Berita Denpasar
Kajian Dampak Hujan Ekstrem di Bali, Curah Hujan Mencapai Rekor Baru Pada Tahun 2022
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar mengeluarkan analisis hujan ekstrem di Bali.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar mengeluarkan analisis hujan ekstrem di Bali.
Melalui Koordinator Bidang Data dan Informasinya, I Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan secara klimatologi curah hujan di Bali dapat lebih besar dari 50 mm.
Hal ini berdasarkan pantauan dari Stasiun Klimatologi Bali yang juga telah mengeluarkan informasi wilayah yang berpeluang hujan.
“Pada prakiraan 11-20 Oktober 2022, Bali berpotensi diguyur hujan sedang-lebat dengan peluang > 50 mm bahkan > 90mm/dasarian.

Kondisi ini diprediksi terjadi di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badunh, Gianyar, dan Kota Denpasar,” ujar Gede Wiryajaya.
BMKG Bali juga telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada 16 Oktober 2022 pukul 13.50 hingga 17 Oktober 2022 pukul 11.00 wita.
BMKG berkolaborasi dengan BPBD juga telah menyebarkan informasi tersebit dan menetapkan status waspada untuk wilayah Provinsi Bali.
Seperti yang diketahui, pada tanggal tersebut merupakan awal mulanya beberapa kejadian akibat curah hujan tinggi di beberapa wilayah di Bali.
“Terdapat 13 lokasi kejadian banjir dan longsor diantaranya di Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, dan Karangasem.
Sementara itu ada 22 pos hujan yang menakar curah hujan > 100 mm di lokasi yang sama,” terang Wirya.
Dalam konferensi pers terkait kondisi ini pada Jumat, 21 Oktober 2022, Wirya merincikan beberapa kondisi dampak hujan di wilayah Bali.
Berdasarkan data update 17 Oktober 2022, curah hujan di Kabupaten Jembrana paling tinggi berada di wilayah Nusasari, Kecamatan Melaya yaitu 228 mm/hari.
Disusul oleh wilayah Yeh Embang Kangin 190 mm/hari, Poh Santen 186 mm/haru, Tegalcangkring 180 mm/hari, Palasari 171 mm/hari.
Dilanjut Penyaringan 169 mm/hari, Stasiun Klimatologi 161,3 mm/hari, Melaya 126 mm/hari, Berangbang 119 mm/hari, dan Cekik 105 mm/hari.
Sementara history curah hujan di Kabupaten Tabanan tertakar tertinggi di wilayah Jatiluwih dengan curah hujan 344 mm/hari.