Berita Bali
Sopir Ancam Berunjukrasa, Antrean Truk Kesulitan Solar di Beberapa Daerah di Bali
Sopir truk logistik mengeluhkan kondisi kelangkaan solar di sebagai besar wilayah Bali, sebagian besar truk logistik antre agar sampai ke tempat tujua
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Sopir truk logistik mengeluhkan kondisi kelangkaan solar di sebagai besar wilayah Bali, terutama di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk sejak Sabtu (3/12).
Sebagian besar truk logistik terpaksa antre agar muatannya sampai ke tempat tujuan.
Jika kondisi kesulitan ini berlarut-larut, pasemetonan sopir logistik berencana menggelar aksi turun ke jalan menyampaikan aspirasi.
Ketua Umum Sopir Logistik Bali, I Putu Oka Margana menuturkan, kondisi kelangkaan BBM jenis solar ini sudah terjadi sejak pekan lalu atau Sabtu (3/12).
Hal ini menyebabkan sebagian besar SPBU, terutama di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk.
Baca juga: Pasca Harga BBM Naik, Polisi di Badung Jaga SPBU Antisipasi Unjuk Rasa, dan Penyalahgunaan BBM
"Antrean sudah di mana-mana. Sopir kesulitan mendapat solar di wilayah Gilimanuk hingga Denpasar," tutur Putu Oka, Senin (5/12).
Dia mengatakan, sejumlah SPBU yang terletak di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk memberi jatah solar kepada sopir truk. Per truk hanya diperbolehkan membeli solar Rp100 ribu.
"Hanya diberikan Rp100 ribu. Tapi sebagian besar kosong (SPBU)," ungkapnya.
Sesuai informasi yang dia terima, langkanya BBM jenis solar ini disinyalir karena jatah untuk SPBU di sebagian besar wilayah Bali dikurangi dari Pertamina.
Baca juga: Antrean BBM Solar Penuhi Jalan Raya di Bali, Ini Kata Pertamina
"Jika dulunya diberikan 16.000 ribu liter per hari, beberapa hari belakangan hanya diberikan 8.000 liter," sebutnya.
Dia mengungkapkan, hampir semua sopir logistik mengeluhkan hal ini. Namun, pihaknya mengaku masih bersabar dengan kondisi saat ini.
Namun, jika kondisi ini berlarut-larut hingga beberapa hari ke depan tak membaik, apalagi kesulitan BBM ini mengakibatkan aktivitas lalulintas logistik terganggu, tentunya sangat berdampak ke distribusi alias terhambat.
"Jika sampai beberapa hari ke depan masih kesulitan, kemungkinan kita akan turun untuk menyampaikan aspirasi. Ini agar kita diperhatikan sebagai sopir logistik. Tuntutannya agar stoknya bisa bertambah. Dan kami juga sampaikan bahwa jatah solar untuk armada truk logistik besar jangan disamakan dengan truk kecil," tandasnya.
Di sisi lain, kondisi ketersediaan solar di SPBN Pengambengan, Jembrana disebutkan masih aman. Stok bahan bakar solar di stasiun pengisian bahan bakar nelayan ini masih aman.
Tidak ada antrean ataupun penumpulan pembelian di stasiun bahan bakar yang terletak di pinggir kolam labuh Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan ini.
Kemarin, antrean pengisi solar (termasuk pertalite) mengular di mana-mana. Misalnya di Badung, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Badung terlihat krodit, Senin.
Terlihat antrean kendaraan sampai panjang untuk membeli solar dan pertalite tersebut.
Menurut informasi yang didapat, antrean panjang itu terjadi karena ada pembatasan solar dan pertalite dari Pertamina. Sehingga saat solar atau pertalite datang, kendaraan pun mengantre untuk mendapatkan bahan bakar tersebut.
Di Kabupaten Badung terlihat dua SPBU yang krodit, seperti SPBU Kapal dan SPBU Lukluk di Jalan Raya Denpasar –Singaraja. Polisi sudah menurunkan beberapa personelnya untuk mengatur arus lalu lintas.
Kepala Bagian (Kabag) Sumber Daya Alam (SDA) Setda Badung Made Adi Adnyana didampingi Kasubag SDM Energi dan Air Putu Puspita mengaku saat ini memang terjadi kemacetan di beberapa SPBU.
“Iya beberapa SPBU krodit, bahkan beberapa kendaraan sempat mengantre. Namun hingga sore sudah mulai normal,” katanya.
Pihaknya mengaku setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya sudah langsung melakukan kroscek ke beberapa SPBU.
Namun pihak SPBU menyebutkan semua itu ada pembatasan. Hanya saja pihaknya belum mendapat informasi pasti terkait pembatasan yang dimaksud.
Di Karangasem, antrean truk memanjang hingga puluhan meter di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Subagan, Senin pagi. Antrean mulai dari Perempatan Subagan hingga Desa Adat Jasri, Kelurahan Subagan.
