Maestro Drama Gong Meninggal
Hari Ini Digelar Prosesi Mendak Lembu Cemeng sebagai Rangkaian Prosesi Pelebon Maestro Drama Gong
Hari ini Selasa 14 Desember 2022 akan digelar poresesi mendak lembu cemeng sebagai rangkaian prosesi pelebon Anak Agung Gde Raka Payadnya
Hari Ini Digelar Prosesi Mendak Lembu Cemeng sebagai Rangkaian Prosesi Pelebon Maestro Drama Gong
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pelebon maestro sekaligus pencetus seni pertunjukan Drama Gong yang masih melekat di hati masyarakat Bali, Anak Agung Gde Raka Payadnya akan digelar pada 17 Desember 2022.
Panitia pelebon sang Maestro Drama Gong yang merupkan menantu mendiang, Anak Agung Gde Bagus Rajantara mengatakan jika rangkai poresesi plebon Anak Agung Gde Raka Payadanya hari ini Rabu 14 Desember 2022 akan digelar poresesi mendak lembu cemeng.
Di mana dalam prosesi mendak lembu cemeng itu akan berisi prosesi parade budaya dari Balai Budaya Gianyar menuju Puri Abianbase yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Parade ini mulai dari tarian dengan kostum seni drama gong hingga diiringi gamelan gong suling.
Kemudian, Gung Raja melanjutkan besoknya tepat pada 15 Desember 2022 akan digelar prosesi penyiraman nyiramin layon (jenazah).
Serta pada tanggal 16 Desember 2022 nyuwung dan 17 Desember 2022 puncak pelebon.
“Saat nyuwung akan dipersembahkan pementasan drama gong pada malam harinya yang diinisiasi oleh rekan-rekan beliau. Tanggal 17 saat prosesi pelebon juga akan diiringi parade seniman drama gong dari Puri Abianbase menuju setra Desa Adat Abianbase. Jaraknya sekitar 500 meter ke selatan,” ungkapnya kepada Tribun Bali.
Baca juga: Penglingsir Puri Carangsari, Putra Pahlawan I Gusti Ngurah Rai Akan di Pelebon Pada 10 Februari 2023
Dalam prosesi nanti, Agung Raja mewakili keluarga puri pun memohon permakluman kepada warga sekitar dan pengguna jalan dalam prosesi tersebut.
Sebab tak dipungkiri akan sedikit mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
“Kepada warga sekitar dan pengguna jalan selama prosesi akan terganggu arus lalu lintas. Kami harap mohon permakluman dan bisa mencari jalur alternatif,” harapnya.
Sejumlah Persembahan Mengalir
Lebih lanjut, Gung Raja menuturkan sejak diumumkannya tanggal pelebon Anak Agung Gde Raka Payadnya sejumlah persembangan pun mengalir ke Puri Abianbase, Gianyar.
Pertunjukan seni ini akan berlangsung di hari dan lokasi yang berbeda.
Mulai dari pertunjukan seni yang akan dipentaskan di Puri Abianbase hingga pawai seni yang akan mengiringi prosesi kremasi mendiang di setra/kuburan adat setempat.
Dalam prosesi pelebon ini, mendiang akan diantarkan menggunakan lembu cemeng yang dibuat khusus oleh Cokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah dari Puri Langon, Ubud.
Selain itu juga terdapat bade tingkat sembilan (tumpang sia).
Gung Raja mengungkapkan jika pihaknya pun tak pernah menyangka akan banyaknya perhatian dari insan seni pada upacara mendiang.
"Bisa saya katakan, kami keluarga sampai tak mengeluarkan biaya apapun untuk persiapan plebon ini, karena banyaknya haturan, dari hal terkecil sampai yang besar sekalipun."
"Tentu kami selaku keluarga mendiang sangat berterima kasih atas segala persembahan yang terus mengalir ke puri," ujar pria yang karib disapa Gung Raja itu, Minggu 11 Desember 2022.
Gung Raja mengungkapkan, haturan tersebut datang dari berbagai pihak.
Mulai dari para seniman Bali, krama banjar se wilayah Desa Abianbase hingga Puri Langon, Ubud.
Lembu Pelebon Diarisiteki Oleh Puri Langon Langsung
Selain itu, Gung Raja pun menuturkan jika lembu yang digunakan dalam mengiringi pelebon mertuanya pun diarsiteki langsung oleh Puri Langon, Ubud, Cokorda Ngura Suyadnya alias Cok Wah.
Seperti diketahui, Puri Langon merupakan bagian dari Puri Agung Ubud.
Baca juga: Jenazah I Gusti Ngurah Alit Yudha di Bawa ke Rumah Duka, Keluarga Cari Hari Baik Upacara Pelebon
Di mana puri ini sangat terkenal, lantaran kerap menjadi objek foto pernikahan. Sementara Cok Wah sendiri merupakan mantan anggota DPRD Gianyar.
Agung Raja mengatakan, mendiang Agung Raka Payadnya dengan Cok Wah tak memiliki ikatan keluarga.
Namun beliau berdua memiliki ikatan emosional yang cukup dalam.

Di mana saat drama gong dalam masa kejayaannya, Cok Wah yang pada masa kecilnya selaku penggemar seni drama gong selalu dipangku oleh mendiang Agung Raka Payadnya dibelakang panggung.
Di mana saat itu, status Agung Raka Payadnya sebagai seniman besar, berkarismatik layaknya artis papan atas saat ini.
Bahkan dulu saat mendiang Agung Raka Payadnya masih aktif di pertunjukan drama gong, setiap hari jaba sisi Puri Abianbase selalu didatangi warga dari segala penjuru Bali hanya untuk melihat aktivitas Agung Raka Payadnya.
Ketika beliau lewat di jalan di manapun, tak jarang ada yang mengejar beliau hanya untuk bertegur sapa.
“Lembu cemeng yang dipakai untuk pelebon nanti, itu dipersembahkan oleh penggemar berat beliau Cok Wah. Anak Agung Gde Raka Payadnya dulunya berperan sebagai raja muda yang merupakan daya tarik pada zamannya, memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Cok Wah. Bahkan jelang berpulangnya beliau, hanya Cok Wah yang masih diingat," ujar Gung Raja.
(*)