Pemilu 2024
AWK Setor Dukungan Tiga Kali Lipat, Akan Berbagi Suara dengan Tiga Calon yang Sevisi
AWK yang mendaftar ke KPU Bali pada Senin (26/12), paling banyak membawa syarat dukungan KTP.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Lima orang telah mendaftar untuk bertarung memperebutkan kursi anggota DPD RI Dapil Bali pada Pemilu 2024 mendatang.
Kelima orang itu: Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik alias Niluh Djelantik, AA Gde Agung, I Komang Merta Jiwa, I Made Kerta Suwirya, dan Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK).
Dari kelima pendaftar tersebut, AWK yang mendaftar ke KPU Bali pada Senin (26/12), paling banyak membawa syarat dukungan KTP.
Baca juga: KPU Gianyar Uji Publik Pemekaran 7 Dapil, 2 Partai Menolak
Dari 2.000 syarat minimal dukungan, AWK menyerahkan sebanyak 6.699 KTP, tiga kali lipat lebih dari minimal dukungan.
AWK datang di KPU Bali mengenakan pakaian adat Bali dengan dominasi warna hitam. Incumbent anggota DPD RI dua periode itu datang sekitar pukul 13.40 Wita didampingi sejumlah stafnya.
AWK menuturkan, pihaknya menyetorkan sebanyak 6.699 dukungan pemilih ke KPU Bali. Dukungan tersebut telah mencakup seluruh kabupaten dan kota di Bali.
Baca juga: Minta Keterangan Dugaan Ijazah Palsu Anggota Dewan Klungkung, Polres Tunggu Respons KPU Pusat
“Kita sudah serahkan jumlah dukungan sebanyak 6.699 dukungan yang tersebar. Walaupun syaratnya 50 persen kabupaten/ kota di Bali, tapi kita merata di seluruh (kabupaten dan kota) Provinsi Bali,” ujar AWK saat sesi konferensi pers.
Hingga Senin 26 Desember 2022, jumlah dukungan tersebut menjadi yang terbanyak dari empat pendaftar Anggota DPD sebelumnya.
Di antaranya Niluh Djelantik menyetorkan 2.888 dukungan, AA Gde Agung menyetorkan 2.500 dukungan, I Komang Merta Jiwa menyetorkan 2.261 dukungan, dan I Made Kerta Suwirya menyetorkan 2.177 dukungan.
Baca juga: Ketua Dewan Peringatkan KPU Klungkung Tidak KKN Dalam Perekrutan PPK
AWK menuturkan, pendaftarannya ke KPU Bali sebagai bakal calon anggota DPD RI Pemilu 2024 guna melanjutkan program kerja yang telah dirancang sebelumnya.
“Astungkara karena dua kali sudah diberikan kesempatan untuk menjadi anggota DPD RI dari Bali, tentu tiang (saya) ingin melanjutkan apa yang diperjuangkan, tentunya untuk Bali yang berdaulat,” ujarnya.
Sejumlah hal yang ingin terus diperjuangkan AWK di antaranya infrastruktur, serta budaya Hindu dan Bali. AWK mengatakan, nantinya akan mengemukakan gagasan bagi suara.
Baca juga: Dugaan Ijazah Palsu Anggota DPRD Klungkung, Penyidik Kantongi Salinan Ijazah Dari KPU RI
“Di sini saya juga mulai berpikir, akan ada pola kerjasama yang baik. Kalau mungkin Pemilu-Pemilu sebelumnya, masing masing calon itu berjuang sendiri-sendiri, tapi saya akan menggagas sebuah gerakan politik, mungkin pertama kali di Indonesia, jadi istilahnya AWK bagi suara,” ujarnya.
Gagasan AWK bagi suara dilakukan guna menjaring bakal calon anggota DPD RI yang memiliki kesamaan visi dan misi.
AWK menilai, seluruh anggota DPD RI dari Bali harus memiliki frekuensi yang sejalan. Perbedaan frekuensi dinilai dapat menimbulkan sejumlah tantangan.
“Mungkin ke depan, saya akan bekerja sama dengan tiga anggota DPD yang lain, yang sevisi. Karena anggota DPD itu harus satu visi. Tidak boleh ada perbedaan-perbedaan yang mencolok sebetulnya."
"Kalau tingkatan frekuensinya terlalu jauh, itu nggak akan sukses. Misalkan tentang Undang-Undang Provinsi Bali, Undang-Undang BPIP, Undang-Undang apapun yang dihasilkan kurang nyambung. Lebih baik saya cari yang nyambung, tiang dukung,” ucap AWK.
Ditanya nama-nama yang dianggap memiliki kesamaan visi, AWK tak menyebutkan secara gamblang.
Namun, ia mengungkapkan orang tersebut harus memahami kebutuhan masyarakat Bali dalam hal adat, budaya, hingga ekonomi.
“Nanti (bocoran nama-nama). Yang pasti memahami kebutuhan masyarakat Bali dalam artian secara adat, budaya, secara ekonomi,” pungkas AWK.
Sekjen Aliansi Bali Shanti Ikut Bertarung
SENIN (26/12) kemarin, KPU Bali kedatangan tiga orang yang mendaftar untuk bertarung berebut kursi anggota DPD RI Pemilu 2024.
Satu di antara mereka adalah I Komang Merta Jiwa yang datang ke KPU Bali didampingi sejumlah pendukungnya.
Pria yang menjabat sebagai Sekjen Aliansi Bali Shanti itu menyerahkan 2.261 KTP dukungan pemilih sebagai syarat pendaftaran.
Kendati menyerahkan 2.261 dukungan, I Komang Merta Jiwa mengatakan, timnya sebenarnya telah mengumpulkan kurang lebih 8.000 KTP sebagai bentuk dukungan pemilih.
“Kita setorkan hari ini 2.261. Lengkap dari 8 kabupaten dan 1 kota di Bali. Jadi jumlah dukungan sebagai syarat dukungan minimal bakal calon DPD RI, sejatinya kami sudah bergerak terus menerus untuk mengumpulkan KTP dukungan."
"Secara jumlah, mungkin hampir 8.000 KTP. Karena sebagai suatu persyaratan yang harus dibawa ke sini itu kan 2.000 ya. Jadi tidak mau over terkait hal itu, biar tidak menyalahi aturan,” ujar I Komang Merta Jiwa.
I Komang Merta Jiwa yang sebelumnya menjadi Sekjen Baladika Bali itu menuturkan, persaingan ketat guna memperebutkan kursi anggota DPD RI tak membuatnya gentar. Kendati merupakan pendatang baru di dunia politik, ia menyebut akan tetap berlaga lantaran memiliki jiwa yang kompetitif.
“Kebetulan kami adalah petarung ya. Begitu melihat persaingan semakin ketat, itu semakin menarik. Karena di situ kami akan diuji, seberapa tangguh kami sebenarnya. Karena kami jujur, kami pemula. Pemula dan pertama kali menjadi bakal calon DPD RI. Jadi ikuti segala prosedur sesuai dengan tahapan-tahapan yang KPU sampaikan,” ucap I Komang Merta Jiwa.
Pemilik gerai ponsel Bali Barong itu mengatakan, jalur DPD RI dipilih lantaran dianggap lebih dekat dengan kehidupan masyarakat.
Selain itu, DPD RI yang terlepas dari urusan partai politik dinilai dapat mengakomodir kepentingan seluruh elemen masyarakat.
“Secara pribadi saya melihat DPD RI ini pure untuk pengabdian. DPD adalah menyerap aspirasi. Betul-betul ingin menjadi bagian masyarakat."
"DPD RI ini saya ambil karena satu independen, kami calon perorangan sehingga mudah buat kami untuk merangkul, mengajak saudara-saudara kami untuk bergerak bersama dalam menciptakan dalam menumbuhkan rasa kebersamaan sehingga jangan ada ketidakadilan di Bali,” ucap I Komang Merta Jiwa.
Di akhir, I Komang Merta Jiwa menuturkan, pihaknya akan mengakomodir keadilan bagi segenap masyarakat Bali sesuai dengan amanat Sila ke-5 Pancasila.
Pasalnya, ia menganggap masih banyak kesenjangan yang terjadi di masyarakat, khususnya warga yang berada di luar perkotaan. Kesenjangan yang dimaksud di antaranya dari segi ekonomi, intelektualitas, hingga sumber daya manusianya.
“Kami masih banyak melihat terjadinya kesenjangan-kesenjangan masyarakat kami khsusnya di Bali, terutama di daerah-daerah. Terjadi suatu kesenjangan baik secara ekonomi, pengetahuan, bahkan dari sumber daya manusianya."
"Itulah yang menggugah kami untuk tampil dan menyampaikan aspirasi. Sehingga yang menjadi tujuan Sila ke-5 dari Pancasila tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu bisa kita kemas dan kawal bersama,” pungkasnya. (*)
Berita lainnya di Pemilu 2024