Berita Bali

Tarif AKDP Diusulkan Naik 20 Persen, Sopir Angkutan Umum Dapat BLT Jika Tak Naikkan Ongkos

Organda Buleleng menaikan tarif angkutan, mengusulkan agar tarif AKDP naik 20 persen, atau menjadi Rp 43 ribu

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Eka Mita
Ratusan sopir angkutan umum di Klungkung, rencananya akan menerima bantuan langsung tunai (BLT) - Tarif AKDP Diusulkan Naik 20 Persen, Sopir Angkutan Umum Dapat BLT Jika Tak Naikkan Ongkos 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Buleleng berencana menaikan tarif angkutan.

Kenaikan tarif ini dilakukan akibat dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Tarif Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) akan naik 20 persen, sementara tarif angkutan kota (angkot/bemo) naik 15 persen.

Ketua DPC Organda Buleleng, I Gede Dharma Wijaya dihubungi Tribun Bali, Jumat 9 September 2022, mengatakan, rencana kenaikan tarif ini masih diusulkan ke Kementerian Perhubungan.

Baca juga: BAKAR BAN Aksi Protes Kenaikan BBM, Simak Apa yang Dilakukan Dalmas Polres Klungkung

Apabila disetujui, maka dapat ditindaklanjuti oleh Gubernur dan Bupati untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK).

Sebelum adanya kenaikan harga BBM ini, tarif AKDP untuk jalur Singaraja-Denpasar dan Singaraja-Gilimanuk masih berkisar Rp 35 ribu per penumpang.

Pihaknya pun mengusulkan agar tarif AKDP naik 20 persen, atau menjadi Rp 43 ribu.

Sementara tarif angkot yang sebelumnya berkisar Rp 5 ribu per penumpang, naik 15 persen atau menjadi Rp 5.750.

"Kenaikan harga BBM ini juga berdampak pada naiknya biaya operasional, seperti oli. Jadi kami berharap tarif angkutan darat juga bisa dinaikkan, agar para sopir juga sejahtera," ucapnya.

Wijaya pun tidak menampik, jumlah angkot di Buleleng saat ini terus menurun.

Bila lima tahun yang lalu jumlahnya mencapai 200 unit, sementara kini hanya tersisa 40 unit.

Penurunan ini terjadi karena minat masyarakat menggunakan angkot berkurang.

Masyarakat lebih memilih beraktivitas menggunakan motor pribadi.

"Beli motor sekarang gampang. Cicilannya ringan. Sehingga banyak masyarakat memilih menggunakan motor, ketimbang naik angkot. Dengan menurunnya jumlah penumpang, sekarang sopir angkot kebanyakan beralih menjadi sopir pariwisata atau sopir mengatarkan barang-barang," ungkapnya.

Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, Wijaya berharap pemerintah juga dapat menyetujui keinginan para sopir angkutan, untuk menaikkan tarif.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved