Berita Bangli
Proses Evakuasi Kendaraan Korban Kecelakaan di Jalan Erlangga Bangli Terkendala Tanah Labil
Tiga kendaraan bermotor milik korban jalan putus di jalur jurusan Bangli - Karangasem, tepatnya di jalan Erlangga Bangli, Bali mulai dievakuasi.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Tiga kendaraan bermotor milik korban jalan putus di jalur jurusan Bangli - Karangasem, tepatnya di jalan Erlangga Bangli, Bali mulai dievakuasi, Senin 7 November 2022.
Proses evakuasi diakui cukup sulit, lantaran terkendala tanah yang labil.
Pengawas jalan Dinas PUPR Perkim Provinsi Bali, Ida Bagus Manuaba mengungkapkan, proses evakuasi dilakukan sejak pagi, sekitar pukul 08.00 wita.
Baca juga: Korban Selamat Jalan Jebol di Sidembunut Bangli, Ucapan Anak Semangati Pageh Lakukan Penyelamatan
Evakuasi ini dilakukan oleh pihak rekanan, yang akan mengerjakan perbaikan jalan putus penghubung Bangli - Karangasem tersebut.
"Yang menangani (evakuasi) dari PT Trijaya Nasional," ungkapnya.
Lanjutnya, proses evakuasi sempat terkendala karena tanah di sekitar yang cenderung labil.
Akibatnya excavator berukuran besar tidak berani masuk ke titik lokasi evakuasi.
Baca juga: Jembatan Darurat Dianggarkan Rp 1 Miliar di Jembrana, Rencana Perpanjang Status Darurat Bencana
"Alhasil diganti dengan exavator berukuran kecil, walaupun sejatinya, alat tersebut sedikit mengalami kerusakan," ucapnya.
Dari proses evakuasi yang dilakukan, pihak rekanan pertama-tama mengevakuasi kendaraan roda dua jenis Vario DK 6123 OY yang ada di gorong-gorong.
Selanjutnya pihak rekanan melakukan penggalian tanah, untuk proses evakuasi mobil Terios, sebelum ditarik menggunakan excavator.
Baca juga: 304 Hektare Lahan Pertanian Jembrana Rusak Diterjang Banjir, Lokasi Terparah di Kecamatan Mendoyo
"Terakhir dilakukan evakuasi mobil pickup. Posisinya ada di sebelah selatan, dari jalan yang putus," kata dia.
Pengawas asal Desa Tamanbali, Bangli ini menambahkan, proses evakuasi wajib dilakukan selain untuk barang bukti pihak kepolisian, juga untuk memudahkan rekanan dalam proses pengerjaan jalan.
Ida Bagus Manuaba menambahkan, alasan proses evakuasi baru dilakukan hari ini, karena pertimbangan alat berat dan cuaca yang tidak mendukung.
"Termasuk hari ini apabila hujan, maka proses evakuasi segera kami hentikan," ucapnya.
Disinggung soal perbaikan jalan, Ida Bagus Manuaba mengatakan proses perbaikan sudah mulai dikerjakan.
Sesuai perencanaan perbaikan menggunakan box culvert. Selain itu juga dibuatkan jalur air baru ke selatan.
"Awalnya jalur gorong-gorong disini kan berkelok-kelok. Sekarang langsung dibuat lurus dan ukurannya diperbesar," tandasnya.
Sementara itu dari proses evakuasi yang dilakukan, ditemukan dua unit telepon genggam dari mobil Terios, yang diduga milik korban Gita Savitri dan Hosdianto Gunawan.
Handphone tersebut jenis Samsung dan Xiaomi, yang selanjutnya diamankan pihak kepolisian Polres Bangli.
Kabag Ops Polres Bangli, Kompol I Ketut Maret mengungkapkan, untuk dua kendaraan bermotor yakni Vario dan mobil Pickup selanjutnya diserahkan pada pemilik yang telah datang.
Sedangkan mobil Terios, selanjutnya diamankan ke Polres Bangli.
"Kami sudah menghubungi, dan masih menunggu keluarga pengemudi mobil untuk mengambil. Mengingat pemiliknya sudah meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut," ungkapnya.
Sementara itu ayah I Ketut Pageh yang bernama I Ketut Kumpul juga berada di lokasi evakuasi mobil.
Pria 50 tahun itu bersikeras akan mengambil mobil jenis pickup miliknya untuk diperbaiki lagi, separah apapun kondisinya, mengingat kendaraan tersebut belum lunas
"Tiang masih punya utang di KUR, kurang lebih Rp60 juta. Maka dari itu walaupun separah apapun (kerusakannya) mendingan tiang ambil lagi untuk perbaiki daripada ambil baru lagi," ucap dia.
Ketut Kumpul mengatakan mobil tersebut sehari-hari digunakan anaknya untuk jualan di Pasar Gianyar.
Ditanya kondisi Ketut Pageh saat ini, ia mengaku kondisi anaknya belum sembuh total.
Beberapa kali masih harus kontrol ke RSU Bangli. Sehingga belum kembali jualan di Pasar Gianyar.
Begitupun dengan cucunya yang bernama Kadek Wahyu Putra (5). Diakui masih trauma saat melewati jalur Sidembunut.
"Sempat saya ajak jalan-jalan lewat jalur ini, dan dia terlihat masih takut," tandasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Bangli