Berita Badung
Giri Prasta Tanggapi Masalah Festival Layang-layang, Sebut Perlu Dilakukan EvaLuasi
Festival Layang-layang Bupati Badung Cup 2022 dikeluhkan oleh pencinta layang-layang di Bali. Permasalahn itu pun ditanggapi Bupati Badung I Nyoman
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Festival Layang-layang Bupati Badung Cup 2022 dikeluhkan oleh pencinta layang-layang di Bali. Permasalahn itu pun ditanggapi Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Saat ditemui Selasa 18 Oktober 2022, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta hanya menanggapi santai. Kendati demikian pihaknya mengaku event tersebut perlu dilakukan evaluasi, sehingga tidak ada keluhan.
"Iya mungkin perlu dilakukan evaluasi, untuk event tersebut," ujarnya Giri Prasta
Menurutnya, layang-layang merupakan sebuah tradisi yang berkaitan dengan mitos yang ada di Bali.
Saat itu Ida Bhatara Siwa sebagai Rare Angon, ketika sudah melaksanakan suatu keberhasilan hasil pertanian, beliau meniupkan seruling untuk mendatangkan angin atau Bhatara Bayu.
Setelah itu, dengan adanya angin ada layangan yang memang tradisi dari awal yakni, bebean, pecuk, maupun janggan.
Baca juga: Lima truk dan Sepeda Motor yang Terjebak di Lokasi Galian C Belum Bisa Dievakuasi
"Dari kegiatan itu kami hanya memberikan suport dari moral dan finansial. Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, itu sepenuhnya sudah kami berikan kepada panitia, saya tidak mau ikut campur dan mencampuri persoalan," tegasnya kembali
Terkait adanya keluhan dari peserta, Bupati asal Pelaga, Kecamatan Petang itu menjelaskan, bisa dilakukan evaluasi. Sehingga kedepannya tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan. Sehingga kegiatan kedepannya dapat lebih berkualitas.
"Kami selalu mengintruksikan dan mengimbau pelaksanaan apapun itu yang dilakukan, pertanggungjawabannya harus jelas," tegasnya.
Di sisi lain pihaknya mengaku tidak tersinggung terkait adanya keluhan dalam festival tersebut.
Padahal secara terang-terangan menyebutkan festival tersebut adalah Bupati Badung Cup. Giri Prasta menilai hal tersebut sebagai sebuah kritikan yang harus dijawab dengan kinerja.
"Jangan kan mengatasnamakan saya di bupati cup itu, saya dijelek-jelekkan sekali pun saya tidak masalah. Karena pemimpin yang baik itu adalah pendengar yang baik," ucapnya.
"Selain itu pemimpin juga harus mau dan siap menerima kritik sepedas apapun itu tidak masalah. Sebenarnya bagi saya itu adalah instrospeksi untuk melaksanakan mulat sarira," sambungnya.
Lebih lanjut orang nomor satu di Badung itu menyarakan, kedepannya jika ada perlombaan apapun harus mengikuti regulasi yang ada. Kemudian dalam perlombaan juga harus memberikan yang terbaik bagi peserta dan masyarakat. Pihaknya pun selalu siap memberikan dukungan.