Berita Tabanan
Driver Ojol Keluhkan Tarif Order Tak Selaras dengan Kenaikan BBM
Pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi Pertalite seharga Rp 10 ribu dari Rp 7.650.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi Pertalite seharga Rp 10 ribu dari Rp 7.650.
Terkait hal ini, untuk di Bali, pengemudi Driver Ojek Online (ojol) pun mengeluhkan kenaikan BBM. Apalagi, untuk kenaikan tarif orderan belum diberlakukan untuk wilayah Bali.
Salah satu Driver Ojol Tabanan, Misbahul Munir, 30 tahun, mengaku sudah sejak tiga tahun lalu menjadi Driver Ojol di Tabanan. Tentu saja, dengan kenaikan BBM berdampak, dikarenakan ongkos orderan masih tetap, sedangkan BBM sudah naik hingga Rp 2 ribu lebih.
“Tentu berdampak, mas. Kan ongkos orderan masih sama. Sedangkan BBM sudah naik,” ucapnya saat ditemui di salah satu pertokoan di Tabanan, Minggu 4 September 2022.

Ia menjelaskan, bahwa untuk kenaikan harga orderan khusus Ojol, sampai saat ini untuk seluruh Indonesia tidak merata kenaikan ongkosnya. Untuk daerah Bali, masih belum diterapkan kenaikan, sedangkan daerah lain sudah berjalan.
“Surabaya sudah. Jadi hanya beberapa Provinsi yang naik. Tidak merata,” ungkapnya.
Hingga saat ini, menurut Misbah, bahwa masih belum ada pembicaraan antara manajemen dengan Driver di Bali. Meskipun, Driver sudah mengeluhkan ke manajemen juga terakit hal ini. Hingga saat ini, belum ada tanggapan dari manajemen juga.
“Belum ada, tapi sudah kami keluhkan. Karena memang kondisinya BBM sudah naik,” jelasnya.
Baca juga: HARGA BBM Naik! CEK Penerima Banso BLT BBM 2022 yang Cair September 2022 di cekbansos.kemensos.go.id
Misbah mengaku, bahwa tiap orderan untuk jarak di bawah lima kilometer dirinya mendapat sekitar Rp 7.200 per sekali trip. Dengan artian, 80 persen dari total pembayaran konsumen akan menjadi milik Driver, sedangkan 20 persen milik manajemen.
Dan setiap hari, paling tidak dirinya mengeluarkan sekitar Rp 30 ribu untuk pertalite ketika menerima semua order.
“Saya sehari bisa habis Rp 30 ribu bensin untuk keliling ke Tabanan Denpasar dan Canggu. Kalau sekarang bisa jadi Rp 40 hingga Rp 50 ribu. Untuk orderan di Tabanan masih relatif sepi. Paking 65 persen saja yang melakukan pemesanan. Misal pagi orderan pengangkutan, karena banyak siswa-siswi. Kalau siang sudah sepi, jadi cuma makanan. Dibanding daerah lain, Tabanan kurang ramai orderan,” bebernya.
Baca juga: Polres Kawasan Bandara Ngurah Rai Kerahkan Personel Lakukan Pengamanan SPBU
Terpisah, Pedagang Telur di Tabanan, Ni Nyoman Sri Rahayu, atau biasa disapa Men Billy mengatakan, bahwa untuk harga telur masih relatif sama. Tidak ada kenaikan. Untuk telur ukuran menengah hingga besar sekitar Rp 52 hingga Rp 55 ribu. Sedangkan untuk ukuran kecil berkisar di angka Rp 35 hingga Rp 40 ribu.
“Hingga saat ini belum berubah harganya. Masih tetap sama. Saya ambil di pedagang itu sekitar Rp 49 ribu yang besar,” ungkapnya.
Baca juga: BBM Naik, BLT Hanya Diberikan Sekali, Sopir Pariwisata Klungkung: Ini Jadi Musibah
Men Billy mengaku, untuk setiap hari di hari biasa dari mulai pukul 16.30 Wita hingga 20.30 Wita ia bisa menjual hingga laku sekitar Rp 3 juta untuk telur yang dijual. Sedangkan untuk Sabtu dan Minggu bisa Rp 10 juta untuk penjualan telur. Sedangkan untuk selain telur ayam biasa, harga untuk telur ayam kampung ia menjual sekitar Rp 2.000 hingga Rp 3.000. Sedangkan untuk telur bebek dijual Rp 3.000 dan telur asin Rp 3.500.
“Biasa ngambil di Penebel. Ya begini, kalau sampai sekarang belum ada kenaikan meski BBM naik,” jelasnya. (ang).