Rudi, sopir truk asal Banyuwangi, mengungkapkan, puluhan truk mengantre demi mendapatkan BBM solar bersubsidi karena beberapa SPBU di Karangasem tak mendapatkan pasokan. Seperti disekitar Jasri, serta Padang Kerta.
"Hampir lima SPBU saya kunjungi, tetapi tak ada solar. Cuma ada di SPBU ini (Subagan) solar. Banyak truk mengantre untuk dapat pasokan solar," ungkap Rudi saat ditemui di sekitar SPBU.
Pihaknya mengaku antre lantaran hendak mengirim material (pasir) ke Badung. Seandainya tak segera diisi, khawatir di tengah jalan truknya mogok karena pasokan solar di beberapa SPBU kosong. "Daripadi mati di pertengahan jalan, mendingan antre biar dpat solar," imbuhnya.
Hal serupa diungkapkan Astono, sopir truk asal Denpasar. Pihaknya mengatakan, sopir truk banyak mengeluh beberapa minggu terakhir.
Pasalnya pasokan solar di beberapa SPBU kosong. Seolah-olah sopir dipaksa menggunakan bahan bakar jenis lain yang tak ada subsidinya.
Pihaknya berharap pemerintah bisa mengatasi. Banyak sopir truk, angkutan antar desa dan provinsi yang mengunakan solar. Seandainya dibiarkan akan berimbas ke masyarakat.
"Saya sudah 1 jam lebih mengantre demi dapat solar. Ini belum mendapat giliran," katanya.
Di Tabanan, antrean truk mengular di Jalan Bypass Ir Soekarno akibat pasokan solar yang langka.
Antrean terjadi sejak pukul 10.00 Wita. Salah seorang sopir truk, Zainul mengatakan, dia mengantre sejak pukul 10.00 Wita.
Dia berangkat dari Lampung untuk mengirim batu alam ke Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.
Menurut dia, pihak pompa bensin sudah menyanggupi akan pengisian kepada para sopir truk.
Sekitar pukul 12.00 Wita, truk tangki BBM sudah berada di pompa bensin untuk menyalurkan BBM ke bak penampungan kemudian dilakukan pembongkaran untuk bisa terdistribusi ke truk-truk yang sudah mengantre.
Selain di Bypass Soekarno, antrean juga trerjadi di Abiantuwung. Sopir truk asal Desa Bongan Tabanan, I Made Suweca mengatakan, ada sopir yang mengantre selama beberapa jam.
Suweca menuturkan, dia sudah datangi dua SPBU, dan keduanya kosong. Sehingga ia pun mengantre di SPBU Abinatuwung.
Dirinya sendiri hendak mengambil telur di Kabupaten Bangli. Dan dirinya sudah dua jam di pompa bensin ini.
Salah seorang petugas SPBU Abiantuwung, I Ketut Mandia, menuturkan, kekosongan solar yang menyebabkan anterean ini terjadi sejak Sabtu (3/12). Dia mengaku tidak mengetahui pasti penyebab solar kosong.
Kuota di SPBU Sudah Habis
ANTREAN pembelian bahan bakar solar juga terjadi di sejumlah SPBU di Denpasar dan sebagian daerah di Bali. Hasil pemantauan Tribun Bali di beberapa SPBU, seperti SPBU Tjok Agung Tresna, SPBU Hangtuah, SPBU Gatot Subroto, SPBU Hang Tuah terjadi kemacetak di jalan raya diakbitkan antrean solar di SPBU, Senin (5/12).
"Untuk antrean solar di beberapa SPBU di wilayah Bali tersebut karena kuota solar di SPBU daerah tersebut sudah habis karena adanya aturan pembatasan kuota solar dari regulator. Pertamina menyalurkan solar subsidi sudah sesuai dengan aturan kuota yang ditetapkan oleh regulator (dalam hal ini BPH Migas)," ujar Pjs Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Cholishon Liwajhillah kepada Tribun Bali.
Peruntukan solar subsidi berdasarkan Peraturan Presiden No 191 tahun 2014 telah menetapkan konsumen yang berhak menggunakan solar subsidi.
Pertamina terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan kepolisian serta SPBU agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan normal dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk memaksimalkan penyaluran ke konsumen lebih selektif dengan melakukan upaya pengalihan kuota antar Kota/ Kabupaten di Propinsi Bali agar distribusi Solar Subsidi merata.
"Terkait laporan kekurangan kuota solar subsidi ini, khususnya di wilayah Bali yang mengalami kekurangan, pihak Pertamina juga sudah membuat laporan kepada pihak regulator dan masih menunggu arahan lebih lanjut terkait hal tersebut," tambahnya.
Saat dimintai keterangan lebih lanjut untuk penyaluran solar, Pertamina melakukan normalisasi suplai ke SPBU sembari menunggu arahan lebih lanjut dari BPH Migas terkait penambahan kuota. (*)
Berita lainnya di Antrean BBM
