Satu Keluarga Tewas di Magelang
7 Fakta Pembunuhan Keluarga di Magelang, Pelaku Ternyata Gemar Hambur-Hamburkan Uang
7 fakta pembunuhan yang menewaskan satu keluarga di Magelang, keluarga diracun dengan teh dan es kopi.
Tribun-Bali.com - Sederet fakta terkait pembunuhan yang dilakukan oleh DDS yang membunuh keluarganya di Magelang.
Sebelumnya ramai diberitakan jika satu kelurga di Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022) meregang nyawa usai diracun.
Polisi mengantongi identitas korban yang terdiri Abbas Ashar (58), Heri Riyani (54), dan Dhea Choirunnisa (24).
Mirisnya, setelah diusut, korban meregang nyawa di tangan DDS alias Dhio yang merupakan anak kedua keluarga tersebut.
Dilansir Tribunnews.com (Selasa/29/11/2022), mengakui kepada polisi dirinya yang meracuni ayah, ibu dan kakaknya.
Baca juga: Anak Kedua Racuni Keluarganya di Magelang Ditetapkan sebagai Tersangka, Terancam Hukuman Mati
"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy, dalam keterangannya, Senin (28/11/2022).
Berikut deretan fakta-faktannya :
1. Keluarga Tak Menaruh Curiga
Kakak laki-laki kandung dari korban Heri Riyani, Agus Sutiarso mengatakan, awal tidak ada menaruh curiga dari terduga pelaku.
Namun, jika aparat kepolisian sudah membawa seseorang berarti sudah punya keyakinan.
"Sudah melalui alat bukti dan data kuatnya,"ujarnya.
Ia merasa sangat hancur hati ketika mengetahui adik kandung dan keluarga meninggal dunia.
Ditambah, terduga pelaku adalah anak korban sendiri.
"Hancur hati saya sudah tau itu, walaupun itu yang diduga membunuh anaknya, tapi kan itu yang dibunuh adik saya, secara manusiawi kan seperti itu, siapa yang meninggal adek saya, saya sangat merasakan kehilangan," tuturnya.
Baca juga: Miris, Satu Keluarga di Magelang Tewas Diracun Dengan Kopi dan Teh, Anak Kedua Diamankan
2. Pelaku Hambur-Hamburkan Uang
Agus mengaku, memang belakangan ini terduga pelaku diketahui sering menghambur-hamburkan uang milik ayahnya yang merupakan pensiunan PNS.
"Ya ini memang dia itu over lap-ya. Setahu saya itu banyak menghambur-hamburkan uang," urainya seusai pemakaman jenazah korban di TPU Sasonoloyo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin malam.
3. Keluarga pilih serahkan kasusnya ke polisi
Kakak laki-laki kandung dari korban Heri Riyani, Agus Sutiarso mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kejadian ini kepada aparat penegak hukum.
"Nuwun Sewu ya ini masalah menyangkut pelanggaran hukum. Dengan kejadian ini tuduhan dari aparat penegak hukum ditunjukkan pasalnya apa kita manut saja.
"Saya taunya terduga pelaku adalah anak kedua korban setelah olah TKP yang dilakukan kepolisian.
"Di situ saya baru tau, bahwa yang bersangkutan anak kedua korban yakni DDS dibawa ke polisi. Tadi, saya sudah dimintai juga keterangan oleh kepolisian,"ujarnya.
Baca juga: Ini Motif Anak Bungsu Tega Racuni Keluarganya di Magelang, Rencana Sang Kakak untuk Menikah Sirna
4. Sempat Bertemu ketiga korban dan pelaku
Berdasarkan keterangan Agus, yang tak lain kakak dari korban atas nama Riyani, pada Senin pagi.
Agus sempat bertemu dengan para korban dalam keadaan sehat walafiat.
Pagi itu dirumah ada Abbas, Riyani, Dhea dan Dhio.
Agus menyebut Dhea sedang berada di rumah karena sedang tak bekerja.
"Jadi di rumah itu ada 4 orang, ayahnya, ibunya, anak pertama perempuan anak kedua laki-laki,"ujarnya saat ditemui di lokasi Senin (28/11/2022).
Selanjutnya adalah saksi mengantarkan kakak tertuanya untuk terapi dan berobat.
Namun sesampai di rumah sakit, kakak tertuanya itu dihubungi kalau adiknya Riyani dan keluarganya ditemukan pingsan di rumahnya.
Baca juga: Anak Bungsu Racuni Keluarganya Di Magelang Disebut Sering Hamburkan Uang, Kerabat: Dia Itu Overlap
"Saya baru sampai di rumah sakit, kakak saya belum terapi. Itu langsung turun (dari RS) mengabari kalau adik saya dan keluarganya pingsan.
"Saya sempat bertemu dengan para korban dan di situ kondisinya sehat walafiat,"ujarnya.
Kejadian selanjutnya adalah setelah datang ke tempat kejadian perkara, kondisi korban ditemukan di lokasi berbeda korban Abas di kamar, Riyani di kasur depan televisi, dan Dhea di kamar depan.
5. Ditemukann dalam kondisi pingsan.
"Saya gak berani langsung bawa ke rumah sakit karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua.
Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (Dhio),"ujarnya.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, ia mengatakan, sempat memberikan minyak kayu putih kepada korban Riyani, sedangkan korban Dhea diberikan minyak kayu putih oleh ART.
Untuk korban Abas diberikan minyak kayu putih oleh anak kedua Dheo.
Menurut saksi, ketika dibawa ke rumah sakit tu semua dalam kondisi pingsan.
"Tapi kan ada kabar setelah bapak dan anaknya dibawa ke rumah sakit, yang terakhir adik saya (Riyani), bapaknya sama anaknya itu di rumah sakit meninggal."
"Terus saya cari ambulans untuk membawa adik saya ternyata sampai di rumah sakit dinyatakan meninggal juga,"ucapnya
Baca juga: Satu Keluarga Tewas di Magelang, Diracuni Anak Keduanya Lewat Teh Hangat dan Es Kopi
6. Tak pernah Ada Konflik
Menurut Agus, selama ini tidak pernah ada konflik antar keluarga ataupun masalah.
Yang dia ketahui keluarga korban dalam kondisi baik.
"Tidak pernah ada konflik. Korban Abas ini baru saja pensiun per Oktober 2022 lalu dari jabatannya dulu sebagai kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Departemen Keuangan,"ungkapnya.
7. Pingsan di Kamar Mandi
Sartinah (47) asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah tersebut mengatakan, dirinya mengetahui kejadian setelah ditelepon oleh anak kedua dari korban (Dhio).
"Saya ditelpon sekitar pukul 07.30 WIB, saya kan posisinya tidak menginap. Terus, saya diminta untuk menolong tapi korban sudah pada pingsan semua, pingsannya itu di dalam kamar mandi semua,"ujarnya saat ditemui di lokasi pada Senin (28/11/2022).
Ia menambahkan, dirinya pun menolong korban yang keadaan pingsan ke kamar.
Dirinya dibantu oleh anaknya dan anak kedua korban.
"Itu digotong bertiga, saya sama anak saya, sama anak kedua itu. Gotong semua, terus saya taruh di kasur. Ya, tadi kayaknya masih nafas tapi saya tidak mengetahui sekali ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga,"ujarnya yang sudah 15 tahun bekerja di rumah tersebut.
Baca juga: Kejanggalan Satu keluarga Tewas di Kalideres, Ada Dugaan Gangguan Jiwa Pada Anak Margaretha
Ia mengaku, selama ini korban tidak ada pernah mengeluh sakit berat.
Namun, tiga hari kemarin memang korban sempat mengalami keracunan juga yaitu dari es dawet.
"Itu pernah waktu kemarin sekitar tiga hari lalu, kayak keracunan es dawet tapi itu sudah berobat, kok.
"Terus ibu sama anaknya yang perempuan sudah sembuh cuma bapak lagi pemulihan. Kalau sakit lain paling cuma biasa kayak masuk angin tidak ada sakit yang berat,"ungkapnya.
Dia juga mengaku, selama bekerja bersama korban tidak pernah ada konflik antar keluarga. Keluarga Korban dikenal hidup rukun.
"Tidak ada, orangnya baik. Rukun,"ucapnya.
Sementara itu, setelah kejadian tersebut para keluarga korban datang. Dan, membawa korban ke rumah sakit.
"Karena, saya juga panik menolong tiga-tiga itu semua. Saya kasih minyak kayu putih semua. Yang dibawa ke rumah sakit duluan itu pak Abas, kedua anaknya, dan terakhirnya ibunya,"urainya.
Penjelasan Polisi
Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, informasi diterima oleh pihaknya sekitar pukul 07.30 WIB dari Polsek Mertoyudan.
"Pagi tadi, saya mendapatkan telpon dari Polsek Mertoyudan bahwasanya ada informasi dari masyarakat yang meninggal dunia sebanyak tiga orang. Kebetulan yang meninggal tersebut masih dalam satu keluarga. Sehingga, kami menerjunkan tim untuk melaksanakan dan mengolah TKP, karena ini berkaitan dengan orang meninggal dunia,"ujarnya di lokasi pada Senin (28/11/2022).
Ia mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dugaan awal korban meninggal dunia karena keracunan. Serta, ditemukan minuman berupa teh dan es kopi yang diduga diminum para korban sebelum meninggal dunia.
"Dugaan awal korban meninggal karena keracunan, keracunan zat kimia apa, kita masih dalam penyelidikan. Di mana, ditemukan minuman yakni dua gelas teh, dan satu gelas es kopi,"ujarnya.
Ia berujar, posisi korban saat ditemukan berada di dalam kamar mandi yang berbeda. Adapun, yang pertama kali menemukan yakni anak kedua yang masih tinggal satu rumah, dan pembantu rumah tangga yang setiap hari bekerja di sana.
Pada senin malam, mengkonfirmasi soal kabar ada satu orang yang diamankan untuk dimintai keterangan terkait kasus itu.
Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochamad Sajarod Zakun pada Senin malam mengatakan masih melakukan pendalaman.
Artikel ini terbit di Tribunnews.com dengan judul 7 Fakta Pemuda di Magelang Racun Ayah, Ibu dan Kakak Kandung, Pelaku Ikut Obati Ayahnya