G20 di Bali
Rusia Buka Suara Soal Konflik dengan Ukraina: Volodymyr Zelensky Tolak Bicara dengan Moskow
Rusia Buka Suara Soal Konflik dengan Ukraina: Volodymyr Zelensky Tolak Bicara dengan Moskow
TRIBUN-BALI.COM - Perang Rusia di wilayah Ukraina mendapatkan kecaman dari para pemimpin dunia yang hadir pada KTT G20 di Bali.
Perang yang melibatkan Rusia dan Ukraina membawa dampak yang cukup luas pada dunia.
Saat KTT G20 di Bali dibuka pada Selasa (15/11/2022), Indonesia, negara tuan rumah, menyerukan persatuan meskipun ada keretakan di dalam G20 – termasuk Rusia – karena konflik tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak kelompok itu, yang dia sebut dalam pidato video sebagai “G19”, mengecualikan Rusia, untuk menghentikan perang dengan “formula perdamaian” -nya .
Baca juga: PREDIKSI Presiden Ukraina Terbukti, Polandia Ditembak Rudal Rusia, NATO Siap Aktifkan Pasal 4?
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan perwakilan tertinggi di KTT, dilaporkan berada di ruangan ketika Zelensky menyampaikan pidatonya.
Lavrov kemudian menuduh Ukraina mengulur-ulur konflik.
Berikut ini Tribunnews.com rangkum pembahasan pada KTT G20 di Bali, hari pertama Selasa (15/11/2022), seperti dilansir Al Jazeera:
Ukraina
Presiden Ukraina meminta para pemimpin G20 untuk mengadopsi rencana perdamaian 10 poin dan mengakhiri perang "secara adil dan berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional".
“Ukraina tidak boleh ditawarkan untuk membuat kompromi dengan hati nurani, kedaulatan, wilayah, dan kemerdekaannya," ucap Zelensky.
"Kami menghormati aturan dan kami memegang kata-kata kami,” jelasnya pada KTT melalui tautan video dari Kyiv.
Dia menolak negosiasi apa pun yang serupa dengan kesepakatan antara Kyiv dan Moskow pada 2014.
Baca juga: Pemimpin NATO & G7 Gelar Rapat Dadakan di Sela KTT G20 Bali, Bahas Soal Rudal Rusia Hantam Polandia
“Kami tidak akan membiarkan Rusia menunggu, membangun kekuatannya, dan kemudian memulai serangkaian teror baru dan destabilisasi global,” kata Zelensky.
“Rupanya, kata-kata Rusia tidak dapat dipercaya, dan tidak akan ada Minsk 3, yang akan dilanggar Rusia segera setelah penandatanganan,” tambahnya.
Pernyataan Zelensky merujuk pada perjanjian Minsk 1 dan 2 yang ditandatangani masing-masing pada 2014 dan 2015.