis sore sudah dicari rekanan teknisi. Jumat sudah diperbaiki dan sudah jalan namun dua jam rusak di sisi lainnya.
Jadi kan selang ada empat, dua yang rusak atau jebol. Diperbaiki. Kemudian dua jam selanjutnya yang dua lainnya rusak juga. Setelah itu
loader (bulldozer) juga rusak,” ucapnya Senin 29 Agustus 2022.
Baca juga: Gagal Dapat Dana PEN, Badung Terpaksa Gunakan APBD Untuk Proyek Samigita
Dijelaskannya, bahwa kerusakan alat berat tersebut, membuat penangan sampah terutam adi TPS terhambat.
Sehingga sampah di setiap TPS penuh bahkan meluber.
Pihaknya tidak bisa memaksakan petugas bekerja dengan maksimal.
Karena rata-rata petugas angkut sampah ini sudah tua.
Selain itu, kendaraan juga sudah berumur, tidak berani dipaksakan bekerja maksimal. Dan mesin tidak dapat bekerja di atas delapan jam, karena memang mesin tua.
“Petugas dan alat angkut tidak berani memaksakan, namun saya pastikan seluruh sampah di TPS segera terangkut,” tegasnya.
Diakuinya, TPA Mandung sebenarnya memiliki dua excavator dan dua bulldozer, namun satu excavator dan buldozer rusak.
Sehingga prkatis hanya satu escavator dan satu bulldozer yang bisa digunakan. Dan itu pun juga sering rusak karena sudah berumur tua. Alat berat ini sudah digunakan sejak tahun 2007 lalu dan memerlukan biaya perbaikan yang cukup besar.
“Kami memang mengusulkan untuk pengadaan alat berat. Hanya saja, saat ini persoalannya ialah keterbatasan anggararan.
Baca juga: UNGKAP Kasus Narkotika, Polresta Denpasar Selamatkan 20.000 Jiwa Generasi Muda
Saat survei kemarin, harga alat berat berkisar Rp 800 Juta-1,5 Miliar. Kami masih bersyukur biaya perawatan termasuk biaya operasional mendapatkan anggaran yang memadai,” jelasnya.
Ekayana menambahkan, untuk produksi sampah di Tabanan ini paling tidak dalam sehari sebanyak 86-94 ton per hari. Tentu saja, hal itu menjadi beban dengan keberadaan TPA Mandung yang hanya seluas 2,7 hektar.
Untuk itu, mengoptimalkan peran bank sampah dan penanganan sampah berbasis sumber dengan mengaktifkan TPS3R. Untun saat ini TPS3R itu berjumlah 43 dan akan dirambah menjadi 50-an.
“Nantinya harapan kami sampah sudah dipilah baik di bank sampah dan TPS3R. Sehingga di TPA itu sudah hanya berupa residu. Dan saat ini, keberadaan TPS3R yang 43 ini belum maksimal dalam pengurangan volume sampah ke TPA. Ini yang kami terus upayakan,” bebernya. (*)