Berita Bangli
KPHK Telusuri Penebangan Pohon di Kawasan Konservasi Gunung Batur, Potongan Kayu Masih di Lokasi
Belasan pohon di kawasan konservasi Kintamani, tepatnya di jalur pendakian Gunung Batur ditebang tanpa izin.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Belasan pohon di kawasan konservasi Kintamani, tepatnya di jalur pendakian Gunung Batur ditebang tanpa izin.
Diduga pohon tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangunan warung.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Kintamani, BKSDA Bali, Made Budiadnyana Putra, Kamis (8/12/2022).
Baca juga: BBM Solar Langka di Beberapa SPBU di Bangli, Antrean Mengular Hingga 1 Kilometer Lebih
Ia mengatakan pihaknya bersama Polsek Kintamani telah melakukan pemeriksaan ke lokasi kejadian.
Upaya tersebut merupakan tindak lanjut atas beredarnya unggahan video penebangan pohon di kawasan Konservasi Gunung Batur.
"Diketahui ada 17 tegakan pohon jenis Cemara gunung yang ditebang. Lokasi penebangan kayu berada di jalur Pasar Agung menuju pucak 2 Gunung Batur. Ukuran pohon yang ditebang bervariasi. Mulai dari diameter 10 hingga 15 sentimeter," sebutnya.
Baca juga: 21 Tower Telekomunikasi di Bangli Belum Kantongi Izin, Saat Ini 4 Tower Sudah Disegel
Pria yang akrab disapa Budi ini mengatakan, berdasarkan pemeriksaan lokasi kejadian, beberapa potongan kayu masih di lokasi tebangan. Sedangkan sisanya diketahui telah bergeser dari lokasi tebangan menuju aktivitas perkemahan di puncak 2.
"Di lokasi puncak 2 ini ada empat lubang, dan dua batang kayu sudah ditanam. Diduga potongan kayu tersebut akan digunakan sebagai bahan mendirikan warung," ucapnya.
Penebangan pohon di dalam kawasan konservasi untuk warung, diakui baru pertama kali terjadi.
Sebab penebangan biasanya diperuntukkan kegiatan spiritual. Salah satunya berkaitan dengan pembangunan ataupun penataan Pura.
Baca juga: Sempat Terdengar Suara Ledakan, Belasan Ribu Ayam Boiler Mati Terpanggang di Susut, Bangli, Bali
Itupun, tegas Budi, ada izin yang harus diurus terlebih dahulu. "Sedangkan penebangan pohon saat ini diduga ada unsur kesengajaan," imbuhnya.
Budi juga menilai oknum yang menebang pohon ini seharusnya tahu, bahwa pohon tersebut masuk di kawasan konservasi.
Sebab pihaknya sudah sering kali melakukan sosialisasi. Selain itu juga sudah ada rambu-rambu larangan yang terpasang di sekitaran lokasi.
"Kalau melihat motifnya kan dia ngambil (menebang pohon) agak kedalam. Jalur tersebut bukan untuk orang asing. Itu jalur untuk pendaki domestik yang berkemah di puncak. Tapi kebetulan ada pendaki yang melihat pohon yang ditebang, dan diunggah ke media sosial," ungkapnya.
Baca juga: Pemerintah dan Ketua PGRI Kabupaten Bangli Mengucapkan Selamat Hari KORPRI ke-51 dan Hari PGRI ke 77
Dalam pemeriksaan tersebut, Budi mengaku pihaknya tidak menemukan adanya masyarakat disekitar lokasi, sehingga minim informasi pelaku dan perlu dilakukan penyelidikan lanjutan.