Berita Tabanan
Kapolsek Bayar Kaul Haturkan Pejati di Jembatan Tukad Yeh Ho
Kapolsek Kerambitan, AKP Ni Luh Komang Sri Subakti meyakini bahwa jenazah yang ditemukan di Pantai Sanur ialah Luh Gede Puspasari.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Kapolsek Kerambitan, AKP Ni Luh Komang Sri Subakti meyakini bahwa jenazah yang ditemukan di Pantai Sanur ialah Luh Gede Puspasari.
Atas penemuan yang masih dipastikan di RSU Prof Ngoerah Denpasar itu, dirinya pun membayar kaul. Yakni, dengan menghaturkan pejati di jembatan Tukad Yeh Ho, Jumat 14 Oktober 2022.
“Dari pihak keluarga meyakini. Cuma sekarang mengusulkan surat tidak dilakukan autopsinya dan masih dalam proses. Dan memang saya juga membayar kaul,” ucapnya.
Pembayaran Kaul berupa pejati itu, lanjutnya, adalah sebagai ucapan syukur karena sudah ada titik terang.

Korban akhirnya ditemukan. Alasannya, dirinya melihat betul bagaimana upaya dari tim pencarian, baik Polisi, TNI, SAR Provinsi, BPBD, Nelayan masyarakat, serta keluarga bahu membahu mencari korban.
Dan ini adalah pencarian hari ke tujuh. Hari terakhir.
“Saya punya keinginan karena merasakan suka duka selama enam hari dengan keluarga korban proses demi proses kami lalui. Jadi ini ucapan syukur atas titik terang penemuan korban,” ungkapnya.
Subakti meyakini itu korban, awalnya yakni dari rekanan para nelayan. Bahwa seorang teman memberikan informasi mayat mengapung di tengah laut. Namun, belum diketahui pasti jenazah itu laki-laki atau perempuan. Karena kondisi jenazah yang membengkak. Namun, kecurigaan mulai ada pada benaknya, saat di kepala jenazah masih memakai helem. Selanjutnya, di kaki jenazah masih memakai sepatu. Ditambah lagi, di tubuh korban memakai jaket dengan warna jaket yang sama, yang diinformasikan terakhir kali dipakai oleh korban.
“Selanjutnya tim Satgas bencana Tabanan langsung mengkroscek. Berkoordinasi dengan satgas Polresta Denpasar dan melaksanakan evakuasi di TKP dan siaga Basarnas. Begitu dinyatakan, dimasukkan ke dalam kanton plastik dan dinyatakan perempuan maka kami hubungi keluarga korban,” ungkapnya.
Saat menghubungi keluarga korban, sambungnya, keluarga yang datang ialah dari keluarga di Ketewel Gianyar. Keluarga di Ketewel tidak bisa memastikan. Karena apa yang dikenakan korban tidak pernah diketahui. Maka dari itu, orangtua korban selanjutnya pergi ke Denpasar untuk memastikan langsung.
“Maka dari itu keluarga atau orangtua korban langsung yang ke Denpasar untuk memastikan ,” bebernya. (ang).