Berita Tabanan

Angker! Tukad Yeh Ho Kembali Memakan Korban Jiwa

Angker, mungkin kata itu bisa disematkan untuk Tukad Yeh Ho. Sebab terus memakan korban jiwa. Simak berita selengkapnya!

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Tribun Bali/Angga
Proses pencarian Ketut Suada - Angker, mungkin kata itu bisa disematkan untuk Tukad Yeh Ho. Sebab terus memakan korban jiwa. Simak berita selengkapnya! 

Tukad Yeh Ho merupakan salah satu wilayah sungai, yang mengalir di Kecamatan Kerambitan, Tabanan.

Tukad Yeh Ho memiliki panjang sungai 45,15 Km dan luas daerah aliran sungai (DAS) 162,60 Km2.

Di sepanjang Tukad Yeh Ho ini, diketahui terdapat sejumlah jembatan penghubung antar-desa.

Jembatan ini menjadi akses alternatif, bagi warga dari timur ke barat dan sebaliknya.

Informasi yang dihimpun, jembatan-jembatan itu dibangun sejak beberapa waktu lalu secara swadaya oleh masyarakat atau desa setempat.

Bantuan dana pembangunan jembatan, juga diberikan sejumlah pemilik villa di desa setempat.

Jembatan ini di antaranya terdapat di Desa Tibubiyu, Beraban, dan Tanguntiti.

Proses pencarian - I Ketut Suada, 49 tahun, warga Banjar Dinas Langan, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan.

Diduga terseret arus Tukad Yeh Ho, Kamis 27 Oktober 2022 kemarin.

Proses pencarian pun dilakukan oleh Tim SAR Gabungan, mulai dari kemarin pagi.

Saat ini, Jumat 28 Oktober 2022, proses pencarian terus dilanjutkan.

Di sisi lain, rekan kerja korban mengungkap ada tanda-tanda sebelum korban terseret arus Tukad Yeh Ho.
Proses pencarian - I Ketut Suada, 49 tahun, warga Banjar Dinas Langan, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Diduga terseret arus Tukad Yeh Ho, Kamis 27 Oktober 2022 kemarin. Proses pencarian pun dilakukan oleh Tim SAR Gabungan, mulai dari kemarin pagi. Saat ini, Jumat 28 Oktober 2022, proses pencarian terus dilanjutkan. Di sisi lain, rekan kerja korban mengungkap ada tanda-tanda sebelum korban terseret arus Tukad Yeh Ho. (Tribun Bali/Angga)

Jembatan swadaya ini pun menjadi akses tercepat bagi warga ketiga desa tersebut.

Saat tidak ada hujan, dan debit air Tukad Yeh Ho kecil, jembatan penghubung ini terlihat dengan jelas.

Tetapi ketika hujan dan debit air naik, maka jembatan ini tidak terlihat jelas karena ditutupi aliran air sungai yang meluap.

Karena arusnya yang cukup deras, dan posisi jembatan yang rawan diseberangi saat hujan, muncul wacana agar jembatan ini ditutup.

Apalagi sudah memakan korban jiwa.

Kapolsek Kerambitan, AKP Ni Kuh Komang Sri Subakti, mengatakan jembatan itu merupakan “jantung” masyarakat beberapa desa setempat.

Pihaknya belum bisa melakukan penutupan permanen, tetapi hanya penutupan sementara.

Itu pun ketika debit air sungai mulai naik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved