Berita Jembrana
Jembatan Darurat di Jembrana, Disiapkan Anggaran Rp1,2 Miliar, Target Sebelum 31 Desember 2022
Menurut Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta, pihaknya saat ini terus berproses untuk rencana pembangunan jembatan darurat dampak bencana
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Jembrana, masih terus berproses untuk melakukan perbaikan jembatan darurat dampak banjir bandang.
Terbaru, pemerintah telah melakukan penghitungan dan menyiapkan anggaran sekitar Rp1,2 miliar untuk pembangunan dua jembatan darurat.
Adalah jembatan di Gelar Batuagung serta jembatan di Yeh Embang Kauh.
Baca juga: Tabrak Plang Jembatan dan Jatuh ke Jurang, Pengendara Motor Tewas di Ketewel Sukawati
Baca juga: Jembatan Bilukpoh Jembrana Segera Diuji Mendetail, Pastikan Kondisinya Masih Aman

Menurut Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta, pihaknya saat ini terus berproses untuk rencana pembangunan jembatan darurat dampak bencana alam bulan lalu.
Total ada 7 jembatan yang terdampak, dan dua diantaranya menjadi prioritas mengingat menjadi akses utama warga.
"Rencananya sebelum 31 Desember 2022 ini sudah selesai. Sedang kita proses," katanya saat dikonfirmasi, Minggu 6 November 2022.
Sudiarta mengatakan, anggaran yang digunakan nantinya bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT) Jembrana.
Total keduanya adalah sekitar Rp1,2 miliar.
Dua jembatan ini masuk prioritas dan sedang proses penghitungan juga.
Menurutnya, jembatan darurat tersebut akan dibangun dan membentang cukup panjang.
Sekitar 40 meter, sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Designnya juga masih disusun. Rencananya seperti itu (gunakan besi Wf) jembatan gantung dengan gunakan besi Wf. Karena jika menggunakan kayu akan sulit, mengingat bentangnya terlalu panjang," jelasnya.

Disisngung mengenai 5 jembatan lain yang terdampak, Sudiarta belum berani memastikan. Intinya, pihaknya bersama petugas lapangan masih berproses dan penghitungan.
"Yang lain juga masih kita hitung," tandasnya.
Sebelumnya, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menyiapkan dana sekitar Rp1 miliar untuk membangun akses jembatan darurat sementara.
Sebab, pasca bencana alam yang menerjang Jembrana mengakibatkan tujuh jembatan rusak bahkan putus dan mengakibatkan aktivitas masyarakat.
Diharapkan jembatan tersebut bisa membuat aktivitas masyarakat kembali normal, terutama untuk perekonomian dan sekolah.
Nengah Tamba menjelaskan, untuk perbaikan jembatan sementara tersebut akan dilakukan dengan anggaran yang bersumber dari BKK Provinsi Bali. Jika sebelumnya, dana BKK Provinsi Bali diperuntukkan untuk pembangunan tempat ibadah dan infrastruktur lainnya akan dialihkan menjadi penanganan bencana.
"Artinya kita alihkan ke penanganan. Sekarang masih dikaji oleh tim kita. Baik itu yang Jembatan Gelar, di Penyaringan, Yehembang dan lainnya juga," ungkapnya.
Dalam kedaruratan ini, kata dia, jembatan yang dibangun ini diharapkan bisa membuat warga melakukan aktivitas seperti sekolah, dagang, dan aktivitas lainnya.
"Ini kecuali mobil ya. Kita sediakan anggaran kurang lebih Rp1 Miliar dari BKK. Ini akan berlaku hingga 2023 nanti atau hingga jembatan permanen selesai dibangun," tegasnya. (*)