BBM Langka

Antrean Kendaraan Pembeli BBM Solar Masih Terjadi di Beberapa SPBU Tabanan, Bali

Di beberapa SPBU di Tabanan masih terjadi antrean mobil yang ingin membeli BBM. Kendaraan-kendaraan besar itu mengantre untuk mendapatkan solar.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Angga
Antrean BBM jenis solar di SPBU Jalan Bypass Ngurah Rai, Selasa 6 Desember 2022. Di beberapa SPBU di Tabanan masih terjadi antrean mobil yang ingin membeli BBM. Kendaraan-kendaraan besar itu mengantre untuk mendapatkan solar. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Di beberapa SPBU di Tabanan masih terjadi antrean mobil yang ingin membeli BBM Solar. Sudah sejak pagi hingga sore ini. Antrean menyebabkan penumpukan kendaraan.

Meskipun kemacetan tidak terlalu signifikan. Namun, kendaraan tetap mengular hingga keluar areal SPBU.

Pantauan Tribun Bali, kendaraan terutama truk bus dan juga angkutan umum yang berbahan bakar dasar solar subsidi, mengantre di sejumlah SPBU.

Misalnya saja terpantau di areal kawasan SPBU Gerokgak Kecamatan Tabanan kemudian di Jalan Bypass Ir Soekarno di Kecamatan Kediri. Sejak pagi tadi antrean sudah nampak terjadi.

Kendaraan-kendaraan besar itu mengantre untuk mendapatkan solar.

Tak pelak, akibat antrean kendaraan mengular dan membuat truk harus berdiam sekurang lebih satu hingga dua jam-an. Beruntung antrean mengular menepi di pinggiran jalan. Dan terpantau hingga 30 hingga 50 meter dari SPBU.

Akibatnya sedikit terjadi kemacetan. Namun, lalu lintas tetap lancar. Tidak sampai menimbulkan kemacetan parah.

Salah seorang sopir truk asal Jawa Tengah, Kholil, 32 tahun mengaku, mengantre sudah satu jam-an.

Baca juga: Antrean BBM Pertalite & Solar Mengular, Pertamina Sebut Telah Distribusi Sesuai Kuota dari BPH Migas

Dia terpaksa mengisi dan mengantre karena untuk tangki terisi hingga bisa melintas keluar Bali.

Dan memang sejak dirinya kemarin, Senin 5 Desember 2022 sampai untuk mengirim sayuran, stok BBM jenis solar sedikit mengalami kendala. Terutama stok di Bali. Namun, untuk di Jawa relatif aman.

“Ya cuma di sini (Bali) saja. Kirim sayuran kemarin. Dan sekarang ada muatan buat dikirim ke Surabaya,” ujarnya.

Paling tidak ia membutuhkan lebih dari 50 liter untuk bisa ke Jawa.

Dan paling tidak nanti akan mengisi lagi ketika di Jawa Timur untuk selanjutnya melanjutkan ke Surabaya dan ke Jawa Tengah atau pulang.

Dan dirinya belum mengerti kenapa stok solar tidak seperti biasanya ketika mengirim bahan-bahan pokok ke Bali.

“Ya baru kali ini. Kalau biasanya aman, kok mas,” ungkapnya. (ang).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved