G20 di Bali
Tak Hanya Jokowi, Koster Juga Sebut Tak Gunakan Pawang Hujan Saat Gelaran KTT G20 di Bali
Tak hanya Presiden Jokowi yang sebut tak gunakan pawang hujan, Gubernur Koster juga sebut tak gunakan pawang hujan saat gelaran KTT G20 di Bali.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
“Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik, dan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Presiden Jokowi.
Baca juga: Kemacetan di Canggu Akan Berlarut-larut, Pemkab Badung Sebut Solusinya Ada di Provinsi Bali
Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca.
“Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden Jokowi.
Beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan.
“Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden Jokowi menceritakan proses rekayasa cuaca.
Presiden Jokowi juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam.
“Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden Jokowi.
Saat malam pelaksanaan gala dinner, memang cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan.
Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.
Dihubungi terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa TMC merupakan kolaborasi BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU, dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
“Biasanya garamnya 1,6 ton yg ditabur dengan 2 kali sorti [penerbangan], kemarin 15 November 2022, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali sorti [penerbangan],” kata Dwikorita.
Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan bahwa tim TMC mulai bekerja sejak tanggal 10 November 2022 pagi hingga 16 November 2022 pukul 16.00 WITA.
Dengan menggunakan total 29 ton garam yang ditabur melalui 28 sorti penerbangan.
“Tujuannya, awan segera dihalau, segera diturunkan sebagai hujan sebelum memasuki area perhelatan. Dan yang terjadi kemarin awan yang sudah terlanjur menutup merata di atas area perhelatan segera diturunkan sebagai hujan beberapa jam sebelum acara dimulai. Kita menggunakan empat pesawat terbang,” demikian kata Dwikorita.(*)