Berita Bali

Ayah Terduga Teroris Enggan Bicara,Tetangga di Denpasar Sebut FI Susah Bergaul dengan Warga

FI dibekuk Tim Densus 88 di Lumajang, ayah dari terduga teroris FI tidak memberi tanggapan

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra
Rumah kos terduga teroris FI di Denpasar, Bali, Jumat 9 September 2022 - Ayah Terduga Teroris Enggan Bicara,Tetangga di Denpasar Sebut FI Susah Bergaul dengan Warga 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Terduga teroris, FI dibekuk Tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) di Lumajang, Jawa Timur, Selasa 6 September 2022.

Berdasarkan penyelidikan polisi, FI diketahui secara administratif tinggal di Jalan Satelit, Denpasar.

Hal tersebut kemudian dibenarkan oleh Kepala Dusun Banjar Bumi Asri, Dewa Ayu Wirayanti saat ditemui Tribun Bali, Kamis 8 September 2022.

Hasil pemantauan Tribun Bali di Jalan Satelit, Banjar Bumi Asri, Jumat 9 September 2022, kondisi gang cenderung sempit dan padat penduduk.

Baca juga: PENELUSURAN Rumah Kos Terduga Teroris F, Begini Penuturan Tetangga di Denpasar Bali

Hal tersebut ditandai dengan lebar gang yang hanya bisa dilalui oleh satu motor, tanpa bisa saling berpapasan.

Jarak rumah terduga teroris F diperkirakan 50 meter dari ujung gang, yang kemudian disambut oleh Jalan Satelit.

Ketika tiba di depan rumah FI, di depan pintu rumah terdapat beberapa helai tali yang digunakan untuk menjemur pakaian.

Terdengar suara gemericik air dari dalam rumah, tanda rumah tersebut ada penghuninya.

Selang 20 menit menunggu, pintu akhirnya terbuka.

Tribun Bali disambut oleh seorang laki-laki paruh baya dengan mata sembab.

Ternyata pria tersebut ayah dari terduga teroris FI.

Pria tersebut tidak memberi tanggapan lantaran masih tak menduga anaknya dibekuk Densus 88 Mabes Polri.

“Tentang anak saya kan? Ikuti saja seperti yang di media,” ucap sang ayah dengan nada sendu saat ditemui Tribun Bali, Jumat 9 September 2022 sore.

Di gang tersebut, pria S (53) tetangga terduga teroris FI, mengaku FI dan keluarganya menjadi orang yang tertutup sejak beberapa tahun lalu.

S merupakan tetangga terduga teroris FI yang telah tinggal di gang tersebut sejak 1998.

“Iya orangnya tertutup. Nggak bisa bergaul. Dulu bergaul, pertama kali di sini (1998). Mulai jarang (bergaul) sejak 8 tahun yang lalu,” ucap S saat ditemui Tribun Bali.

Menurut S, keluarga dan terduga teroris FI kerap kali diajak beribadah bersama oleh warga sekitar di tempat ibadah yang ada di gang tersebut.

Namun, ajakan warga jarang diikuti oleh terduga teroris FI beserta keluarganya.

“Sudah, sudah dirangkul dulu, nggak mau. Diajak di tempat ibadah (sekitar), nggak mau. Jarang ibadah di sini dia,” tutur S yang merupakan pria kelahiran Jawa Timur tersebut.

S menuturkan, terduga teroris FI merupakan sosok yang pendiam.

Semasa kecil, FI memang kerap kali bermain dengan warga di gang tersebut.

Memasuki masa SMA hingga kuliah, FI mulai jarang bergaul dengan warga sekitar.

S berpandangan, hal tersebut lantaran terduga teroris FI sibuk dengan urusan pendidikan.

Terduga teroris FI merupakan lulusan salah satu politeknik di Badung Bali dengan mengambil jurusan kelistrikan.

Mengenai pernikahan, S menuturkan, pernikahan terduga teroris FI berlangsung di Bali pada masa sebelum pandemi Covid-19.

Setelah menikah, FI sempat bekerja di Lombok, NTB, sebagai teknisi listrik.

S mengatakan, pindahnya FI ke Lumajang untuk menjadi relawan korban erupsi Gunung Semeru.

Selain menjadi relawan, FI memang merencanakan untuk menetap di Lumajang.

FI sudah 5 bulan tinggal di Lumajang.

S menambahkan, warga kerap merangkul FI beserta keluarganya dalam setiap acara di daerah tersebut.

Tak mendapat respon positif, S dan warga gang tersebut malah dilaporkan ke kepala desa karena dianggap menganggu kenyamanan.

“Di sini ada acara itu (acara agama) aja nggak mau, diajak nggak mau. Malah laporan ke desa. Berisik katanya,” tutur S.

S tak menduga bahwa terduga teroris FI terlibat jaringan terorisme.

Warga di gang tersebut malah mendapat informasi dari pedagang sekitar bahwa terduga teroris FI dibekuk Densus 88 di Lumajang.

S mengatakan, para pedagang di sana mengetahui informasi tentang penangkapan terduga teroris F lantaran sang ibu terduga teroris FI curhat ke pedagang sekitar.

Terpisah, Polres Jembrana terus memperketat pengamanan di pintu masuk Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk.

Kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) terus dilakukan dengan memeriksa orang, barang dan kendaraan.

Selain itu, secara khusus personel Dalmas juga mengikuti lomba dan simulasi untuk kesiapan menghadapi G20.

Kemampuan ini terus dilatih untuk mengantisipasi ekskalasi menjelang event internasional itu.

"Untuk di pintu masuk Bali via Pelabuhan Gilimanuk, kita terus lakukan pengetatan dengan pemeriksaan barang, orang, kendaraan juga. Barang-barang berbahaya maupun hal yang berkaitan radikalisme," tegas Kapolres Jembrana, AKBP I Dewa Gde Juliana, Jumat 9 September 2022.

Menurutnya, selain atensi dari polisi, masyarakat diharapkan berperan untuk mendukung dan memberikan informasi kepada petugas terkait situasi dan kondisi keamanan di lingkungan masing-masing.

Disinggung mengenai pengamanan pintu masuk pasca adanya informasi pengamanan terduga teroris yang disebutkan tinggal di wilayah Banjar Bumi Asri, Denpasar, AKBP Dewa Juliana menegaskan, Pelabuhan Gilimanuk menjadi atensi.

"Pengamanan di pintu masuk Bali yang sangat jadi atensi. Pemeriksaan identitas di pintu masuk sangat detail dilakukan, terutama untuk warga yang hendak masuk Bali. Kemudian untuk pelaksanaan yustisi juga kita rutin lakukan seperti pemeriksa KTP yang bekerjasama dengan Pemkab Jembrana," katanya. (mah/mpa).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved