Wawancara Ekslusif

PESAN Mantan Wagub Bali Alit Putra, Tatkala Menangani Tragedi Bom Bali, Simak Kisahnya

Ia pun berusaha untuk memulihkan keadaan, dengan membuat masyarakat tidak larut dalam kesedihan akibat tragedi maut tersebut.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
(Putu Yunia Andriyani)
I Gusti Bagus Alit Putra dan kenangannya selama menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali dalam masa Bom Bali tahun 2022. Ia pun berusaha untuk memulihkan keadaan, dengan membuat masyarakat tidak larut dalam kesedihan akibat tragedi maut tersebut. 

Kemudian kepada Palang Merah Indonesia yang saat itu juga menerjunkan relawan SATGANA PMI yang juga sempat disorot dunia.

Sejak bapak menjabat sebagai ketua PMI Provinsi Bali tahun 2005 ada lah kerjasama khusus dengan Palang Merah Australia.

Mereka membantu meningkatkan kualitas SDM PMI Provinsi Bali dengan berbagai programnya selama lima tahun.

Apakah Bom Bali ini menjadi motivasi bapak untuk tetap mengabdi melalui PMI?

Bapak tahu tentang kejadian tersebut (Bom Bali), tahu dampaknya, tahu perjuangan yang luar biasa para relawan.

Kemudian di rumah sakit Sanglah sudah banyak jenazah yang tidak bisa tertampung dan di koridor itu sudah penuh dengan jenazah.

Iya paling tidak bapak bisa meneruskan usaha bapak seperti ini dan mengabdi untuk Bali di ranah yang lain, seperti melalui PMI.

Apa harapan bapak ke depannya?

Bom Bali ini memberikan pukulan hebat untuk seluruh masyarakat dan kita tidak sangka sebelumnya.

Ini harus dijadikan pelajaran semoga ke depannya kita semua lebih antisipasi dan waspada.

Janganlah kita larut terlalu lama dalam kesedihan, tapi kita harus berusaha untuk pulih dan bangkit atas musibah yang menimpa.

Cepatnya pemulihan Bali juga tidak terlepas dari dukungan banyak pihak baik di tingkat Bali nasional bahkan internasional.

Oleh karena itu ke depannya relasi seperti ini tetap perlu kita jalin dan kita kuatkan supaya bisa saling membantu.

Apa pelajaran atau nilai positif yang dapat diambil dari musibah ini?

Pertama masyarakat harus lebih waspada terutama di Bali karena jiwa bisnisnya yang tinggi agar lebih selektif dalam menerima pendatang.

Pastikan identitas yang jelas dan selalu memonitoring kondisi di lingkungan pendatang.

Itu kan dulu yang teroris itu sewa tempat di Bali untuk merakit bom dan bisa tidak terdekteksi.

Kemudian untuk aparat agar lebih sigap dan waspada apabila ada gerak-gerik yang mencurigakan segera ditindak.

Dan saya pikir saat ini semua itu sudah lebih baik baik dari masyarakat, aparat, maupun pemerintah.

Ada pesan yang ingin disampaikan?

Kita merasakan bahwa Bali ini memang milik dunia, bukan hanya milik Bali atau Indonesia saja.

Oleh karena itu perhatian dunia kepada Bali yang saat ini sudah baik harus dipertahankan dan dikembangkan.

Balik juga harus tetap pada jati dirinya sesuai dengan program pemerintah saat ini “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.

Kehidupan modern kita tidak tinggalkan tetapi namun tetap mempertahankan budayanya.

Dari dulu kan kita mengemas budaya Bali ini, melalui pariwisata berbasis budaya dan lingkungan.

Namun, bukan berarti kita mengorbankan Bali untuk pariwisata tetapi pariwisata itulah yang mendukung lingkungan di Bali menjadi lebih baik. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved