G20 di Bali
Jelang KTT G20, PBB dan Pemerintah Indoneaia Luncurkan Kemitraan Blue Agenda Actions Partnership
Indonesia telah bergerak selangkah lebih maju dalam mencapai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN BALI.COM MANGUPURA - Indonesia telah bergerak selangkah lebih maju dalam mencapai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dengan penandatanganan Kemitraan Aksi Agenda Biru di Bali, hari ini.
Dibawah kemitraan komprehensif ini, delapan badan PBB dan beberapa mitra pembangunan internasional lainnya akan mendukung Pemerintah Indonesia dalam pembangunan kelautan yang berkelanjutan.
Kemitraan ini telah resmi ditandatangani di sela-sela KTT Pemimpin G20 ke-17 yang akan berlangsung pada 15-16 November 2022 di Bali.
Menko Marves, Luhut B. Pandjaitan yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Jodi Mahardi, menyatakan bahwa membangun ekonomi biru yang berkelanjutan sangat penting bagi Indonesia sebab dapat membantu meningkatkan pendapatan dari kegiatan kelautan dan perikanan, serta melestarikan keanekaragaman hayati laut dan menjaga kondisi kesehatan laut melalui pemulihan dan perlindungan ekosistem laut.
“Peluncuran kemitraan ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk melakukan tindakan-tindakan nyata dan berkolaborasi untuk membawa perubahan sosial, ekonomi dan lingkungan di sektor maritim. Kemitraan ini akan membantu kita pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat, dengan fokus pada kepentingan generasi masa depan,” ujarnya.

Perwakilan PBB di Indonesia, Valerie Julliand, menyoroti komplementaritas antara berbagai mitra dalam mencapai tujuan bersama dari pembangunan ekonomi laut berkelanjutan.
“Badan-badan PBB dan mitra pembangunan yang berpartisipasi dalam kemitraan ini saling berbagi pengalaman, keahlian dan pendekatan inovatif, serta menjalankan berbagai proyek yang mendukung Pemerintah Indonesia dalam mempercepat Agenda Biru,” kata Valerie.
Dunia secara umum menyadari betapa buruknya kondisi laut sebab munculnya eksploitasi sumberdaya laut yang berlebihan dan meningkatnya pembuangan limbah ke laut lepas.
Konferensi Kelautan PBB 2022 di Lisbon awal tahun ini menyoroti kondisi buruk laut kita dimana setiap negara diharapkan untuk berkomitmen terhadap perlindungan dan penggunaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Fokus ini juga akan menjadi pusat perhatian pada Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB di Montreal pada bulan Desember nanti.
“Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memberikan contoh dengan pendekatan jangka panjang yang seimbang untuk pengembangan laut,” ujar Peter Thomson, selaku Utusan Khusus Sekretaris-Jenderal PBB untuk Kelautan.
“Dunia sedang menyaksikan, dan bersama kita bisa membuat perubahan!” tegasnya.
Kemitraan ini akan fokus pada sektor kelautan dan maritim, memastikan lingkungan yang sehat dan berkontribusi pada kemakmuran di bawah empat pilar: kesehatan biru, makanan biru, inovasi biru dan keuangan biru.
Berikut adalah bagaimana delapan organisasi PBB akan berkontribusi pada kemitraan Blue Agenda.
FAO, lembaga PBB khusus masalah pangan dan pertanian, akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung pengelolaan perikanan dan akuakultur yang berkelanjutan untuk memperkaya sumber daya laut dan kesehatan habitat.