Berita Bali
BMKG Catat Gempa Bumi Beruntun di Karangasem Capai 120 Kali, Ini Fakta Fenomena dan Mitigasinya!
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mencatat gempa bumi yang terjadi di wilayah Karangasem, dengan rentang 13-20 Desember 2022.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mencatat gempa bumi yang terjadi di wilayah Karangasem, dengan rentang 13-20 Desember 2022 secara beruntun sebanyak 120 kali dan dirasakan 12 kali.
Diawali dengan gempa bumi berkekuatan M 4.7 dan M 4.8, kemudian diikuti oleh gempa bumi berkekuatan M 5.2 dan disusul dengan serangkaian gempa bumi susulan dengan kekuatan yang relatif lebih kecil.
Koordinator Bidang Observasi BBMKG (Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Wilayah III Denpasar, Dwi Hartanto, menjelaskan fenomena itu merupakan suatu hal yang normal.
Baca juga: GEMPA BUMI di Bali Buat Pasien RSUD Karangasem Berhamburan, Simak Beritanya
Baca juga: WASPADA, Ada Potensi Gempa Bumi Susulan, BMKG Imbau Masyarakat Bali Tetap Tenang
"Mengingat gempa bumi utama, didahului dengan gempa bumi pendahuluan dan diikuti dengan serangkaian gempa bumi susulan.
Sebagai tanda adanya pelepasan energi dalam bumi secara bertahap," kata Dwi kepada Tribun Bali, pada Selasa 27 Desember 2022.
Mengacu pada data BMKG, sedikitnya sudah lima kali terjadi gempa bumi merusak di wilayah ini.
Yaitu pada tanggal 18 dan 22 Mei 1963, 17 Desember 1979, 1 Januari 2004.
Dan yang terkini adalah gempa bumi pada 13 Desember 2022, dengan intensitas maksimum IV MMI.
"Berdasarkan episenter gempa bumi, gempa bumi Karangasem merupakan salah satu dari serangkaian gempa bumi merusak yang pernah terjadi di wilayah Karangasem," kata dia.

Pusat gempa bumi tersebut, berada di laut pada kedalaman dangkal, 30 Km dan merupakan gempa bumi tektonik yang disebabkan oleh aktivitas sesar naik busur belakang Flores.
Atau biasa disebut Flores Back-Arc Thrust dengan mekanisme sesar naik (thrust fault).
"Berdasarkan sebaran episenter gempa bumi susulannya, gempa bumi Karangasem ini tidak berdampak pada aktivitas Gunung Agung dan Gunung Batur yang berada di Bali," jelasnya.
Disampaikan Dwi, gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami meskipun episenter gempa buminya berada di laut pada kedalaman yang dangkal dengan mekanisme sesar naik.
"Hal ini dikarenakan tidak adanya deformasi di dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami," ujarnya.
"Tidak terjadi tsunami namun getaran dirasakan cukup kuat di beberapa wilayah, seperti Karangasem, Denpasar, Kuta, Tabanan, hingga sebagian besar wilayah di Pulau Lombok," sambung Dwi.