Berita Badung

KASUS HIV/AIDS di Badung, Paling Banyak Diderita Usia 20-29 Tahun 

HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun. Badung jadi tertinggi setelah Kota Denpasar Bali.

intisari-online.com
Ilustrasi - Kabupaten Badung masuk kabupaten tertinggi kedua, temuan kasus HIV/AIDS setelah Kota Denpasar di Provinsi Bali. Bahkan pemerintah setempat, melalui dinas kesehatan mencatat saat ini ada sekitar 4.646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022. Menariknya temuan kasus HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun. Dari informasi yang didapat, untuk untuk kelompok umur tersebut ditemukan sebanyak 1.825 kasus. 

TRIBUN-BALI.COM - Kabupaten Badung masuk kabupaten tertinggi kedua, temuan kasus HIV/AIDS setelah Kota Denpasar di Provinsi Bali.

Bahkan pemerintah setempat, melalui dinas kesehatan mencatat saat ini ada sekitar 4.646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022.

Menariknya temuan kasus HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun.

Dari informasi yang didapat, untuk untuk kelompok umur tersebut ditemukan sebanyak 1.825 kasus.

Baca juga: KABAR BURUK, Seorang Siswa SD di Gianyar terjangkit HIV/AIDS

Baca juga: PEKERJA CAFE Dicek HIV/AIDS dan TBC di Gilimanuk, Simak Selengkapnya!

Ilustrasi - Kabupaten Badung masuk kabupaten tertinggi kedua, temuan kasus HIV/AIDS setelah Kota Denpasar di Provinsi Bali.

Bahkan pemerintah setempat, melalui dinas kesehatan mencatat saat ini ada sekitar 4.646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022.

Menariknya temuan kasus HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun.

Dari informasi yang didapat, untuk untuk kelompok umur tersebut ditemukan sebanyak 1.825 kasus.
Ilustrasi - Kabupaten Badung masuk kabupaten tertinggi kedua, temuan kasus HIV/AIDS setelah Kota Denpasar di Provinsi Bali. Bahkan pemerintah setempat, melalui dinas kesehatan mencatat saat ini ada sekitar 4.646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022. Menariknya temuan kasus HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun. Dari informasi yang didapat, untuk untuk kelompok umur tersebut ditemukan sebanyak 1.825 kasus. (intisari-online.com)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr Made Padma Puspita, pun tak menampik hal tersebut.

Pihaknya mengaku di Badung, dari kumulatif tahun 1987-2022 diangka 4.646 kasus.

"Jadi 4 ribu itu terdiri dari Aids atau orang dengan keluhan sakit parah diangka 1.683. Sementara HIV positif diangka 2.963 sehingga total 4.646," dr Padma Senin 12 September 2022.

Diakui dari data tersebut untuk pertambahan kasus HIV dominan, dari segi umur 20-29 tahun sebesar 1.825 kasus.

Kemudian disusul umur 30-39 tahun sebanyak 1629, dan ketiga umur 40-49 tahun sebanyak 680 kasus.

Di atas umur 50 tahun sekitar 244 kasus dan di atas 60 sekitar 50 kasus.

"Sementara trend di tahun 2022 hingga bulan Juli baik Aids dan HIV ditemukan 219 kasus dengan rincian Aids 63 kasus dan HIVnya 156 kasus," katanya.

Ilustrasi -Kabupaten Badung masuk kabupaten tertinggi kedua, temuan kasus HIV/AIDS setelah Kota Denpasar di Provinsi Bali.

Bahkan pemerintah setempat, melalui dinas kesehatan mencatat saat ini ada sekitar 4.646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022.

Menariknya temuan kasus HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun.

Dari informasi yang didapat, untuk untuk kelompok umur tersebut ditemukan sebanyak 1.825 kasus.
Ilustrasi -Kabupaten Badung masuk kabupaten tertinggi kedua, temuan kasus HIV/AIDS setelah Kota Denpasar di Provinsi Bali. Bahkan pemerintah setempat, melalui dinas kesehatan mencatat saat ini ada sekitar 4.646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022. Menariknya temuan kasus HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun. Dari informasi yang didapat, untuk untuk kelompok umur tersebut ditemukan sebanyak 1.825 kasus. (Tribun Manado)

Dijelaskan untuk warga di bawah 15 tahun rata-rata diangka dua digit.

Kendati demikian, melihat kondisi dari pada pertambahan kasus cukup menyebar, prevalensi pihaknya sudah berupaya optimal untuk bekerjasama dengan faskes tingkat pertama dan kedua.

"Sebenarnya dari jumlah total tersebut penularan paling banyak disumbang oleh kelompok pekerja, disusul PSK (pekerja seks komersial) dan ketiga ibu hamil," jelasnya.

Untuk menangani penyebaran penyakit tersebut, pihaknya sudah menyiapkan rumah sakit untuk bisa melakukan screening HIV/AIDS.

Selain itu Dinas Kesehatan Badung telah bekerjasama dengan KPAD, serta menyiapkan tenaga penyuluh Aids di tingkat desa.

"Selain penyuluhan sosialisasi dan penyebaran kondom, kerjasama dengan pihak luar juga dilakukan hal ini untuk meningkatkan screening kepada pekerja yang beresiko tinggi.

Seperti buruh bangunan, pekerja cafe, dan lainnya," akunya. 

Tidak hanya itu, pihaknya juga bekerjasama seperti USAID, dan yayasan swasta seperti Kerti Praja serta yang lainnya.

Termasuk dengan pihak rumah sakit khususnya RSD Mangusada juga sudah melakukan kerjasama.

Ilustrasi - Kabupaten Badung masuk kabupaten tertinggi kedua, temuan kasus HIV/AIDS setelah Kota Denpasar di Provinsi Bali.

Bahkan pemerintah setempat, melalui dinas kesehatan mencatat saat ini ada sekitar 4.646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022.

Menariknya temuan kasus HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun.

Dari informasi yang didapat, untuk untuk kelompok umur tersebut ditemukan sebanyak 1.825 kasus.
Ilustrasi - Kabupaten Badung masuk kabupaten tertinggi kedua, temuan kasus HIV/AIDS setelah Kota Denpasar di Provinsi Bali. Bahkan pemerintah setempat, melalui dinas kesehatan mencatat saat ini ada sekitar 4.646 kasus yang ditangani sejak dari tahun 1987 hingga tahun 2022. Menariknya temuan kasus HIV/AIDS di Badung, ternyata banyak di temukan pada kelompok usia 20-29 tahun. Dari informasi yang didapat, untuk untuk kelompok umur tersebut ditemukan sebanyak 1.825 kasus. (Kompas.com)

"Semua rumah sakit yang ada di Kabupaten Badung kita ajak untuk menangani kasus ini," tegasnya.

Sembari mengatakan RSD Mangusada sebagai pusatnya yang juga telah melatih tenaga kerja untuk penanganan ilmu HIV/AIDS yang perkembangannya sangat cepat.

Lebih lanjut dijelaskan, bagi penderita HIV/AIDS, Pemerintah Kabupaten Badung membebaskan biaya baik pada saat screening pertama hingga biaya perawatan ketika pasien menderita penyakit tersebut.

"Gratis tidak ada bayar, semuanya karena kita biayanya dari APBD dan juga kita kerjasama dengan BPJS dan juga donatur," katanya.

Untuk pasien AIDS sebenarnya berpotensi untuk hidup bisa mencapai 80 persen.

Namun hal ini tergantung dari kondisi pasien.

Sehingga disarankan jika sudah dinyatakan positif, diminta untuk tetap berfikir positif dan mau konsultasi serta berobat.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved