Berita Bangli

Tampik Melecehkan Tari Rejang, Bendesa Pinggan Kintamani Bangli Sebut Hanya Sebatas Hiburan

Misalnya tari rejang, jangan digunakan untuk menyambut tamu karena itu tari yang memang disakralkan, dan digunakan untuk menyambut sesuhunan di pura.

Istimewa/tangkapan layar video
Viral video tari rejang yang ditarikan oleh laki-laki, menggemparkan sosial media. Video tersebut diduga diambil di Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Bendesa Pinggan, I Made Seden, saat dikonfirmasi mengenai video tersebut membenarkan jika video itu diambil di Desa Pinggan. Ia menjelaskan, video tari rejang pria tersebut diambil pada acara Pujawali di Pura Dalem Balingkang, pada awal bulan November 2022. 

Lebih lanjut diungkapkan, hingga kini belum ada pihak dari Polda Bali yang mendatangi Desa Pinggan.

Sementara itu Kepala Disparbud Bangli, I Wayan Sugiarta, saat dikonfirmasi terpisah mengatakan pihaknya bersama kepolisian dan Majelis Desa Adat (MDA) Bangli, akan menelusuri di mana lokasi video tersebut diambil.

Viral video tari rejang yang ditarikan oleh laki-laki, menggemparkan sosial media.

Video tersebut diduga diambil di Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli.

Bendesa Pinggan, I Made Seden, saat dikonfirmasi mengenai video tersebut membenarkan jika video itu diambil di Desa Pinggan.

Ia menjelaskan, video tari rejang pria tersebut diambil pada acara Pujawali di Pura Dalem Balingkang, pada awal bulan November 2022.
Viral video tari rejang yang ditarikan oleh laki-laki, menggemparkan sosial media. Video tersebut diduga diambil di Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Bendesa Pinggan, I Made Seden, saat dikonfirmasi mengenai video tersebut membenarkan jika video itu diambil di Desa Pinggan. Ia menjelaskan, video tari rejang pria tersebut diambil pada acara Pujawali di Pura Dalem Balingkang, pada awal bulan November 2022. (Istimewa/tangkapan layar video)

 

"Rencananya besok akan ditelusuri.

Informasinya ada di Desa Pinggan.

Selanjutnya kami akan minta keterangan dari pak bendesa, apa tujuan penampilan itu (tari rejang), dan sebagainya," kata dia.

Sugiarta mengatakan, tari rejang sakral harus dipertunjukkan untuk ida sesuhunan, tidak boleh dipertunjukkan sembarangan.

Mulai dari tempat pelaksanaannya, hingga penarinya yang ditarikan oleh wanita.

"Sesuai arahan dari pak gubernur, kita harus menjaga tari-tarian sakral.

Misalnya tari rejang, jangan digunakan untuk menyambut tamu karena itu tari yang memang disakralkan, dan digunakan untuk menyambut sesuhunan di pura - pura setempat.

Sehingga pelaksanannya pun harus sesuai pakem," tegasnya.

Mantan Kadis Perpustakaan dan Arsip Daerah ini, menambahkan adapun jika dimaksudkan untuk hiburan, maka bisa dipilih tari-tari lainnya.

Seperti drama gong, tari prembon, dan sebagainya.

"Maka dari itu besok kami akan memastikan dulu, untuk selanjutnya kami edukasi mana-mana saja tari yang boleh dipentaskan jika itu konteksnya merupakan hiburan," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved