Berita Tabanan

Jenazah Nenek Eka Wiryastuti Diaben di Setra Desa Adat Tegeh Tabanan, Begini Prosesinya

Prosesi palebon atau pengabenan jenazah nenek mantan Bupati Tabanan, Eka Wiryastuti, sudah berlangsung. 

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Tribun Bali/Angga
Prosesi palebon atau pengabenan jenazah nenek mantan Bupati Tabanan, Eka Wiryastuti, sudah berlangsung.  Ngaben mendiang Ni Wayan Suweca, digelar Jumat 28 Oktober 2022.  Pengabenan digelar di Setra Desa Adat Tegeh, Desa Angsri, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Ibunda Ketua DPRD Provinsi Bali, Nyoman Adi Wiryatama, telah berpulang atau  tutup usia pada usia 95 tahun. Jenazah meninggalkan enam orang anak, dengan sembilan cucu dan tujuh orang cicit. 

Usai dibopong kemudian jenazah ditempatkan di kendaraan atau lembu itu, yang selanjutnya dilakukan prosesi pembakaran.

Prosesi pengabenan jenazah Ni Wayan Suweca, di Setra Desa Adat Tegeh, Desa Angsri, Kecamatan Baturiti Tabanan, Jumat 28 Oktober 2022.
Prosesi pengabenan jenazah Ni Wayan Suweca, di Setra Desa Adat Tegeh, Desa Angsri, Kecamatan Baturiti Tabanan, Jumat 28 Oktober 2022. (Tribun Bali/Angga)

 

Anak Adi Wiryatama atau cucu mendiang, I Gede Made Dedy Pratama, mengatakan bahwa setelah prosesi  pengabenan usai, maka dilanjutkan dengan menggelar upacara ngangget don bingin, atau memetik daun beringin. 

Itu merupakan rangkaian upacara mamukur dalam Atma Wedana.

Daun beringin dipetik dengan galah, menggunakan pisau khusus diujungnya dan beberapa orang menunggu di bawah dengan tikar kelesa yang ditutupi kain kasa putih.

“Kami keluarga sudah mengikhlaskan dadong pergi bersanding dengan yang Maha Kuasa.

Dan prosesi upacara akan dilanjutkan esok hari,” ucapnya Jumat 28 Oktober 2022.

Upacara selanjutanya, sambungnya, yaitu nyegara gunung (laut dan gunung).

Nyegara gunung adalah filosofi di Bali, bahwa antara laut (segara) dan gunung adalah satu kesatuan tak terpisahkan.

Oleh karena itu, setiap tindakan di gunung akan berdampak pada laut.

Demikian pula sebaliknya.

Umat Hindu di Bali, biasanya nyegara gunung dilakukan di Pura Goa Lawah, Klungkung.

Tujuannya untuk memanggil kembali roh yang telah dianyud atau dilarung ke laut untuk ditempatkan di sanggah kemulan (merajan atau sanggah yang berada di rumah masing-masing).

Gunung, daratan yang menjulang ke angkasa adalah sumber penghidupan semua makhluk.

Sedangkan lautan mengelilingi daratan, dan hampir memenuhi seluruh permukaan bumi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved