Berita Jembrana
Kisah Ni Putu Widya Margareta, Korban Bencana di Jembrana, Ingin Jadi Pramugari
Kisah Ni Putu Widya Margareta, ditemukan meninggal dunia setelah hilang selama 1,5 hari, sangat royal dengan teman-temannya
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Anaknya juga agak cerewet. Tapi, kalau gak ada dia misalnya gak masuk sekolah, rasanya kurang seru," tutur siswi alumni SMPN 1 Mendoyo ini.
Komang Intan juga menuturkan, almarhum sempat curhat dan hendak melanjutkan kuliah di Jogjakarta.
Ia dari dulu hendak menjadi pramugari.
Namun dia merasa ada yang aneh, ketika Putu Widya sempat bertanya-tanya apakah dirinya akan bisa bertemu temannya di Bali ketika kuliah nanti.
"Katanya udah dari dulu mimpi untuk jadi pramugari dan kuliah di Jogja. Dia sudah nyiapin segala hal dan berkas untuk kuliahnya," katanya.
Disinggung mengenai hobi kesehariannya, Komang Intan menyampaikan, almarhum sangat menyukai hobi yang ekstrem.
Salah satunya adalah Siswa Pecinta Alam (Sispala).
Ia mengikuti ekstrakurikuler Sispala sejak SMP.
"Tapi kemarin sempat bilang juga mau beralih ikut ekstrakurikuler tata rias. Karena itu baru ada," tandas siswi asal Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan ini.
Teman lainnya, Nadyallyandari (17) mengungkapkan hal senada.
Meskipun hanya baru kenal saat duduk di bangku SMA, ia mengakui almarhum adalah sosok yang sangat baik, rajin, dan ceria. Namun, ia sedikit keras kepala.
"Orangnya memang agak keras kepala dia (almarhum). Tapi, anaknya baik, rajin, kreatif dan ceria," kenang teman sekelasnya ini.
Siswi yang akrab disapa Nadya ini juga menegaskan, almarhum dikenal sosok yang rajin membantu orangtua.
Jika selama ini atau setiap hari libur sekolah selalu membantu orangtuanya berjualan sayur ke pasar.
Itu dilakoninya tanpa ada rasa malu.