Berita Bali
Sederhana & Dermawan, Sosok Alm. Haji Agus Slamet, Pendiri dan Pemilik Pasar Oleh-oleh Erlangga
Sederhana dan Dermawan, Begini Sosok Alm. Haji Agus Slamet, Pendiri dan Pemilik Pasar Oleh-oleh Erlangga
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Haji Agus Slamet merupakan seorang pemilik sekaligus pendiri dari Pasar Oleh-oleh Erlangga Bali.
Berkat kepemimpinannya, pasar oleh-oleh miliknya ini mampu bertahan hingga saat ini.
Dibalik kesuksesan beliau, ada cerita menarik dan memotivasi dari sosok pria asal Desa Kintamani ini.
Haji Agus Bambang Priyanto yang merupakan keponakan almarhum secara exlusive menceritakan sosok pamannya kepada Tribun Bali.

Sebagai cucu tertua di keluarganya, Haji Bambang merupakan orang yang paling paham kehidupan paman-pamannya, termasuk Haji Agus Slamet.
“Haji Slamet ini merupakan sosok yang unik bahkan aneh.
Banyak kehidupan-kehidupan yang memang di luar ekspetasi orang kebanyakan,” tutur Haji Agus Bambang dengan senyum tawa.
Lelaki yang akrab disapa Haji Bambang ini mengatakan pamannya merupakan sosok yang sederhana.
Ia tak pernah terlihat mengenakan baju yang mahal dan lebih memilih menggunakan baju batik.
Haji Bambang pernah menegur pamannya yang dipanggil Pak Lek itu karena pakaiannya saat datang ke acara exclusive.
“Pak Lek saya itu datang tidak menggunakan jas seperti bos-bos lain, tetapi hanya dengan baju batik.
Menurutnya batik itu paling top daripada 15 jas yang ada di lemarinya,” kata Haji Bambang.
Keponakan tertua Haji Slamet ini menambahkan pamannya juga memiliki sederet mobil mewah.
Tetapi mobil-mobil itu tidak pernah dikendarainya untuk berpergian.
Ia lebih senang dan sering mengendarai motor Honda Supranya yang sudah sangat buntut.
Kesederhanaan Haji Slamet tidak berhenti sampai di sana saja.
Soal makan, Haji Slamet juga bukan seorang yang tidak suka memilih-milih.
“Pak Lek itu suka makan di mana saja, yang penting halal dan enak.
Jadi kalau di pinggir jalan pun beliau tidak segan duduk di trotoar menikmati makanan,” ujar Haji Bambang.
Haji Bambang mengatakan makanan favorit pamannya adalah soto babat.
Ia kemudian menceritakan pengalaman unik pamannya yang kepergok makan di pinggir jalan oleh pejabat.
Pernah suatu ketika, Direktur Bank Indonesia Bali kala itu memergoki Haji Slamet sedang makan di warung kecil di pinggir jalan.
Awalnya Direktur itu ragu dengan lelaki yang ia lihat sedang menikmati makanannya.
Namun, setelah turun dari mobil, ternyata benar lelaki itu adalah pamannya, Haji Slamet.
Haji Slamet juga merupakan sosok yang dermawan, termasuk kepada keluarga dan masyarakat sekitar.
Uluran tangan selalu ia berikan kepada mereka yang membutuhkan.
“Hampir semua keponakan dibantu dan diumrohkan oleh beliau.
Krama-krama di desa adat Kintamani dan di Denpasar juga dibantu baik untuk operasional banjar dan sebagainya,” jelas Haji Bambang.
Dermawannya Haji Slamet juga dirasakan oleh Palang Merah Indonesia Provinsi Bali.
PMI Provinsi Bali sendiri merupakan tempat Haji Bambang mengabdi sebagai Pengurus Ketua Bidang Penanggulangan Bencana.
“Kalau PMI ada acara keluar daerah dalam jangka waktu lama, kita akan membuka stand jualan.
Pasti itu dimodali oleh beliau, tidak perlu pakai uang jaminan yang penting bisa terbantu,” ucapnya.
Sebagai seorang pengusaha, Haji Bambang mengatakan pamannya selalu semangat dan bersyukur.
Di saat banyak bermunculan pasar oleh-oleh Bali, Haji Slamet tak pernah resah kehilangan rejekinya.
Ia sangat yakin rejeki sudah diatur oleh Tuhan dan setiap manusia memiliki rejeki masing-masing.
Justru Haji Slamet mengatakan para pengusaha itu harus dianggap sebagai sahabat bukan saingan.
Sebelum beliau meninggal, ada pesan yang dititipkan kepada Haji Bambang sebagai cucu pengarep.
Haji Slamet memohon agar Haji Bambang memimpin keluarga dan semua keponakan serta menjaga persatuan keluarga.
“Pesan yang berat bagi saya karena kita tau rambut manusia sama hitam tapi isi kepala berbeda-beda.
Tetapi saya harus mampu melaksanakan amanat beliau untuk menjaga keluarga besar saya ini untuk tetap rukun,” kata Haji Bambang penuh keyakinan.
Kini Haji Agus Slamet telah tiada di usianya yang telah menginjak 78 tahun.
Duka yang masih disisakan untuk keluarga dan sahabat berusaha untuk diikhlaskan.
Haji Bambang berharap pamannya bisa mendapatkan doa dari keluarga dan masyarakat.
Ia berharap perjalanan pamannya menuju sang Ilahi berjalan lancar dengan doa dari seluruh pihak. (yun)
Baca juga: Pendiri dan Pemilik Pasar Oleh-oleh Erlangga Wafat, Kerabat Sebut Sempat Olahraga Pagi