Berita Jembrana
Derita Warga Jembrana Tinggal 3 Bulan di Tenda Darurat, Hujan Air Masuk, Musim Panas Kepanasan
Hingga kini, Komang Arta masih menunggu janji pemerintah yang akan membantu lewat bantuan bedah rumah.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Sebuah tenda darurat Kementerian Sosial berwarna biru, tampak masih berdiri di lahan kosong milik warga di Banjar Tegal Asih, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Minggu 11 Desember 2022.
Adalah tenda darurat yang ditempati oleh I Komang Arta (67), dan keluarganya sejak tiga bulan yang lalu.
Rumahnya ambruk usai hujan deras saat itu.
Hingga kini, ia masih menunggu janji pemerintah yang akan membantu lewat bantuan bedah rumah.
Sayangnya, selama tiga bulan ini, bantuan tersebut tak kunjung terealisasi.
Baca juga: Pakaian Bekas Layak Pakai Tiba di Tempat Pengungsian, Pengungsi di Jembrana Butuh Pakaian Dalam
Baca juga: 80 KK Terdampak, Pengungsi Bilukpoh Jembrana Butuh Baju Sekolah

Komang Arta menuturkan, sejak rumahnya ambruk pada 11 September 2022 lalu.
Belum ada kepastian bantuan bedah rumah.
Sehingga ia terpaksa tinggal di tenda darurat Kementrian Sosial selama ini.
Namun begitu, di tengah cuaca ekstrem yakni hujan dan panas saat ini, ia dan keluarganya selalu was-was.
Sebab, ketika hujan, air akan masuk ke tenda dan saat panas ia tak bisa berada di dalam tenda karena kepanasan.
"Kalau siang panas sekali, kalau hujan airnya masuk ke tenda," tutur pria 67 tahun tersebut.

Dia mengaku hanya bisa pasrah dan menerima kondisi tersebut.
Sebab, ia dan keluarganya tak tau harus tinggal di mana lagi sejak rumah satu-satunya ambruk tiga bulan lalu.
"Tidak ada tempat lagi, hanya ada tenda ini saja.
Terpaksa dijalani," ucapnya.